pertemuan

Daru berhenti di dekat lapang Gasibu, dia memparkirkan mobilnya di tempat yang sudah di sediakan. dia berjalan menyusuri area lari di lapang itu, lalu duduk di tangga. terdapat beberapa pedagang dan mahasiswa yang duduk di tangga itu.

dia melihat di depannya banyak mahasiswa yang tengah berdemo di depan gedung sate menolak RUU KPK. dia menatap segerombolan mahasiswa itu dengan tatapan kosong, pikirannya masih ke kejadian tadi.

dia merasakan sesuatu yang begitu sakit. Daru menyentuh sudut bibirnya yang terluka, tidak terlalu sakit. dia menyentuh dadanya, disitu terasa sakit yang begitu besar membuat nafasnya sesak.

daru membuka ponselnya dan melihat story' WA Ikbal, Ikbal memgopload video yang tengah jalan-jalan, dia tidak pergi sekolah melainkan tengah berada di tempat yang tidak jauh darinya. diapun menelpon Ikbal.

"dimana maneh?"

"di Gasibu, asik nih liat yang demo"

"gelo maneh"

"maneh dimana??"

"di Gasibu juga"

"liat juga yang demo yah?"

"engga, kebetulan aja urang disini"

"belah mananya? urang samperin"

"pas depan gedung sate"

telpon pun di tutup, Daru kembali melihat mahasiswa yang semakin menyuarakan aspirasi mereka, meminta agar KPK tidak dibekukan. para polisi yang berjaga semakin ketat karena mahasiswa berniat untuk menerobos pagar.

keadaan semakin ricuh saat seorang provokator melemparkan baru kepada rombongan polisi. entah apa yang terjadi tiba-tiba sebuah ledakan pistol terdengar, semua mahasiswa dan mahasiswi berlarian kesana kemari, polisi dengan sigap menangkap beberapa mahasiswa yang di duga provokator.

keadaan semakin tidak terkendali saat beberapa anak SMA entah datang darimana memasuki area demo bak memasuki Medan perang. polisi tidak punya pilihan mengerahkan gas air mata dengan tujuan memukul mundur para pendemo. terdengar beberapa mahasiswa berteriak kepada teman-temannya.

"woy!! lindungin yang cewe woy!!" teriakan dari beberapa mahasiswa yang gagah seraya melindungi mahasiswi dan mengevaluasi mereka ke tempat aman.

Daru berdiri, dia berencana meninggalkan lokasi. langkahnya terhenti saat dia melihat seorang polisi di aniaya oleh segerombolan anak sekolahan. awalnya dia tidak ingin ikut campur tapi dia merasa kasian dengan polisi itu, diapun berfikir tidak ada salahnya emosi yang dia pendam selama ini disalurkan dengan memukul para siswa-siswa itu.

Daru merangsek masuk, dia memukul dan menendang para siswa itu hingga akhirnya dia sudah berada di tengah dan di kepung boleh mereka. polisi tadi masih tertidur di aspal melindungi bagian kepalanya.

"pak anda tidak apa-apa?" tanya Daru, polisi itu mendongak. wajahnya penuh dengan luka

"iya dek saya tidak apa-apa" ucap polisi itu mencoba untuk bangkit dan berdiri

Daru melihat ke arah 6 siswa yang berperilaku seperti preman itu. salah satu dari mereka maju ke depan melihat Daru dari atas ke bawah, dia menyeringai

"wah.. wah.. ada pahlawan siang bolong nih"

"kalian ngapain ngeroyok pak polisi"

"polisi itu yang duluan narik tangan anak buah urang!"

"ya maneh juga ngapain ada disini? belajar sana yang bener bukan bikin kerusuhan kaya gini!"

Daru merasa ada yang aneh, dia yakin mereka adalah provokator yang membuat demo semakin ricuh. meski memakai baju seragam tapi wajah mereka terlihat lebih tua di banding anak yang berumur 17 tahun. dia pun menyimpulkan bahwa mereka sengaja menyamar sebagai anak sekolahan.

"kalian preman kan? berani banget ngaku jadi anak SMA. kalian di bayar berapa buat bikin kerusuhan kaya gini"

"banyak bacot yah ni anak!"

salah satu dari mereka maju ke depan dengan melayangkan bogem mentah kepada Daru tapi Daru dapat menghindar.

"pak sebaiknya bapak pergi dari sini"

"heh anak bau kencur! maneh berani yah sama kita" ucap ketua mereka, seraya menarik baju Daru hingga sobek.

Daru membelalakan matanya, dia melihat perlahan baju bagian belakangnya sobek di tarik oleh preman itu, emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. dia pun meninju wajah sang ketua tepat di hidung nya sampai tersungkur dan berdarah.

"kalian tahu ini tuh baju kesukaanku! dan kalian merobeknya?!" teriaknya emosi seraya di ikuti teriakan para preman menyerang Daru.

sementara itu..

di villa ayah Daru sudah mulai tenang, tapi dia masih mengomel soal perlakuan Daru yang menghina mendiang istrinya.

"ayah sudahlah, lagipula ini salah ayah. kenapa ayah harus mempercayai wanita itu di banding anak ayah sendiri?"

"kamu tidak liat tadi bagaimana adikmu?! dia sudah kurang ajar! ayah harus mendidiknya lebih keras! memang salah ayah yang tidak memperhatikannya, membuat dia semakin bar-bar!"

"Daru pasti kesal melihat ayah yang tidak ingin mendengar penjelasan nya, akupun akan begitu kalau ayah hanya mendengar dari salah satu pihak saja"

"kamu kaya tidak tahu bagaimana adikmu itu! memang ada bukti kalau dia tidak bersalah? ayah liat Irene begitu mengenaskan!

pakaiannya compang-camping, bibirnya pun berdarah. kamu bisa jelaskan kenapa dia sampai begitu kalau bukan adikmu yang memukulnya?!" ucap sang ayah keras kepala, dia tetap merasa Daru telah bersalah

"maaf tuan besar jika saya lancang, tapi saya memiliki bukti bahwa tuan Daru tidak bersalah" Bagas dengan berani menghampiri tuannya itu. dia sudah tidak tahan melihat tuan besarnya terus menyalahkan Daru.

"apa maksudmu?"

"saat tuan Daru akan menemui nona Irene saya sangat khawatir jadi beliau menelpon saya agar saya dapat mendengar semua pembicaraan mereka. lalu saya inisiatif merekam pembicaraan mereka berdua tuan"

Bagas memberikan rekaman telpon tersebut. Rizal dan sang ayah tercengang mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Rizal dan ayahnya saling berpandangan, ekspresi mereka semakin murka. bukan kepada Daru tapi kepada Irene.

"telpon polisi, aku akan menuntut atas apa yang telah di lakukan wanita j*l*ng itu!" ucap Rizal murka memerintah kan damar.

sang ayah hanya terdiam, dia merasa bersalah telah menuduh anaknya dan mempercayai ucapan orang lain. Rizal menghampiri ayahnya dan menepuk punggung sang ayah dengan lembut

"aku tahu ayah merasa bersalah, sebaiknya kita pulang sekarang. ayah lelahkan belum istirahat setelah dari bandara. kita akan bicara dengan Daru saat dia pulang ke rumah"

sang ayah dengan tatapan nanar hanya mengangguk.

"temukan adikmu Rizal" ucap sang ayah dengan nada bersalah. Rizal mengangguk

"Bagas cari Daru kemanapun, aku yakin dia tidak jauh dari sini. jika kamu melihat keributan, disitu pasti ada Daru"

Bagas mengangguk, dan serega pergi mencari Daru.

Rizal menuntun ayahnya menuju Limosin sang ayah, mereka berdua pun pergi meninggalkan villa yang di ikuti oleh 3 mobil di belakangnya.

***

perkelahian Daru semakin sengit. Daru meninju, menendang dan menyikut mereka satu persatu. beberapa dari mereka sudah tumbang namun entah kenapa para siswa yang melihat itu merasa Daru adalah ancaman dan ikut-ikutan menyerang Daru.

Daru berkali-kali kena pukul, wajahnya penuh luka, bajunya kotor oleh debu aspal atau oleh bekas tendangan dari orang-orang.

nafas Daru tersengal-sengal. lelah juga melayani anak-anak yang tiba-tiba menyerangnya tanpa tahu apa permasalahan yang sebenarnya.

selain itu gas air mata sangat mengganggunya. matanya begitu pedih, dia tidak dapat melihat dengan jelas orang yang akan memukulnya.

Daru menyikut seseorang hingga pingsan, dia tidak tahu apakah itu seorang siswi, mahasiswa atau polisi. dia harus pergi meninggalkan tempat ini. dua orang menyerangnya hingga tersungkur, mereka menendang Daru secara membabi buta. hingga seseorang menyerang kedua orang itu dengan tas yang telah diisi batu bata tepat di kepala mereka hingga mereka pingsan.

orang itu menarik Daru dan mengajaknya berlari. Daru tanpa bicara mengikuti orang itu. seorang mahasiswi memakai almamater dengan rambut yang di ikat sanggul asal-asalan tapi terlihat indah menurut Daru.

wanita itu membawa Daru ke sebuah jalan yang di penuhi rumah, mereka bersembunyi di belakang tong sampah besar menghindari kejaran dari anak-anak barbar. setelah anak-anak itu pergi kembali ke TKP, sang wanita melihat ke arah Daru.

Daru melihat sekilas nametag yang terpangpang di almamater itu Nafa Az-Zahra

"kamu gak apa-apa dek?"

Terpopuler

Comments

linanda anggen

linanda anggen

aku kelewatan 2 episode...
tp aku udh like semuanya kok😁😁
semangat ☺️☺️😉😉

2020-04-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!