Sebuah ungkapan mengatakan,
...Akan ada pelangi selepas hujan...
...*Tapi bukankah ...
...pelangi tak selalu hadir ...
...di setiap selepas hujan*?...
Mobil silver yang shanum tumpangi berhenti di depan rumah bernuansa warna putih, terlihat teduh dan menenangkan. Rumah yang menjadi saksi bisu kehidupannya sedari dalam kandungan hingga kini beranjak dewasa.
Dengan antusias, Shanum menurunkan kopernya lalu membayar ongkos kendaraan online yang dipesannya melalui aplikasi.
Cukup lama dia terpaku di depan rumah itu, yang baginya tetap sama seperti tiga bulan yang lalu. Sedangkan dirinya tak lagi sama. Sekeras apapun usahanya untuk melupakan masa-masa kelamnya kemarin tetap saja selalu terlintas di alam bawah sadar.
Hampir setengah jam lamanya dia terpaku di sana, sampai ada suara anak kecil yang menyadarkan dari lamunannya.
"Kak Anum puyang, Ma."
"Kak Anum puyang."
Teriakan anak itu setelah memperhatikan seseorang yang berdiri di depan rumahnya yang ternyata adalah kaka kesayangannya. Dengan berlari dia menghampiri Shanum dan langsung memeluknya.
Shanum tersenyum melihat tingkahlaku adik satu-satunya itu, lalu mengacak-acak rambutnya dengan gemas. Kebiasaan inilah yang adiknya rindukan.
"Ka anum ayo masuk, jangan bengong nanti kesulupan loh."
"Eh, anak kecil tahu darimana itu kesurupan."
"Zia dengar dari mama, waktu ngobol sama tante Sakila," jawabnya sekenanya.
"Hahahaha.. anak kecil enggak boleh nguping obrolan orangtua tahu, pamali."
"Iya deh iya, nanti Zia gak-gak lagi deh," ucapnya dengan jari kelingkingnya dia acungkan.
...~~~...
"Ma ...." Shanum menyapa ibunya lalu mengambil punggung tangannya untuk dicium.
"Naik apa barusan, Kak?"
"Shanum naik kendaraan online, Ma."
"Oh ...."
"Ya sudah kamu bersih-bersih badan dulu sana, terus bantu mama bikin pisang goreng, ayah kamu mau pulang sebentar lagi."
"Iya, Ma ...," jawabnya singkat.
...~~~...
Makan Malam
Hari ini ibu Shanum memasak makanan kesukaan Shanum, rendang daging sapi. Betapa gembiranya Shanum. Rasa rindu akan kehangatan keluarga yang Ia rasakan, tidak bisa ditutupi. Baginya bagaimanpun orangtuanya, tetap mereka adalah cinta dan kehidupan pertama untuknya.
"Ayo makan Nak," ucap Ayah yang melihat Shanum melamun.
"Iya Ayah, aku kangen sekali sama masakan mama."
"Ya sudah, makan sana. Kalau dilihatin terus, gak bikin kenyang," ibunya shanum ikut bicara.
Shanum makan dengan lahapnya, selain dia rindu masakan mamanya, selama tiga bulan kemarin dia jarang sekali makan. Sekalinya makan dengan menu seadanya atau ada undangan makan bersama dari Clara.
Sudah satu piring nasi habis, Shanum tanpa malu-malu dia mengambil nasi lagi. Lagi dan lagi. Orangtuanya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkahlaku anaknya tersebut.
Sedangkan di sudut sana...
"Aaaahhh, awas kamu Shanum, kamu pikir kamu bisa lari dari saya, hah?"
"Sialan kamu Shanum, ke lubang semutpun aku akan mencari kamu," teriak seseorang yang tak lain teriakan Clara.
Kamar yang awalnya rapi dan tertata, kini menjadi tak beraturan. Clara melempar setiap benda yang ada dihadapannya. Vas bunga, kotak make-up, cermin, laptop, handphone semua tak luput jadi pelampiasannya. Dia terus berteriak melampiaskan amarahnya setelah tahu mainannya yang cantik itu tidak dia temukan di kamarnya.
Tidak ada satupun yang mengetahui apa yang wanita ini lakukan di kamarnya, karena memang kamar itu didesain khusus untuk kedap suara.
"Hahaha.. kamu lupa Shanum, meskipun nomor kamu nggak bisa dihubungi, rumah kamu aku tidak tahu, tapi alamat sekolah kamu bisa dengan mudah aku temukan," ucap Clara dengan senyuman yang menakutkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
dasar sakit jiwa
2022-02-17
0
auliasiamatir
benar benar gila di Clara
2022-01-14
0
ARSY ALFAZZA
next jejak ❤️
2021-12-21
0