at 06.00 a.m.
Tok-tok-tok (Suara pintu diketuk)
"Dek Shanum ini sudah siang, nanti kamu kesiangan ke Butik." Terdengar teriakan Clara dari luar kamar memanggil namanya. Dengan segera, Shanum beranjak dari tidurnya lalu membuka pintur kamar.
"Ah, Kak. Terimakasih sudah membangunkanku," ucap Shanum sambil menggosok matanya yang sepet.
"Sama-sama, Dek. Saya cuman gak mau dihari pertama kamu mendapat respon negatif dari rekan-rekan aku," katanya ramah sambil berlalu meninggalkan Shanum yang masih setengah nyawa.
"Dengan kemeja putih ketat yang tidak tahu apakah kekecilan atau dadaku yang sebetulnya kebesaran. Dilengkapi rok hitam selutut, sepatu hitam bertumit 5 cm, rambut diikat ekor kuda, bibir dipoles liptin berwarna merah muda, tidak lupa semprot sana semprot sini parfum pemberian Abna. Kepercayaan diriku naik 100%. Ntahlah terkadang merasa ada yang aneh dengan diriku yang terlalu mengagumi tubuh sendiri."
Klek!!! Shanum menutup pintu kamarnya dari luar.
"Kalau sepi begini serem juga ini rumah," pikirnya dalam hati sambil menuruni satu persatu anak tangga.
...~~~...
at 08.00 a.m.
Butik Candra Kirana
"Perhatian semuanya, kita briefing seperti biasa sebelum memulai melakukan aktifitas. Sekalian saya mau mengenalkan anak PKL atau anak magang yang baru. Dia namanya Shanum Melodia dari SMK Negeri 45. Nantinya dia akan membantu di bagian desain karena cuman bagian itu yang masih kosong," ujar Clara pada anak buahnya.
"Wow desain," pekik Shanum dalam hati. Karena desain kebetulan bagian favoritnya. Dia lebih tertarik membuat desain baju dari pada menjahit baju itu sendiri.
"Aku Shanum Kak, salam kenal," sapanya sambil mengulurkan tangan pada pimpinan karyawan di bagian desain. Sayangnya dia tidak mendapat balasan uluran tangan.
"Marissa," ucap seseorang singkat.
"Jangan sok asik dengan aku ya..." ucap Marissa sinis sambil meraih kertas putih di dalam loker.
"Coba bikin desain gaun modern yang simple, aku mau tahu kemampuanmu! Aku beri waktu kamu 15 menit di mulai dari sekarang," titah Marissa kepada Shanum.
Tanpa pikir panjang Shanum langsung mengambil kertas putih dan pensil yang disodorkan Marissa kepadanya. Dengan kemampuan yang dia miliki, dia membuat desain gaun yang indah, tidak lupa memoleskan pensil warna yang dia bawa di dalam tasnya.
15 menit kemudian
"Kak Marissa ini desain gaunnya," ujar Shanum sambil menyodorkan hasil gambar.
"Ya, lumayan lah buat ukuran anak SMK," jawab Marissa dengan nada sinis.
Tapi Shanum tidak mau ambil pusing. Dia membalas perkataan Marissa dengan senyuman manisnya. Karena yang dia harapkan nanti mendapatkan nilai yang memuaskan dari pengawasnya.
...~~~...
at 05.00 pm
Pegal dan letih rasanya hari ini, itu yang Shanum rasakan. Apalagi Marissa seperti sengaja mengerjainya dengan memintanya membereskan dan membersihkan ruangannya terlebih dahulu, sementara anak magang yang lain jam 4 sore sudah boleh pulang. Ya walaupun ruangannya tidak begitu luas, tapi tetap saja menguras sisa-sisa tenaganya. Karena Shanum ingat betul dari pagi dia belum makan sekali pun.
Dengan lunglai, Shanum membuka pintu pagar kosannya. Pintu rumah nampak terbuka dan terdengar samar-samar suara gitar. Tanpa peduli siapa yang memainkannya, dengan langkah yang gontai dia berjalan lurus ke arah tangga.
"Hey, lu nyelonong aja kaya ayam!" Seseorang menegurnya.
" Ya, maksudmu aku?" Shanum balik bertanya dengan telunjuk di depan hidung.
"Iyalah, siapa lagi di sini yang nyelonong masuk kaya ayam, kalau bukan lu!" jawab seseorang tersebut geram.
Dengan kepala yang sebetulnya tidak terasa gatal, Shanum menggaruknya sambil cengengesan. "Hehehe...."
"Maafkan aku Kak, aku gak liat ada orang di situ," jawab Shanum santai dengan telunjuk yang ia acungkan ke depan sambil melempar senyuman menggemaskan.
"Ah, sial! Cewek ini bisa-bisanya bikin aku terpikat meskipun baru pertama ketemu," ucap seseorang itu di dalam hati.
Krucuk, krucuk, krucuk... (Suara perut Shanum berbunyi)
Suara perut yang lapar lolos begitu saja dan terdengar amat menggelikan. Dan seketika laki-laki yang dia tidak tahu siapa namanya, tertawa terbahak-bahak. Dengan muka merah dan bibir cemberut, dia menatap laki-laki itu dengan pandangan sebal.
"Sorry, sorry. Habisan lucu sih kamu," ucapnya dengan menahan tawanya. "Kamu lapar ya? Ini aku punya pizza satu box lagi. "Ambilah," tawar seseorang dengan tangan kanan menyodorkan sekotak pizza.
"Kenalin aku, eh maksudnya gue. Kenalin, gue Yogi. Gue anak kost di sini dan paling senior!" ujar Yogi dengan bangga.
"Gue Shanum. Terimakasih banyak Pizzanya Kak," ucap Shanum sambil memperlihatkan box pizza yang dia pegang. "Gue naik dulu ya, lengket banget nih badan. Nanti malam gue temenin lo maen gitar deh di bawah sebagai ucapan terimakasih," ucap Shanum lagi.
"Gue tunggu, Shanum!" balas Yogi dengan senyuman yang dia sendiri tidak tahu apa artinya. Yang jelas ada perasaan aneh di hatinya saat ini. Tapi masih terlalu jauh kalau harus disebut cinta.
...Ya mungkin berawal dari kekaguman yang berakhir dengan rasa ingin memiliki....
*cc gambar dari google
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Watik Yd
naksir shanum tu yogi
2022-04-18
0
buk e irul
auw auw ngincer ini keknya 🤣🤣🌹🌹🌹🌹 buat author e
2022-03-17
1
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
wew.. wew.. ada apaan dg Yogi???
hadeeeuuuhhhh... pikiran dh kmana2 ajh😅😅
2022-02-16
1