belanja

mereka sudah sampai di sebuah toko baju terkenal.

Ikbal merasakan sesuatu yang begitu menusuk, dia menyadari Daru tengah menatapnya dengan penuh semangat. Ikbal menyadari satu hal bahwa Daru tertarik terhadap seorang wanita. waw!! ini berita besar, lelaki yang selama ini bagaikan gunung es perlahan mencair hanya karena seorang wanita dan itu wanita yang umur nya lebih tua.

"namanya sama kaya tetangga urang, tapi gak yakin juga sama orangnya" jelas Ikbal

tatapan Daru kembali meredup, dia kembali melihat ke jalan dan tidak peduli apapun yang di katakan Ikbal.

"tapi yang di tetangga urang punya Abang yang serem, kaya monster gtu. gede badannya, sangar lagi. gak tau sih gimana mukanya soalnya urang liatnya dari jauh. liat belakangnya aja nyali urang udah ciut apalagi liat mukanya, pipis kali urang di celana" Ikbal melanjutkan tapi Daru tidak peduli. perhatiannya tertuju kepada baju yang tengah dia pilih.

waktu bergulir, Ikbal memilih diam dan fokus mencari baju yang dia sukai. Ikbal tidak ingin menyia-nyiakan waktu karena semua baju yang dia beli di bayar oleh Daru. dia memilih 5 pasang baju dan celana, termasuk yang dia pakai. Ikbal tidak sanggup menjumlah semua harga baju itu. dia mengecek satu kaos oblong saja harganya 500 ribu, mungkin seluruh harga baju yang di inginkan Ikbal lebih dari 2 juta.

Daru berjalan menuju kasir, mereka sudah berganti pakaian. Daru sendiri membeli 7 pasang baju salah satu.a di pakai olehnya.

"totalnya 6 juta ka" ucap sang kasir

jantung Ikbal hampir copot mendengar total dari seluruh baju mereka padahal mereka hanya membeli beberapa kaos, kemeja dan

celana jins tapi harganya mampu membuat Ikbal tercengang.

Daru mengeluarkan kartu berwarna emas, transaksi pun selesai. memang kalau sultan sangat berbeda. merekapun keluar dan menuju toko kecantikan sesuai permintaan Ikbal.

"kenapa kita kesini?" tanya Daru yang heran

"muka kita tuh bonyok, polisi bakal tahu kalau kita ikut berantem di demo tadi. permisi mba foundation yang bagus yang mana yah?" Ikbal menjelaskan dan segera menuju mba penjual kosmetik.

"ada banyak mas, silahkan mau pilih yang mana?"

Ikbal dengan seksama memilih dan melihat berbagai macam foundation.

sang penjual melihat kedua lelaki tampan dengan seksama, meski usianya sudah cukup tua dan dia juga sudah menikah tapi tidak di pungkiri bahwa semua wanita menyukai lelaki tampan termasuk dirinya. dia melihat wajah kedua lelaki ini penuh memar tapi ketampanan nya masih terpancar.

"apa mas-mas ini beli foundation untuk menutupi luka-luka?"

"ah ya bener! wah, mba pintar sekali" jawab Ikbal, Daru hanya mengangguk tanpa ekspresi.

"bagaimana kalau saya dandani saja kalian?"

"ya?" Ikbal bingung dengan tawaran wanita itu

"iya saya bantu kalian untuk menutupi luka di wajah kalian, jadi kalian tidak perlu membeli foundation ini"

Ikbal melihat ke arah Daru, mereka saling bertelepati melewati tatapan mata. di pancaran mata Daru terlihat jelas lebih baik mereka membeli foundation nya daripada di dandani oleh wanita itu. Ikbal tersenyum licik

"oke baiklah, tapi gratiskan mba?"

"oh tentu saja! mari masuk!"

Daru melotot kearah Ikbal yang memasang wajah cengegesan. Ikbal tahu Daru tidak suka di sentuh oleh sembarang orang tapi dia menikmati saat Daru memasang wajah sangar.

wanita memoles dengan sangat sempurna, memar yang ada di wajah mereka berdua dapat tertutupi dengan sempurna. tidak ada niatan jahat dari sang wanita hanya saja dia merasa gemas dengan kedua anak muda yang ada di hadapannya, setiap melihat yang cantik/tampan wanita ini tidak tahan ingin mendandani mereka.

sekitar 15 menit make-up pun selesai, dengan sumringah Ikbal berterima kasih dan berpamitan berbeda dengan Daru yang hanya diam mengekor di belakang Ikbal.

"jangan masang wajah cemberut gtu dong, muka ganteng maneh jadi asem"

"yah gmna urang gak cemberut. maneh tau kan apa yang urang gak suka"

"yayaya sorry, cuman liat deh makeup nya sempurna banget. kayanya mba itu MUA deh" Ikbal kagum dengan hasil yang memuaskan, wajahnya menjadi glowing dan bersih. tidak hanya bonyok di wajahnya yang hilang, bekas jerawatnya yang ada di kening nya hilang juga tanpa sisa.

Daru hanya mengangguk, memang tangan mba-mba itu cukup terampil. Daru kembali mengekor di belakang Ikbal yang berjalan penuh semangat menuju parkiran.

"tumben maneh bolos sekolah" Daru bersuara setelah 5 menit mereka berjalan

"urang lagi males aja"

mendengar jawaban Ikbal yang terkesan tidak niat itu, Daru dapat menebak sesuatu.

"gara-gara pacar maneh yah?"

"wah hebat maneh bisa tau" Ikbal begitu kagum dengan insting Daru yang tajam. dia menjadi mengakui kenapa bisa Daru menjadi seorang pewaris.

"kenapa lagi sama pacar maneh?"

Ikbal terdiam sejenak, dia menghela nafas.

"urang gak yakin sih karena urang juga belum liat langsung. tapi kata anak-anak di kelas, kalau Nanda suka jalan sama cowok lain"

"terus?"

"ya urang harus liat dulu langsung baru bisa yakin!"

"emang cowoknya di sekolah?"

"kata anak-anak si cowo itu beda sekolah. tapi belum ada bukti, urang pengen liat langsung"

mereka kembali berjalan, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Daru masih memikirkan gadis yang tadi membantunya. dia perlahan menyentuh plester yang ada di dahinya. penasarannya semakin tinggi, dia berencana untuk menemui wanita itu di kampusnya.

"Daru!" teriakan Ikbal membuyarkan lamunan Daru.

Daru terperanjat mendengar teriakan Ikbal yang seperti wanita. dengan kesal dia bertanya kepada Ikbal

"apa ? maneh gak perlu teriak-teriak juga"

wajah Ikbal pucat, dia menunjuk ke mobilnya. disana sudah ada berdiri seorang lelaki bertubuh besar membelakangi mereka.

"urang bisa tahu dari punggung nya! dia cowok tetangga urang yang urang ceritain serem kaya monster!" nada bicara Ikbal berubah menjadi histeris

Daru melihat ke arah yang ditunjuk Ikbal, diapun menghela nafas.

"itu bodyguard urang! enak aja di sebut monster, namanya Bagas"

Daru menghampiri Bagas di ikuti oleh Ikbal, Bagas berbalik dan memberi hormat kepada Daru

"aku tahu apa tujuan kamu kesini" ucap Daru

"saya di perintahkan untuk mencari bapak dan membawa bapak pulang"

Daru melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 4 sore. di jam segitu dia seharusnya berada di kantor tapi tubuhnya menginginkan untuk beristirahat.

"baiklah, kita pulang"

Daru melihat ke arah Ikbal yang memasang wajah pura-pura berani.

"tenang aja, dia bawahan urang. maneh jangan masang wajah kaya gitu"

"gak berbahaya kan? liat deh ototnya gila gede banget!"

"engga! udah masuk mobil. maneh mau ikut ke rumah urang gak?"

"iya urang ikut!"

merekapun memasuki mobil, daru yang menyetir. mobil pun melaju yang di ikuti oleh Bagas dari belakang dengan motor sport nya.

*happy reading semuanya. maafkan jika ceritanya terkesan monoton. author sedang mencoba menjadi lebih baik lagi.

author mengharapkan dukungan kalian semua, silahkan beri kritin ataupun saran. thank for like, coment and vote nya 😘😘*

Terpopuler

Comments

linanda anggen

linanda anggen

ye next thorr 😁👍

2020-04-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!