"Ini aku bawakan susu coklat, susu strawberry, roti sari, martabak kantin, bala-bala.. biskuit... dan masih banyak lagi... ayo makan." Axel meletakkan kresek penuh dengan makanan di atas meja tepat di depan Vin-vin.
"Aku nggak laper Xel..." Vin-vin menggeser makanan yang ada di depannya dan kembali merebahkan kepalanya di atas meja.
"Nggak boleh! istirahat pertama tadi kamu nggak makan apapun gara-gara pingsan. Istirahat ke dua ini kamu harus makan!" Axel melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Vin-vin dengan tajam. Dia terus berdiri di samping Vin-vin, tak mau beranjak sampai Vin-vin mau makan makanan yang di bawanya.
"Iya, iya.. aku minum susu strawberry aja ya," dengan malas-malasan Vin-vin mengambil sekotak susu strawberry dan menyesapnya.
Vin-vin tak napsu makan sama sekali karena terus memikirkan si guru olah raga. Ingin sekali Vin-vin melihatnya lagi. Bahkan kalau boleh memilih, dia ingin di UKS terus jika bisa bersama Pak Ivan.
Setelah melihat Vin-vin meminum susu yang di bawanya, Axel pun berpamitan untuk kembali menuju kelasnya. Tak lupa dia berpesan pada Mutiara untuk menjaga Vin-vin dan menghubunginya jika Vin-vin sakit.
Setelah Axel pergi, Mutiara langsung mencubiti lengan Vin-vin gemas.
"Apaan sih, Mut!" kesal Vin-vin.
"Kamu di kasih perhatian seperti itu sama Axel kok bisa sih nggak meleleh... ya ampuunn.. kalau aku, aku pasti sudah jadi jelly..."
Vin-vin mendesah, "gara-gara Axel, Pak Ivan menganggap kami pacaran! padahal aku udah bilang suka.."
"Apa!!!"
"Sttttt!!!!" Vin-vin langsung membungkam mulut Mutiara.
"Ka.. kamu gila ya Vin? kok berani si bilang suka sama Pak Guru." Teriak Mutiara Lirih.
"Emangnya, kamu juga nggak suka sama Pak Ivan?"
"Suka sih, tapi ya cuma sebatas suka aja, mengidolakannya tapi nggak kepengin juga jadi pacarnya. Gila apa, ketuaan lah!"
"Cuma beda 8 tahun... Kalau aku udah nggak pake seragam putih abu-abu, jalan sama dia juga nggak kelihatan kok." Gumam Vin-vin.
"Kamu benar-benar gila! aku nggak nyangka ternyata kamu itu nekat..."
"Mut, ini pertama kalinya aku merasa tertarik sama cowok, jadi aku harus dapetin dia!" Vin-vin mengepalkan tangannya, membulatkan tekad untuk mendapatkan hati Pak Ivan, guru pujaannya.
"Terus? reaksi Pak Ivan gimana waktu kamu bilang suka?"
"Dia kaget... lalu belum sempat bicara apa-apa, Axel datang panggil 'sayang' pula! Langsung deh Pak Ivan anggep Axel itu pacarku." Vin-vin mendesah.
"Kamu tu ya, banyak cowok yang muda dan ganteng yang naksir, malah suka sama orang tua macam Pak Ivan."
"Nggak tua ah! Mateng," Vin-vin tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan ketampanan guru barunya.
"Aaahh jadi pengen liat dia lagi."
"Serah lu dah..." Mutiara hanya bisa menggelengkan kepala sambil membuka buku pelajarannya.
...***...
"Pak Ivan, bagaimana hari pertama bekerja sebagai guru olah raga?"
Ivan yang sedang membaca buku pendidikan jasmani di meja kerjanya, otomatis mendongak untuk melihat orang yang mengajak dia berbicara.
Ternyata Bu Yosephine, guru matematika yang masih single di usianya yang sudah menginjak 30 tahun.
"Oh, Ibu Yosephine... selamat siang."
"Jangan panggil Ibu lah, panggil saja Pipin." Bu Yosephine mengedipkan sebelah matanya membuat Pak Ivan hampir tersedak karena kaget.
"Oh.. baiklah.. Bu Pipin..."
"Aaahh .. Pak Ivan, Pipin aja jangan pake 'Bu'," pinta Bu Yosephine sambil memukul pelan bahu Ivan.
Ivan hanya tersenyum garing sambil mengangguk, lalu pandangannya kembali fokus ke buku yang dia pegang.
Olah raga adalah pelajaran yang selalu di berikan di pagi hari atau maksimal setelah jam istirahat pertama. Jadi di siang hari biasanya guru olah raga lumayan senggang, dan itu membuat Ivan merasa kurang nyaman karena harus berada di ruang guru dan di dekati guru-guru wanita yang masih single tanpa bisa mengelak karena tak punya alasan apapun untuk pergi.
"Kelas XI IPS 4, jam pelajarannya Pak Waluyo yang sedang ijin. Tadi pagi beliau nitip tugas buat anak-anak, tolong dong ke kelas XI IPS 4 untuk mengumpulkan tugas ini."
"Eh, Bu Ani!" Ivan bangun dari duduknya saat mendengar percakapan Bu Ani dan pak Sanusi.
"Ada apa Pak Ivan?"
"Anu, biar saya saja yang ke kelas XI IPS 4. Saya kan lumayan senggang," Ivan langsung berjalan menuju meja Bu Ani dan meninggalkan Bu Yosephine yang masih tak bergeming di dekatnya.
"Pak Ivan mau di temani? Saya juga senggang," celetuk Bu Yosephine.
"Ehm... nggak perlu Bu, Saya bisa sendiri." Ivan buru-buru mengambil kertas tugas di meja Bu Ani dan bergegas keluar dari ruang guru.
Setelah keluar dari ruang guru, barulah Ivan dapat bernapas lega. Dia sungguh sangat terganggu dengan sikap Bu Yosephine yang menurutnya terlalu berlebihan.
Paling tidak dia bisa melarikan diri selama satu jam di kelas XI IPS 4, mending duduk di dalam kelas dari pada di ruang guru dan terus-menerus di ganggu.
"Kelas IPS 4, oh, ini dia..." Ivan memperhatikan papan nama kelas yang ada di atas pintu kelas lalu masuk.
"Selamat siang anak-anak, hari ini Pak Waluyo tidak bisa hadir dan Beliau menitipkan tugas..." Saat pandangan Ivan menyapu seisi kelas, matanya tiba-tiba saja bertatapan dengan seorang siswi wanita yang tersenyum-senyum sampai giginya kering sambil terus menatapnya.
"Ternyata ini kelas anak itu..." batin Ivan saat melihat Vin-vin tersenyum girang sambil terus menatapnya tanpa berkedip.
"Semuanya kerjakan tugas dan kumpulkan setelah satu jam." Ivan berjalan menuju meja guru yang ada di pojok depan kelas lalu duduk di sana sambil menunggu anak muridnya mengerjakan tugas yang di bawanya.
Semua murid langsung sibuk dengan tugas yang di berikan, kecuali Vin-vin yang belum juga mulai mengerjakan tugasnya. Dia masih asyik menyangga dagunya sambil terus menatap Ivan sambil tersenyum.
Ivan sampai menggelengkan kepalanya kesal.
"Ada apa dengan sekolah ini! nggak gurunya, nggak muridnya, semuanya aneh!" kesalnya dalam hati.
Karena Vin-vin tak juga mengerjakan tugasnya dan tatapannya membuat Ivan kesal, Ivan pun berjalan menuju meja Vin-vin dan mengetuknya beberapa kali.
"Vincia! kapan kamu mulai mengerjakan tugasmu! jangan melamun terus!" Ucapnya Lirih sambil menatap Vin-vin.
"Sebentar lagi pak..." jawab Vin-vin sambil terus tersenyum nggak jelas.
Ivan pun balas menatap matanya, membuat Vin-vin mati kutu dan tertunduk.
Ivan menundukkan badannya dan berbisik di dekat telinga Vin-vin.
"Kamu tau yang paling tidak aku suka itu adalah cewek bodoh. Jangan jadi salah satu di antaranya kalau kamu benar-benar suka dengan ku!" bisiknya lalu dia pun berjalan kembali ke meja guru yang ada di depan.
Dan ancamannya berhasil, Vin-vin langsung sibuk mengerjakan tugasnya. Ivan pun tersenyum puas sambil memperhatikan Vin-vin.
"Ternyata penurut juga dia, lucu..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Machan
gue suka gaya lu. guru olahraga selalu menggoda🤣🤣
2021-11-23
2
Triple R
lucu nya
2021-10-10
0
ɾιɳι🖤
bisikan maut pak guru olahraga 🤣🤣🤣
2021-09-29
0