Di sepanjang jalan, Shanum hanya terdiam. Tak ada lagi Shanum yang bawel seperti biasanya.
Dia mencoba untuk menetralisir perasaannya dengan menyibukan pandangannya melihat suasana kota di pagi hari. Menikmati jalanan yang sudah mulai macet lalu diramaikan para musisi jalanan. Sesekali dia ikut bernyanyi dan itu berhasil membuat mood-nya naik seketika.
Akhirnya senyum simpul tercetak dari bibirnya. Dari balik kaca spion motor, Yogi menikmati pemandangan yang jarang dia lihat. "Cantik," batinnya.
...~~~...
Yogi memarkirkan motornya di sebuah Kedai yang tidak begitu luas tapi cozy. Terlihat di sana muda-mudi yang sekedar ngopi, menumpang Wifi gratisan atau memang sengaja memanjakan perut mereka.
"Mau apa kita ke sini, Kak?"
"Gue tahu Lu belum sarapan kan? Sana pesen makanan minta dibungkus buat makan siang."
"Belum sih Kak, tapi..."
"Tenang, gue yang bayar deh. Lu pilih tuh di menu makanannya mau pesen apa."
"Seriusan Kak? Yeayyyy, terimakasih ya." Jawabnya girang sambil jingkrak-jingkrak.
"Hm...," jawab Yogi singkat.
Senyum sumringah tersungging dari bibir Shanum begitu saja, dengan mata berbinar-binar sebagai ekspresi perasaannya saat ini.
Yogi yang melihat gadis didepannya tersenyum pun, ikut tersenyum.
..."Senyuman mu bak candu, sekali aku lihat, beribu magnet menghampiri. Membuat mataku selalu tertuju dan terpaku pada keindahan ciptaan-Nya yang satu ini."...
...~~~...
Butik Chandra Kirana
At 08.00 a.m.
Pikiran Shanum kembali menglanglangbuana, dengan terpaan angin, godaan langit biru, khayalannya mengangkasa. Tanpa terasa dia sudah tiba di tempat magangnya.
"Sekali lagi terimakasih ya Kak," ucap Shanum diikuti senyum simpulnya
"Gue bosen denger Lu bilang terimakasih melulu."
"Hahahha, ya sudah deh gue masuk ya Kak, Lu hati-hati di jalan."
"Eh, tunggu," jawab Yogi sambil menarik pergelangan tangan Shanum.
"Ya?"
"Gue minggu ini mau balik dulu, Lu jaga diri baik-baik ya." Ucapnya dengan menatap dalam ke bola mata Shanum.
"Hahaaa, apaan sih Kak? Lebay tahu," ucap Shanum dengan menjulurkan lidahnya.
"Em.. nanti kalo Lu udah balik, gue traktir serabi imut kesukaan lu deh."
"Sok iyey lu," ucap Yogi sambil mengacak-ngacak rambut Shanum.
"Ish, Kak," Shanum menggerutu dengan wajah cemberut.
"Haha, gue berangkat ya. Bye."
"Bye..."
...~~~...
Ruang Desain
"Pagi Kak Marissa," sapa Shanum pada salahsatu pengawas magangnya.
"Pagi." Balasnya singkat.
"Itu kerjaan kamu sudah saya simpan di atas meja, besok siang harus sudah selesai."
Shanum langsung menoleh ke arah meja yang dimaksud.
"Ada berapa desain yang harus aku selesaikan Kak?"
"10," jawab Marissa singkat.
"Hah, 10?" Shanum menggaruk kepalanya.
"Iya, Kamu mau protes?"
"Em.. enggak Kak."
"Ya sudah cepat sana kerjakan sekarang juga," perintahnya dengan suara sedikit keras.
"Baik, Kak." Jawab Shanum pelan.
Dia langsung berjalan ke arah meja kerjanya dan meraih tumpukan kertas yang isinya permintaan desain dari para pelanggan.
Empat Jam berlalu dan dia baru menyelesaikan satu desain gaunnya.
"Huft, susah banget gue dapat Ilham kalau lagi mumet, bisa-bisa gue lembur kalau kaya gini caranya," keluhnya dengan nada berbisik.
Dia hampir saja melewatkan makan siangnya. Untungnya Yogi mengirimi dia chat, mengingatkan Shanum untuk menyantap makan siangnya.
..."Ah, thanks God, untuk rezeki-Mu hari ini."...
...~~~...
at 04.00 pm
"Huft, pegel... mana baru empat desain yang beres lagi," keluhnya sambil merentangkan kedua lengannya.
Shanum sudah meminta izin Marissa untuk membawa pekerjaannya ke rumah, tapi dia tidak mengizinkannya, mau tidak mau, Shanum harus lembur hari ini, sendirian.
Satu persatu karyawan meninggalkan Butik. Yang tersisa tinggal Shanum, Marissa dan Clara. Clara mendekati Marissa dan mengajaknya pulang bersama. Clara mengedipkan mata ke arah Shanum. Shanum hanya tertunduk melihat tingkah Clara.
Shanum langsung kembali memfokuskan dirinya pada pekerjaannya, dia jelas tidak mau kalau harus bermalam di Butik sendirian.
Satu-persatu dia selesaikan desainnya. Tidak terasa hari sudah gelap, tapi dia tidak bergeming dari tempat duduknya. Tiba-tiba ada suara dari pintu gerbang Butiknya. Shanum terbelalak. Dia pikir ada maling yang masuk, ternyata..
"Kak Marissa," panggilnya setengah teriak.
"Iya ini saya, Shanum"." Marissa menjawab dengan nada ramah, tidak seperti biasanya yang selalu ketus, galak.
"Sorry ya saya ngasih kerjaan kamu banyak banget, saya sengaja. Karena ada yang mau saya sampaikan sama kamu."
"Sini duduk." Titahnya sambil menepuk bagian sofa yang kosong.
Shanum menghampiri Marissa lalu duduk di sampingnya.
"Saya baru tahu kalau kamu tinggal di tempatnya Clara," ucapnya lirih.
"Kamu harus hati-hati sama dia. Dia..."
Sebelum Marissa meneruskan peringatannya, Shanum sudah lebih dulu memotong perkataannya.
"Sudah terlambat, Kak," gumamnya lirih dengan suara bergetar.
"Ya?" Tanyanya dengan mata membulat.
"Kak Clara sudah melakukan hal yang enggak wajar, dia..."
Tidak kuat Shanum meneruskan perkataannya lagi, dia langsung terisak. Marissa yang seolah paham dengan situasinya menatap Shanum dengan tatapan penuh iba. Dia memeluk Shanum dan menepuk punggungnya.
"Maafkan Kakak ya, kakak telat memperingatkan kamu."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
tuluskah Marissa
2022-02-17
0
auliasiamatir
sesuai dugaan ku.
2022-01-01
0
💋ꪜꫝ𝓲ꍏ_ᵛʰⁱⁱ💋༆𝕷𝕶༄ˡᵒᵛᵉʳ༆🥀
yah .... jeruk makan jeruk dnk s clara ..parah ini mah cla
2021-12-29
0