kontrak

Rizal berdiri memandangi jalanan malam kota Singapura seraya ditemani secangkir kopi. Rizal hanya menggunakan piyama yang memperlihatkan perut sixpacknya.

dia sudah membaca pesan yang di kirim oleh Devan dan sudah mengetahui detailnya. pengkhianatan Dikta memang masalah yang cukup besar, meski baginya kehilangan saham 3% itu tidak ada artinya tapi bagi adiknya itu sangatlah berarti. adiknya sangat perfeksionis, dia sangat tidak suka jika usaha yang sudah dia lakukan sedikit demi sedikit hancur sia-sia, Rizal cukup tahu Daru tidak akan terima apapun yang dia miliki di rebut orang lain meski itu hal sepele. Rizal mendukung ayahnya memasukan Dikta ke penjara.

tapi soal kencan yang di rencanakan ayahnya, itu benar-benar teramat masalah besar. Rizal tidak habis pikir apa yang di pikirkan ayahnya itu. Daru masih kecil, dia tidak berpengalaman di bidang kencan politik ini.

kencan buta bagi para pemilik perusahaan adalah memberikan sebuah kerja sama dengan jumlah dana yang di inginkan oleh pihak ke dua dan mendapatkan sebuah kenikmatan hasrat. Rizal tidak peduli anak gadis perusahaan mana, secantik apa dan sehebat apa mereka di ranjang, dia hanya menikmatinya saja dan membuang mereka setelah kontrak selesai.

di matanya semua wanita-wanita itu tidak ada yang spesial ataupun berkesan meski mereka memperlihat kan tubuh indah mereka ataupun memuaskan hasrat Rizal. mereka semua sama saja wanita murahan itulah yang selalu Rizal gumamkan sebelum menikmati tubuh para wanita itu.

Rizal sudah masuk ke dalam bisnis seperti itu saat dia baru menjabat sebagai Direktur. ayahnya hanya tahu Rizal melakukan kencan biasa dengan anak gadis dari perusahaan lain, beliau tidak tahu bahwa ayah dari gadis itu sudah memohon kepada Rizal sebelum kepada ayahnya.

Rizal selalu menolak tawaran orang-orang serakah itu, tapi tidak dia sangka mereka akan menghubungi ayahnya. mereka tahu Rizal akan patuh kepada perintah ayahnya. dan yang membuat Rizal tidak habis pikir manusia tamak itu mengirimkan anak gadis mereka untuk di tukarkan dengan uang kontrak senilai 1 milyar. Rizal sangat jijik dengan mereka, dia menerima dengan tawaran orang-orang tamak itu dengan suatu tujuan. dia senang saat hidup dan perusahaan mereka ada di tangannya untuk dia hancurkan.

Rizal terkejut saat mengetahui wanita yang akan berkencan dengan Daru adalah Irene. wanita itu adalah ular bahkan lebih beracun dari ular, dia adalah predator lelaki. dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau. Irene pernah menjebak Rizal tapi tidak berhasil dan sekarang dia ingin mendapatkan adiknya dengan perantara ayahnya. itu tidak boleh terjadi, akan ada Malasah baru yang akan terjadi jika Daru masuk ke dalam perangkap wanita ular itu.

Rizal mencari kontak Devan dan menelponya. terdengar suara Devan di sebrang sana

"aku ingin minta sesuatu padamu. rencana ayah tidak bisa di rubah. ayah tidak boleh tahu hal yang sebenarnya terjadi saat berkencan seperti ini. tolong jaga adikku, jangan sampai dia masuk ke jebakan penyihir itu. ular itu sangat licik, pokoknya jaga adikku dan awasi ular itu"

"baik ka, saya mengerti. saya akan mencari bodyguard yang layak untuk mendampingi Daru"

Rizal merasa lega, dia tidak salah pilih menempatkan Devan di dekat adiknya. dia teringat sesuatu, seseorang yang cocok untuk dampingi Daru. seorang pengawal baru yang dia dan ayahnya suruh untuk menjaga Daru di rumah. jika lelaki itu bisa menjaga adiknya di luar kenapa tidak.

"ah! aku punya orang yang cocok. di rumah ku ada pegawai baru, dia selalu hebat dalam bersembunyi, orang itu bernama Bagas. cari dia di rumah dan perintahkan untuk menjadi ajudan Daru tapi jangan bilang ke Daru kalau aku yang memerintahkannya. berikan anak itu kepada Daru atas rekomendasi darimu"

"baik ka" telpon pun di tutup.

Rizal menyimpan ponsel nya dan kembali meminum kopi hitamnya. sebuah tangan melingkari perutnya, memeluknya dari belakang dengan mesra.

"Rizal ayo tidur lagi. ini masih malam atau kamu ingin ronde ke dua?" terdengar suara yang lembut nan menggoda.

Rizal memandang tangan mungil itu, dia melepaskan pelukan itu dan berbalik ke arah sang wanita yang hanya memakai piyama tipis dan transparan. Rizal memandangnya, wajah yang cantik, kulit yang seputih susu, mata yang indah dan bibir yang mungil.

Rizal memperhatikan satu persatu keistimewaan wanita yang ada di hadapan nya itu. dia tersenyum kecut, semua keindahannya itu hanya cangkang.

Rizal memegang kedua pundak wanita itu, menurunkan wajahnya agar sejajar dengan si wanita. wanita itu kegirangan mengira Rizal akan menciumnya, diapun menutup matanya. Rizal kembali tersenyum kecut.

"sudah cukup main-mainnya" ucap nya membuat sang wanita.

"y-ya?"

Rizal melepaskan pegangannya dan melangkah menjauh. dia membalikan badannya membelakangi sang wanita.

" tawaran bisnis ayahmu sudah ak setujui, dia bisa membawa nama ShabiL grup di perusahaanya. tugasmu sudah selesai" ucap Rizal dingin.

sang wanita hanya diam mematung, mulutnya bergetar dia mencoba untuk berbicara

"iya aku tahu, aku hanyalah alat untuk ayahku mendapatkan perhatianmu. aku tahu ini hanya skenario untuk perusahaan kita tapi prasaan yang aku rasakan saat berhubungan intim denganmu itu bukan skenario. aku baru kali ini merasakan prasaan seperti ini" sahut Marsya, suaranya bergetar

"kamu pikir dengan bicara seperti itu akan mendapatkan hatiku? jangan mimpi!" bentak nya

"aku tahu, ta-tapi aku tidak bisa menahan prasaan ini. aku mohon Rizal" ucap marsya dengan menangis.

Rizal menoleh ke arah nya, wajahnya dia dekatkan.

"kamu tidak akan mendapatkan apapun meski menangis seperti ini. harta ataupun hatiku tidak bisa kamu miliki" bisik Rizal seraya menatapnya dengan tajam. kembali Rizal menatap tubuh polos wanita itu.

"tidak apa-apa, tapi tolong terima prasaan ku" ucap marsya di sela isaknya.

Rizal menyeka air mata Marsya. Marsya mencoba mengangkat wajahnya, dia melihat mata Rizal yang begitu tajam dan dingin.

meski terlihat menyeramkan tapi tetap terlihat keindahan di dalam matanya itu. Rizal menyentuh kedua pipi Marsya, wajah mereka saling berdekatan

"tapi untuk malam ini kamu bisa mendapatkan tubuhku" gumam Rizal di lanjutkan mencium bibir mungil itu.

masrya melingkarkan tangannya di pinggang Rizal. mereka saling ******* bibir masing-masing, setiap ******* ciuman mereka semakin panas.

Rizal mendorong Marsya ke arah ranjang tanpa melepaskan bibir mereka. Rizal melepaskan ciuman bibirnya dan turun ke leher membuat Marsya mendesah tertahan. dia melepaskan piyama Marsya dan mendorong marsya ke atas ranjang mereka. Marsya menatap Rizal yang tengah melepaskan piyamanya, dia sangat terpesona dengan kharisma Rizal. bagaikan matahari, begitu panas, begitu besar.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!