"Kau mau kemana, do?" Ucap Kania saat setelah kejadian Dodo langsung melepaskan diri dari gelayutan wanita itu.
"Mencari Ina" Jawabnya singkat.
Kania tersenyum menang, baginya kejadian tadi sudah menjadi pukulan besar untuk putri kandungnya. Dia yakin seberapa kuat Dodo mencari Ina tetap saja kebencian mendalam sudah tertanam. Tangannya berusaha merangsang kembali lelaki itu, tapi sayang kemarahan yang didapatkannya.
Dodo mendorong tubuh Kania dengan kasar hingga terjungkal ke lantai. Dengan cepat Kania menahan Dodo agar tidak meninggalkannya.
"Percuma kamu cari Ina. Dia pasti sudah benci sekali sama kamu! Aku yang selalu memenuhi kebutuhanmu, bukan Ina!" Hardik Kania.
"Kamu dan aku memang punya satu kebutuhan Kania,. Tapi itu bukan cinta, itu hanya ***** saja. Dan cinta yang aku punya bukan buat kamu, tapi buat Ina.
Jadi kamu tidak usah menghalangi aku untuk mencari Ina."
"Do, jangan pergi!" Kania berusaha menghalangi tubuh lelaki itu, namun lagi-lagi tubuhnya tersungkur. Erangan amarah keluar dari wanita.
"Selangkah kamu pergi, aku akan buat kamu hancur, karirmu akan tamat." Ancam Kania.
"Silahkan. Saya tidak takut!" balas Dodo.
Dodo pergi meninggalkan Kania yang mengejar dirinya ditengah hujan deras. Sekarang dia merasa terbuang. Hatinya hancur karena lelakinya lebih memilih putrinya daripada dirinya.
Sejak kehadiranmu, na. selalu menghancurkan hidupku. Kenapa, na? kenapa kamu harus lahir dari rahimku. Kenapa kamu harus perempuan dan kelainan jantung? kenapa bukan laki-laki yang aku lahirkan.
Karena kamu, aku diceraikan oleh papamu.
Karena kamu, papamu tidak melimpahkan harta gono gininya padaku.
Karena kamu, aku harus luntang lantung membiayai pengobatanmu, harusnya aku hidup enak.
Semua orang-orang terdekatku memberi perhatian padamu.
Aryo, Rangga, David dan sekarang Dodo.
Maruk kamu, na. Kamu memanfaatkan penyakitmu untuk minta belas kasihan pada mereka.
Aku harap kamu tidak kembali,na.
Mungkin kamu menganggap aku bukan ibu yang baik. Terserah!
Aku sudah baik padamu hanya dengan tidak membuangmu.
Aku masih baik padamu hanya dengan membesarkanmu, menyekolahkanmu.
Tapi inikah balasanmu.
Kania terus mengingat masa pedihnya selama bersama Ina. Baginya semua penderitaannya hidupnya berawal dari kehadiran Ina dalam kehidupannya. Dia berharap dengan menikah dengan lelaki tua dan kaya raya kehidupannya akan berubah. Dia bosan hidup miskin, apalagi saat itu usianya menginjak 23 tahun, dimana dirinya akan tersingkir dengan talenta yang lebih muda.
Dodo mengemudi mobilnya dengan kecepatan rendah. Hari sudah malam, jalanan sekitar komplek pun sudah sepi, namun hujan masih ingin menampakkan keeksisannya. Dodo melewati lampu merah di jalan besar. Lama dirinya merenungkan diri didalam mobil, menyesali terbujuk rayuan Kania, nasi sudah menjadi bubur, Ina sudah pasti sangat membenci dirinya.
Dodo melirik ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Beberapa kali benda pipihnya bergetar sebuah nama yang dikenalnya tertera disana. Dia malas mengangkat telepon dari ibu kekasihnya. Saat ini dirinya hanya Fokus mencari Ina.
Dodo menjedotkan kepala ke setir mobilnya. Rasa bersalah semakin membuatnya menyiksa diri. Lelaki itu terus menjedotkan kepalanya diatas setir.
Kemana kamu, na?
Maafkan aku, na.
Maafkan aku.
klik
"Dokter ada pasien menunggu anda." Ucap suster Ana saat Dodo sedang mengontrol pasien lain.
"Suruh dia tunggu sebentar." Titahnya.
Dodo melangkah ke ruang prakteknya. Membuka pintu dengan pelan. Ditatapnya seorang lelaki yang sedang berdiri dihadapannya.
BUGH!
Dodo tersungkur dilantai ruang praktek, dia kaget saat lelaki itu datang dan menghajarnya. Dengan sisa tenaganya dia bangkit, namun bogeman itu kembali melayang bukan hanya ke wajahnya, tapi juga ke perutnya. Satu bogeman, dua tamparan dan tendangan melayang ke tubuhnya.
"Rangga!" Pekik Dodo.
"Apa! Kamu mau melawan? ayo sini, lawan aku! dasar bajingan!"
Dodo bangkit sambil menahan rasa sakitnya. Tapi lelaki didepannya terlihat masih emosi. Dodo mencoba mengalah, karena dia tak punya tenaga lagi untuk melawan.
Belum mata yang sudah lebam sehingga susah melihat dengan jelas, bibirnya pun terasa perih karena cairan hangat yang keluar dari ujung bibirnya.
"Stop!" Dodo mengacungkan lima jarinya demi mencegah amukan berikutnya.
"Kenapa? Takut? Haaah, seorang Dodo yang ternyata simpanan tante Kania, seorang Dodo yang topengnya mau melindungi Ina. Tapi ternyata seorang Bajingan yang hanya menyakiti perasaan wanita. Kenapa, do! Kenapa kamu setega itu sama Ina, dia salah apa sama kamu sampai kamu menghancurkan perasaannya." Amuk Rangga.
"Bukan urusanmu!" Kilah Dodo.
"Tentu saja urusanku. Ina itu ..."
"Adikmu atau perempuan yang kamu cintai. Kamu pikir saya nggak peka dengan yang terjadi diantara kalian. Aku muak dengan sikapmu pada Ina, sok perhatian tapi ada modus dibelakangnya. Kamu pikir saya nggak tahu perasaan kamu sama Ina. Tante Kania juga tahu kamu cinta sama Ina. Sekarang siapa yang pengecut aku atau kamu, Rangga!"
Rangga menyeringai menatap Dodo "Itu jawaban seorang pengecut. Aku percayakan Ina padamu, tapi apa yang kamu lakukan. Kamu malah menyakitinya, tidak disangka seorang Dodo ternyata menjalin cinta terlarang dengan calon mertuanya."
"Kamu itu tidak pantas disebut lelaki, kamu itu banci yang bersembunyi dibalik ketiak wanita. Bangun! Jika kamu memang lelaki, ayo lawan aku!"
"Ini pantas buat kamu, Do! Bahkan ini masih terlalu ringan buat lelaki brengsek seperti kamu! Dan jika Ina ditemukan, jangan harap kamu bisa mendekatinya lagi." Ancam Rangga.
"Kak Rangga?" Toni muncul ke ruangan Dodo.
Selintas saat dirinya melewati ruangan Dodo. Dia mendengar seperti ada perkelahian disana, dengan cepat dia masuk ke ruangan teman sejawatnya. Toni sempat kaget melihat Dodo babak belur dihajar Rangga yang notabene kakak tiri istrinya.
"Kenapa kakak memukul Dodo?" tanya Toni dengan berani.
"Tanya saja sama temanmu ini, Ton. Apa yang sudah dia lakukan sehingga membuat Ina kabur dari rumah."
Rangga meninggalkan Dodo yang sudah tidak mampu berdiri. Rasa kecewanya semakin besar saat tahu kronologis permasalahannya dari orang-orang di kediaman Kania.
Kamu dimana, na
Rangga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Rasa cemasnya karena Ina sampai saat ini belum ditemukan. Saat ini dirinya hanya fokus mencari Ina, adik kesayangannya.
Matanya mengedarkan pandangan ke pinggir jalan. Berharap sosok itu terlihat. Pada akhirnya mobilnya terhenti di laman kampus UI, tempat dimana gadis itu mengenyam pendidikan.
Matanya menangkap sosok yang dikenalnya, gegas dia mendekati sosok itu.
"Laras!"
Gadis itu menoleh dan tersenyum mendekati si pemilik suara.
"Kak Rangga? kapan pulang dari jepang?"
"Tadi pagi. Kamu lihat Ina nggak?" Tanya Rangga mulai mengorek informasi.
Laras menggeleng "Kenapa kakak nggak kerumah saja langsung?"
"Ina kabur dari rumah, Ras. Dia memergoki tante Kania pacaran dengan Dodo."
"Apa, kak! Ina kabur dari rumah?" Laras kaget mendengar berita dari Rangga.
"Kakak tunggu sini, ya. Aku titip absen dulu. Kita cari Ina sama sama." Laras pamit terburu masuk ke kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
siapa yg nolong ina pingsan?
2022-03-10
0
🌹Dina Yomaliana🌹
haduh Kania😤😤 ya namanya jadi ibu kok perhitungan banget sih sama anak 😪😪😪😪 itu anak mu loh, darah daging mu sendiri, masa tega2 nya kamu Kan😪
2021-09-17
0
Sri Cntya
seru2 tpi akiitttnyaa..tuh disini❤
2021-09-16
1