Luapin semuanya, Gita. Keluarkan uneg uneg kamu." Teriak Ronal
"Aaaaaaa....rooookkkkkiiii ...... gooood byeee."
"Aaaaa .... Gita ..... i lopeeee youuuu."
"Kak Ronal ngomong apaan sih!"
"Kenapa? salah kalau aku cinta sama kamu?"
"Kak ... aku kesini buat nenangin diri, bukan cari pacar baru."
"Kak!"
"Iya sayang."
"Laper!"
"Hadeh, dasar gentong!"
"Kakak manggil apa barusan!"
"Gentong! si anak kota yang manja!"
"Panggil kayak gitu lagi aku geprek nanti!"
Alam menjulurkan lidahnya. Gita semakin kesel lalu mengejar Alam.
Alam akhirnya kecapekan dan duduk di salah satu pondok lesehan.
"Udah,ah. aku capek!" sahut Alam.
"Awas, ngintip terus. Ntar bintitan." ledek Gita.
Yang di ledek tetap tak bergeming. Malah tubuhnya berjarak 1 meter dari tubuh Gita.
"Kak! Please jangan aneh-aneh, deh!" Guta mulai ketakutan melihat gelagat Alam.
Tak lama Alam tertawa " Pantas saja, Roki bertahan sama kamu."
"Kenapa bawa bawa Roki sih, kak!Roki itu beda sama kak Ronal."
"Iya, beda. Aku to the point kalo dia musik dari belakang. Jauh saat kalian LDR Roki sudah pacaran sama Rere."
"Kapan kita ketemu Opa?"
"Buat apa?"
"Buat SIM."
"SIM? opa bukan polantas."
"SIM, Surat Izin Menikah."
"Udah, ah. tambah lama tambah ngelantur."
Alam menarik tubuh Gita ke dalam pelukannya. Alam mencium Gita. Gita terdiam dia pun tak bisa menolak.
"Kalo urusanku selesai disini. Aku akan menemui Tante Lia dan Om Dul untuk melamarmu."
"Kak."
"Iya."
"Aku mau pulang."
"Loh, kita belum pesan makanan."
"Aku dah kenyang, kak.".
Alam duduk hamparan pasir pantai, memandang gulungan ombak yang menari-nari dihadapannya. Seketika kenangannya berputar bagaimana pertama kali melamar Gita di desa Sukasari. Seketika air matanya menetes membasahi wajahnya. Kerinduan yang membelenggu terasa menyiksa dirinya.
Untuk kesekian kalinya dia berjanji pada mendiang istrinya tidak akan menikah lagi. Tidak akan ada yang boleh menggantikan posisi mendiang istrinya. Walaupun keluarganya mendesak memberikan ibu buat Shasa, tapi Alam tetap pada pendiriannya.
"Ibu cuma ingin Shasa tumbuh dengan orangtua yang lengkap, Lam. itu saja, kita tidak bisa selamanya mengandalkan mertuamu, iya kalau umur mereka panjang, kalau tidak."
"Aku bisa menjadi ayah sekaligus ibu buat Shasa, bu. Lagian Gita baru beberapa bulan meninggal ibu sudah minta aku menikah lagi. Aku masih punya masa idah,bu. Aku tidak akan pernah menikah lagi."
Marni tertawa mendengar ucapan anaknya.
"Mana ada masa iddah pria, lam.Masa Iddah itu hanya untuk wanita."
Alam menghela nafas panjang "Pokoknya aku tidak akan menikah lagi, bu.Bagiku menikah itu sekali seumur hidup."Alam beranjak meninggalkan ibunya diruang tamu.
Mama Marni menggeleng. Dia merasa putranya belum menemukan seseorang yang menggetarkan hatinya. Wajar seorang ibu ingin kebahagiaan anaknya, tidak mudah membesarkan anak sendirian.
" Ibu paham, Lam. Kamu sangat mencintai Gita, bahkan sepakterjang hubungan kalian sangat rumit. Dari sejak kecelakaan kalian dulu hingga membuat kamu koma. Ibu masih ingat pertama kamu bangun dari koma yang pertama kamu tanyakan adalah keadaan Gita. Ibu juga masih ingat kamu pulang korea yang kamu cari keberadaan Gita.
Maafkan Ibu, nak. Karena kekecewaan ibu pada masalalu sehingga menentang hubungan kalian. Maafkan ibu, Lam, karena keegoisan ibu kalian hampir berpisah."
Alam menatap ibunya dengan tatapan yang sulit diartikan. Memang kejadian yang menimpa mereka selama ini ada hubungannya dengan Marni. Tapi dia juga tidak menyalahkan ibunya. Toh beberapa kali mereka diterpa badai, pada akhirnya mereka tetap kembali bersama.
"Hey!"
Alam terkejut. Tepukan bahu yang menghentikan lamunannya. Kepalanya mendongak keatas, melihat siapa yang mengganggunya.
"Boleh duduk." Ucap lelaki yang datang menemaninya.
"Silahkan. Lagian ini fasilitas umum siapa saja boleh duduk."
Lelaki itu langsung mendaratkan bokongnya ke hamparan pasir pantai. Kakinya dilipat dan tangannya memeluk siku lutut. Matanya melirik ke lelaki di sebelahnya, wajah sembab lelaki itu.
"Sudah 7 bulan kepergian Gita. Kamu masih begini saja. Tidak mencoba bangkit dari keterpurukan. Oke, aku tahu ini tidak mudah. Tapi yang penting kamu harus berusaha menjadi lebih baik, kamu buktikan pada mendiang istrimu kalau kamu bisa menjadi ayah sekaligus ibu untuk Shasa. Kamu buktikan pada mertuamu kalau kamu juga layak memegang hak asuh Shasa."
Alam hanya menyunggingkan senyuman kearah lelaki disamping. Saran yang dia dapat barusan bukanlah yang pertama. Sudah beberapa orang yang mengatakan hal serupa, tapi Alam tetap pada kekerasan hatinya. Rasa bersalah pada mendiang istrinya masih terus menghantuinya. Selalu merasa tidak pernah memberikan kebahagian buat Gita.
Klik
Pov Jihan
Sejak dokter mengatakan tentang kandunganku harus dikuret. Aku merasakan sedikit perubahan dalam diriku. Salah satunya mengikhlaskan ilham untuk siti. Susah memang, tapi itu harus kulakukan. Mengingat bagaimana perjuanganku mendapat cinta ilham, pada akhirnya aku memang sudah kalah.
Sejak kehamilan banyak hal yang harus kuterima walaupun pahit. Dari kasus papa yang ketahuan ngambil perusahaan keluarga hermawan, Dodo yang tidak pernah mau menerima calon anaknya, hingga kabar tentang lamaran ilham dan siti. Ya, mereka pantas bahagia. Minggu depan aku akan menemui dokter Toni untuk menyetujui proses pengangkatan janinku.
Papa mengenalkanku pada anak temannya yang bernama Rangga. Aku Jihan Almira akan melupakan ilham Ramadhan, Akan melupakan kesalahan satu malam bersama Alfredo. Mungkin sosok Rangga bisa menerimaku apa adanya. Jika Rangga menerimaku, aku harus menjaga perasaanku.
Mama selalu mewanti-wantiku agar melupakan Ilham. Selalu mengingatkanku menjaga kesehatan. Beberapa hari ini aku diminta cuti menjelang pengajuan operasi. Berita tentang kehamilanku tersebar luas. Apakah ini karmaku? Entahlah hanya tuhan yang tahu.
klik
beberapa hari kemudian
Hari ini Dodo tidak banyak kedatangan pasien. lelaki itu bangkit dari kursi. Meregangkan tulang tangannya yang terasa remuk. Kakinya melangkah keluar ruangannya guna melepaskan penat. Barusan Kania meneleponnya guna mengajak bertemu.
Entah kenapa akhir-akhir ini dia malas meladeni Kania. Terbersit rasa jenuh pada tante simpanannya, sudah lama dia ingin mengakhiri hubungan terlarangnya tapi selalu saja gagal. Setiap dia berniat, Kania selalu mampu membuatnya bertekuk lutut.
Mata Dodo tertuju pada seorang wanita yang keluar dari ruang OBGYN milik Toni. Bukan itu saja, dia melihat Ilham mau mendampingi wanita itu kontrol kehamilan.
Seharusnya aku yang mendampinginya.
Ah,tidak. Buat apa kamu memikirkan dia,do.
Ingat, do kamu fokus ke Ina, ingat Ina bukan Jihan.
Aaaaaaargggghhh
Dodo mencoba menjauhi pandangannya. Entah kenapa semenjak dia mengetahui Jihan hamil ada gejolak aneh yang dia rasakan. Dia mulai enggan meladeni Kania ataupun Ina. Bahkan dia mencoba menghindari mendatangi klub malam tempat biasa dia nongkrong.
Kakinya tertahan saat melihat Jihan menyantap soto dengan lahapnya. Bahkan wajah Jihan berurai air mata, entah karena kepedasan atau mungkin hal lain.
"Nggak bagus ibu hamil suka nangis" sahutnya
"Do...do!" Jihan langsung memeluk lelaki itu.
Dia tidak peduli jadi tontonan orang ataupun ilham melihatnya. Sejak dinyatakan hamil entah kenapa dia selalu nyaman didekat dodo walaupun hanya berpapasan saja.
Dodo mengusap air mata jihan. lalu mengajak jihan kembali duduk menyantap sotonya.
"Kak apakah dia.."
Jihan mengangguk. Dodo memegang perut jihan.
"Berapa bulan?"
"Dua"
"Maaf. Aku tidak bisa menikahimu. Aku mencintai wanita lain." Ucap Dodo
"Setelah yang terjadi diantara kita.Kamu baru bilang mencintai wanita lain. Brengsek!" jihan mendorong tubuh dodo. Lalu menangis keluar.
Kenapa rasanya sakit sekali saat dodo yang mengatakan hal itu. Padahal aku sama sekali tak punya perasaan apapun padanya. Dia yang mendekatiku, Dia yang merayuku, Bahkan ilham saja tidak pernah melakukan itu.Ya, Allah perasaan apa ini?Apa ini karena aku hamil anaknya?
Dodo hanya terdiam menatap Jihan yang pergi dari hadapannya.
Aku hanya bisa mengatakan maaf. Maaf aku belum siap.
Tanpa disadarinya ada sepasang mata yang melihat adegan mereka. Pemilik mata itu mencoba tidak suudzon dengan apa yang mereka lihat. Seketika dia memegang dadanya yang terasa sesak.
Hamil?Anak? Ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
siapa ituuu ayoooo
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-10
0
Eva Santi Lubis
Lanjut
2021-10-13
0
Sri Cntya
waahhh kasihan km naa..smg km tau boroknya
2021-09-16
0