Hari ini cuaca begitu panas, dengan punggung tangannya Shanum mengeringkan keringat yang membasahi pelipisnya. Setiap hari dia harus berjalan kaki, sedangkan jarak dari jalan raya ke rumahnya itu cukup jauh. Bekal dari ibunya tidak cukup untuk dia naik ojek ataupun becak. Tapi dia tidak pernah mengeluh, karena baginya sudah bisa sekolah di tempat yang dia inginkan, merupakan kebahagiaan tersendiri.
Siulan demi siulan menemani langkahnya dari bibir laki-laki yang dia lewati atau yang sekedar berpapasan. Ada rasa risih, terkadang ada perasaan bangga juga. Meskipun pernah satu waktu yang buat dia sedikit shock, ketika dia melewati gang kecil, bokongnya diremas oleh laki-laki yang tidak dia kenal. Sedih, malu, kesal bersatu padu. Itu gara-gara rok sekolah yang dia pakai sudah kesempitan, yang membuat bokong indahnya nampak tercetak begitu sempurna.
"Sialan, gara-gara rok sudah kesempitan, gue jadi korban cowok mesum tadi," umpat Shanum dalam hati.
Ya dia cuman bisa mengumpat sambil berlalu pergi dengan jalan tergesa-gesa. Dia sudah beberapa kali meminta ibunya untuk membelikan rok sekolah yang baru, tapi ibunya masa bodoh.
"Ma, Shanum pulang...," Dengan lemas dia langsung menuju kamar dan membantingkan tubuhnya ke atas kasur. Kamar adalah tempat favoritnya di rumah, baginya tidak ada bagian rumah yang begitu nyaman selain kamarnya. Tapi kali ini dia harus menemui sang ibu, membicarakan mengenai program magang di sekolahnya.
Dengan ragu-ragu Shanum menyapa ibunya lalu duduk di depan sang Ibu. "Ma ...."
"Ada apa Kak? kalau gerak-gerik Kakak aneh kaya begini, pasti lagi ingin sesuatu," jawab Emily tanpa menoleh sedikitpun.
"Awal bulan, Kakak sudah mulai magang Ma. Dan mendapat kesempatan magang di salah satu Butik daerah Setiabudi," ucap Shanum pelan sambil menunggu respon ibunya seperti apa.
"Hah, Setiabudi? Itukan jauh, Shanum. Kenapa kamu gak meminta pihak sekolah mencarikan tempat yang lebih dekat? Makanya punya mulut itu dipakai, bukan cuman iya-iya saja, manut-manut. Percuma kamu jadi ketua OSIS kalau soal beginian saja kamu gak bisa protes!" geram Emily sambil berdiri dan meninggalkan Shanum sendiri.
Shanum hanya bisa menunduk, karena dia sudah tahu bagaimana respon ibunya. Tidak pernah ada kehangatan yang dia dapatkan dari ibu kandungnya seperti teman-temannya.
Dengan wajah ditekuk, dia kembali ke kamarnya. Ya ke kamarnya, karena perutnya yang lapar pun tiba-tiba terasa kenyang.
"Huh...," Hanya hembusan napas yang terdengar dari mulut gadis itu, terselip oleh suara deritan pintu kamarnya. Dan tak lama setelahnya, suara handphone berdering. Dengan mata yang berbinar, dia menerima telepon dari seseorang.
"Sayang... aku kangen," ucap Shanum manja.
"Aku juga kangen kamu sayang, dua minggu lagi hari ulang tahun kita. Ketemuan yuk sambil melepas rindu!" jawab lelaki itu dengan penuh semangat.
Ya laki-laki yang menjadi cinta dan kekasih pertamanya, Abna. Dia dan Shanum hanya bertaut umur satu tahun. Dua-duanya masih sama-sama duduk di bangku kelas 3, hanya saja berbeda sekolah. Shanum di SMK (Pariwisata) Negeri dan Abna disalah satu STM Negeri di kotanya.
"Dua hari lagi aku sudah magang, Na. Kita bakalan lebih susah ketemu nantinya," jawab Shanum dengan suara lirih.
"Ya gak apa-apa, cuman tiga bulan kan Shan? Nanti aku akan mengunjungi kamu ke tempat magang, biar kamunya nggak kesepian," sahut Abna membuat kekasihnya merasa senang.
"Benarkah?" tanya Shanum antusias.
"Iya," jawab Abna singkat.
"Janji?" tanya Shanum kembali.
"Janji," balas Abna.
Dan perkataan janji dari kekasihnya menutup perbincangan mereka di telepon. Baginya Abna Ibrahim sosok yang bisa membuatnya tertawa lepas. Melupakan sejenak, cerita hidup yang baginya terasa menyedihkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Wahyu Patuman
kaya nya dia ibu tiri nya ... galak amattt
2022-05-28
0
Watik Yd
semoga Anna cwok baik
2022-04-17
1
🎧Reo Ruari Onsiwasi
kasihan jadi korban
2022-02-18
1