at 06.00 a.m.
Sabtu Pagi
Tok-tok-tok
"Dek Shanum..." panggil Clara.
Shanum yang baru saja keluar dari kamari mandi langsung panik sampai lupa kalau dia hanya berbalutkan handuk yang tingginya cuman sepaha.
Krek! Pintu kamar dia buka. Pandangan wanita di depannya berubah pucat, sesekali mencuri pandang pada belahan aset berharga Shanum tanpa gadis itu sadari.
"Ya, Kak ada apa?" tanya Shanum pada Clara.
"Itu aku bikin nasi goreng terus kebanyakan, kamu ikut sarapan ya. Ada Yogi, Hana, juga Ben di bawah. Sayang saja kalau nanti kebuang. Lagi pula kemarin kamu nggak sempat sarapan kan?" tanya Clara.
Shanum menggelengkan kepala dan menjawab sangat singkat. "Iya, Kak."
"Nggak boleh gitu cantik, nanti kalau kamu pingsan menyusahkan banyak orang tahu!" ucap Clara panjang lebar tapi diakhiri dengan nada bercanda.
"Hehehe iya Kak, aku pakai baju dulu terus nanti ke ruang makan ikut bergabung dengan Kak Clara dan yang lainnya ya," sahut Shanum pada Clara. "Terimakasih sebelumnya ya Kak," ucap Shanum.
Tidak ada jawaban, yang terlihat hanya anggukan pelan dari kepala Clara, sambil berlalu menuruni tangga.
Hari ini hari Sabtu, katanya hari bebas bergaya di Butik. Yang mana biasanya dari hari Senin sampai Jumat harus memakai seragam yang berwarna monokrom. Namun, hari ini semua karyawan termasuk anak PKL alias anak magang diperbolehkan memakai pakaian bebas tapi tetap harus modis.
Shanum bolak balik di depan cermin sambil mencoba pakaiannya satu per satu. Akhirnya pilihannya jatuh pada dress merah maroon dengan cutting rendah di bagian dada yang sedikit menonjolkan aset indahnya. Rambut ikalnya dia sanggul ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya dengan jelas. Seolah menggoda para 'buaya darat' untuk menggigitnya.
Dia memang senang menjadi pusat perhatian, meskipun Abna sering menyatakan keberatannya kalau kekasihnya ini mengenakan baju yang terbuka. Bagi Abna bentuk sayangnya dia adalah dengan menjaga kekasihnya dari pandangan mesum laki-laki yang memandanginya.
"Hai semua, maaf aku telat," sapa Shanum sambil mengambil tempat duduk di sebelah Yogi. Anehnya Yogi tidak sedikit pun melirik atau pun menjawab sapaannya.
"Kamu makanlah yang banyak, karena akan banyak kerjaan di Butik hari ini yang harus kamu selesaikan," ucap Clara lembut. Bagi Shanum, dia merasa menemukan sosok seorang kakak di dalam diri Clara.
Shanum sebetulnya memiliki kakak perempuan. Tapi setelah pertengkaran hebat antara kakak dengan mamanya lima tahun yang lalu, kakaknya beserta suaminya tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah yang baginya bak neraka.
"Kak, pulanglah...," lirih Shanum dalam hati. Kepingan dari cerita 5 tahun yang lalu datang begitu saja. Menambah deretan panjang kisah suram dalam hidupnya.
"Enak banget Kak nasi gorengnya." Suara Shanum memecah hening ruangan itu dengan tiba-tiba.
"Uhuk, uhuk, uhuk." Terdengar suara berasal dari laki-laki di sampingnya.
"Kak Yogi, kenapa lu Kak? Ini minum air hangatnya!" titah Shanum sambil menyodorkan segelas air untuk dia minum.
"Kenapa, kenapa. Gara-gara lu nih, yang tiba-tiba ngomong. Alhasil gue tersedak karena kaget," jawab Yogi dengan ketus.
"Iya, iya gue minta maaf Kak. Sini gue pijit tengkuk lu biar nasi yang bikin tersedak, keluar lagi," tawar Shanum pada Yogi.
Tidak tahu apa yang dipikirkan lelaki itu, dia menatap gadis di depannya tanpa berkedip. Hingga pada momen, sepasang mata mereka saling bertemu dan bersitatap. Yogi menatap Shanum begitu lekat dan dalam.
"Ehm...!" Suara dehaman dari Clara akhirnya membuyarkan lamunan mereka. Terlihat ada kecanggungan tercipta pada akhirnya.
"Mau terus tatap-tatapan atau mau nerusin sarapannya?" tegur Clara ketus pada pasangan muda-mudi.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Watik Yd
waduh, pandangan pertama
2022-04-18
0
buk e irul
hhhhhh
2022-03-17
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
WEhhhh.. ada apa nih??? jgn2 Yogi malingnya😢😢
2022-02-16
0