"Jika dipikir-pikir sama juga dengan Hisao yang mendukung Roppongi." Aku tertawa menanggapi Tuan Tan sekarang.
"Benar sekali. Itu juga bentuk dukungan seni..." Tapi aku tetap merasa 10 juta Yen tetap berlebihan jika dilakukan dalam satu malam. Dasar anak orang kaya, mereka mungkin menganggap uang 10 juta hanya mainan.
"Kau selalu berinisiatif mengajakku makan malam, kadang aku merasa kau terlalu ramah."
"Saya hanya suka mendengarkan pembicaraan orang yang lebih punya banyak pengalaman."
"Kau tak punya pengemar seumurmu, bukankah lebih mudah bicara dengan yang seumur."
"Tidak, karena saya lebih terbiasa dengan pembicaraan klien yang lebih dewasa. Penggemar...mungkin ada beberapa, tapi aku dilarang pacaran oleh Bibi dan peraturan Okiya."
"Dilarang pacaran, ... alasan yang selalu kau pakai itu alasanmu untuk menolak ajakan kencan dari seseorang bukan." Aku tersenyum kecil.
"Anda pintar..." Aku meringis lebar dan dia tertawa.
Bertepatan dengan pelayan yang membawa pesanan kami. Dan pembicaraan yang lebih umum mengalir kemudian.
"Aku harus ke Bandara pagi-pagi sekali besok, mungkin aku tak bisa lama-lama bicara padamu malam ini.." Dia memanggil pelayan dan membereskan pembayaran kami. Aku akan segera berpisah dengannya sekarang.
"Ohh baiklah." Waktu dengan cepat berlalu. Hanya hari ini aku bisa melihatnya. Andaikan dia tinggal disini lebih lama lagi.
Kami keluar dari restoran dan menyusuri jalanan Kyoto kemudian, menyusuri udara musim gugur jalanan boulevard.
"Baik-baiklah. Jaga dirimu Setsuko-san..." Dia mengucapkan salam perpisahan untukku.
"Tuan Tan..." Aku ingin memastikan sesuatu.
"Iya..." Dia melihat ke arahku.
"Jika nanti tahun baru aku ke Hongkong, aku benar-benar akan berkunjung ke tempatmu, apa kau keberatan?" Seharusnya dia tahu apa maksudku dalam kalimat itu. Dia diam sebentar sebelum menjawabku.
"Setsuko-san, tahun baru masih tiga bulan lagi. Aku tidak pasti dimana aku berada saat itu. Aku bukan orang yang bekerja di satu tempat secara continue selama bulanan. Hongkong akan meriah selama tahun baru, kau akan menikmati kunjunganmu ke Hongkong jikapun aku tak ada disana. Jadi mungkin aku tak bisa menjanjikanmu apapun...." Dia bicara dengan tenang, dan aku tahu perkataannya itu adalah cara dia menolak usahaku menemuinya di tempat pribadinya.
Aku patah hati.
Dia menganggapku tak sepadan dengannya. Setelah ini aku akan menangis sepuasnya dikamarku karena ditolak orang yang aku sukai. Tapi jika dipikir-pikir kesempatanku memang kecil. Kurasa dia hanya mencegahku jatuh lebih dalam ke dalam perasaan bodohku ini.
"Terima kasih atas makan malamnya hari ini, kalau begitu hati-hati di jalan, jaga diri Anda..." Aku hanya bisa menyembunyikan kekecewaanku kemudian, dia tersenyum mendengar kata-kataku.
"Kau akan menemukan teman disana. Jaga dirimu juga, jika kau ingin bantuan apapun jangan sungkan menelepon. Anggap saja aku adalah Pamanmu..."
Paman... Dia memang menganggap aku memang terlalu muda untuknya. Kami hanya berbeda enam belas tahun tak bisakah aku memanggilnya Kakak.
"Terima kasih atas makan malamnya." Aku membungkuk padanya lalu berbalik berjalan kembali sendiri kembali ke Gion.
Udara musim gugur yang dingin.
Aku berdiri, menghadap ke belakang lagi, menatap siluetnya yang telah menghilang di boulevard Shimogyo. Beberapa daun momiji yang berjatuhan menyentuh kakiku dan terhembus hilang oleh angin dingin kemudian.
Aku benci musim gugur, aku benci harus patah hati di antara warna musim gugur yang tua ini. Keberuntunganku tak pernah bagus di musim gugur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 372 Episodes
Comments
Dede Dahlia
koko memang suka to the point kalau ga suka di katakan langsung tapi dengan cara halus.
2023-03-01
0
Aurora
Jgn nyodorin diri lagi Setsuko, malu🤭🙈😱
2022-09-19
0
..
sabar... setsuko . sabar🤗🤗
2022-04-30
0