hutang

Daru menjalani harinya kembali, dia bersiap untuk pergi tidak kesekolah tapi ke kantornya. di temani Devan, Daru hanya diam di dalam mobil seraya melihat keluar jendela. jam menunjukan pukul set 7 pagi, dia dapat melihat beberapa anak sekolah yang akan pergi menuju sekolah mereka. hati Daru tiba-tiba seperti tertusuk, dia ingin seperti orang lain. untuk pertama kalinya dia merasa iri atas kehidupan orang lain.

mobil memasuki basemen kantor. Devan turun dari mobil dan membuka pintu mobil belakang. Daru keluar, dia membenarkan setelan jas yang dia pakai karena sedikit kusut. jas berwarna hitam dengan garis putih melekat sempurna di tubuh Daru, begitu cocok seperti seorang pangeran. Daru dan Devan memasuki lift yang menghubungkan dengan lantai dasar kantor. semua pegawai memberi hormat Daru membalas dengan mengangguk singkat. meski wajahnya tanpa ekspresi semua pegawai wanita masih terpesona. Darupun memasuki lift kembali menuju ruang rapat. ada sebuah rapat dengan para pemilik saham, meski ayahnya telah mengurusnya tapi rapat tetap di lakukan sebatas formalitas.

Daru memasuki ruangan. didalam ruang rapat semua pamilik saham telah hadir ada sekitar 5 pemilik saham, termasuk anak sulung Dikta. anak perempuan yang memiliki tinggi tidak lebih dari 160 cm, berkulit putih, berbadan kurus dengan rambut di kuncir kuda, wajahnya terlihat pucat karena tegang. gadis itu duduk di pojokan wajahnya di tundukan menghindari tatapan Daru.

"baiklah para hadirin sekalian kita langsung saja karena saya juga tidak suka membuang waktu. saya yakin kalian telah menyepakati hal yang telah di janjikan oleh ayah saya. saya disini hanya ingin memastikan bahwa kalian setuju tanpa ada keluhan apapun. ayah saya memberikan kompensasi untuk masing-masing perusahaan 200 juta, jumlah yang besar 2 kali lipat di banding saham yang kalian berikan. apa ada yang keberatan?" tanya daru alih-alih membuka rapat. semua pemilik saham terdiam. Daru sudah yakin dengan uang kompensasi yang sangat besar itu tidak mungkin mereka menolak.

"oke tidak ada yang keberatan. kalau begitu silahkan tanda tangan berkas yang akan di bagikan oleh sekertaris saya"

Devan membagikan sebuah berkas dengan 3 lembar yang menyatakan mereka setuju atas ganti rugi atas masalah yang diperbuat Dikta dan tidak akan mempermasalahkannya kembali di suatu hari nanti.

"jika anda sekalian merasa curiga silahkan baca terlebih dahulu" ucap Devan

"tidak, kami sangat percaya! kami begitu senang atas perlakukan ShabiL grup yang begitu royal" sahut salah satu pemilik saham. mereka semua langsung memandatangani berkas.

Daru tersenyum, mereka tidak tahu bahwa Daru telah menambahkan beberapa poin yang dapat merugikan mereka semua. berkas kembali di kumpul oleh Devan. semua pemilik saham bersalaman dengan Daru dan meninggal ruangan rapat dengan wajah puas.

"kenapa Anda harus mempunyai partner bisnis seperti mereka? padahal kerugian mereka tidak begitu banyak tapi di ganti sampe 2 kali lipat seperti itu"

"meski aku muak dengan para cecunguk itu tapi mereka masih cukup berguna untukku" jawab Daru seraya melepas jasnya dan hanya memakai kemeja di sertai rompi. jas itu dia berikan kepada Devan, Devan dengan sigap menerima dan menggantung kan nya dengan rapih.

tatapan Daru kembali kepada anak Dikta, dia tidak lupa kehadiran anak itu.

" siapa namamu?" tanya Daru ketus, Daru menaikan salah satu kaki nya ke kaki satunya lagi seraya melipatkan tangannya di dada.

"na-nama saya Nia" jawabnya dengan gugup, pandangan Nia masih melihat ke bawah dia takut untuk melihat daru

"kamu tahu kan kenapa di bawa kemari?" Daru kembali bertanya dengan nada yang lebih dingin dan menusuk, tatapannya semakin tajam

"ma-maafkan ayah saya tuan!!!" teriak Nia yang sontak membuat Daru dan Devan terkejut

"saya tahu ayah saya salah, dia telah melakukan hal yang sangat tidak terpuji. bahkan dia menelantarkan saya dan adik saya padahal saya anak kandungnya! ibu sayapun sama saja dia begitu takut dengan apa yang telah terjadi, dia mengikuti ayah saya kabur entah kemana! saya dan adik saya segera pindah rumah ikut ke bibi saya karena saya takut akan ada orang yang datang ke rumah. bahkan saya terpaksa berhenti sekolah dari sekolah elit karena tidak mempu membayar SPP. meski begitu mereka tetap ayah dan ibu saya. tapi saya tidak tahu ayah saya dimana! saya sungguh tidak tahu! tolong ampuni saya tuan!! saya tidak tahu apa-apa!!" lanjut Nia dengan nada tetap berteriak.

Daru berkedip beberapa kali, dia masih syok dengan suara nyaring anak itu. telinganya masih bergema

"ayahmu sudah melakukan kesalahan, saya tidak bisa memaafkannya. dia telah mempermalukan nama ShabiL grup. tapi memang benar ini tidak ada hubungannya dengan mu"

Nia merasa lega karena Daru mau memberi keringanan kepadanya

"tapi seperti yang kamu katakan tadi, meski begitu dia adalah ayahmu. kamu harus membayar hutangnya. hutang tetap lah hutang!"

senyum Nia kembali hilang, tangannya kembali bergetar. dia takut orang yang ada di hadapannya akan berprilaku kasar padanya.

Daru memberi isyarat kepada Devan. Devan pun menghampiri Nia yang tengah berada di ambang ketakutan. Devan memberikan sebuah kertas yang membuat Nia terperanjat kaget.

"tidak! ampuni saya tuan!!" teriaknya sambil menangis. Nia berpikir Devan memberikan sesuatu yang berbahaya

"buka matamu, ini hanya sebuah kertas" ucap Devan lembut.

Nia perlahan membuka matanya dan melihat kertas yang bertuliskan kan kontrak kerja

"anda harus bekerja di perusahaan kami. karena anda tidak punya ijasah yang layak untuk masuk di perusahaan ini jadi saya akan menempatkan Anda di bagian OG. tidak apa-apa kan?" lanjut Devan. Nia mendongak melihat ke arah Devan, hatinya sedikit tenang setelah melihat wajah bersinarnya Devan

"kamu harus mau dengan jabatan itu, aku tidak menerima penolakan!"

mendengar kembali suara Daru tubuh Nia kembali kaku. Nia perlahan Melihat ke arah Daru.

'tampan, tapi sayang dia menyeramkan' ucap Nia dalam hati

"anda akan mendapatkan gajih bersih minimal 3,5 juta, makan perusahaan kami yang tanggung, dan juga uang kesehatan dan Jamsostek lainnya kami yang tanggung. jika kerja anda bagus akan mendapat 5 juta termasuk bonus. karena anda disini bekerja untuk membayar hutang maka akan otomatis kami potong 1 juta setiap bulannya" Devan menjelaskan dengan rinci perihal gaji yang akan di dapat Nia. perubahan ShabiL adalah perusahaan internasional dan gajihnya pun tidak main makanya banyak sekali anak muda yang ingin bekerja di ShabiL grup meski jabatan itu sebagai cleaning servis.

Daru menatap Nia dengan seksama. mendapatkan tekanan seperti itu membuat Nia seolah-olah mencair saking takutnya

"ba-baiklah saya bersedia" ucap Nia cepat, dia tidak punya pilihan lain

"nah tanda tangan disini yah" sahut Devan sembari tersenyum. Nia menatap kembali wajah Devan, bibirnya mulai tersenyum. dia sangat menyukai keramahan Devan. Nia pun menanda tangani kontrak itu.

Nia dapat bekerja mulai besok. diapun mohon undur diri dan meninggalkan ruangan.

"anda terlalu keras pak. dia masih anak-anak"

"terserah aku dong!" sahut Daru cuek

Daru menempelkan punggungnya ke kursi. hari ini satu masalah telah terselesaikan, tinggal masalah kencan yang di rencanakan ayah. dia berharap tidak ada masalah yang serius saat kencan itu terjadi.

"oh iya pak, ada yang ingin saya perkenalkan" ucap Devan dan seseorang masuk ke dalam ruangan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!