Di kediaman Gunawan
Sebuah mobil terpakir tepat didepan kediaman opa Gunawan. Rumah yang megah bergaya klasik terpampang didepan wanita itu. Senyumnya mengembang saat seorang satpam menyapanya.
"Ada yang bisa saya bantu, bu?" Sapa sang satpam.
Wanita itu hanya tersenyum remeh. Kakinya langsung menerobos masuk. Pak satpam kaget, berusaha mencegah wanita itu masuk.
"Maaf, bu anda tidak bisa sembarang masuk." pak satpam berusaha mencegah.
Wanita berbalik menatap tidak suka pada pak satpam.
"Masa saya tidak boleh masuk kerumah almarhum suami saya? Mana yulia, aku mau ketemu." Ucap wanita itu berdiri pintu.
Suara gaduh dari luar terdengar dari dalam. Mama Yulia yang sedang bermain bersama sang cucu mulai terusik. Dia penasaran apa yang sedang terjadi diluar.
"Ada apa ini?"
"Anu ... bu.. ada yang sedang mencari ibu?"
Mama Yulia menatap perempuan yang ada didepannya. Ada rasa ketidaksukaan dengan kehadiran wanita itu.
"Kania?" Sapa mama Yulia.
Kania mencoba ramah pada si pemilik rumah. Walaupun dia tahu sang pemilik tidak akan pernah menyukai kehadirannya.
"Apa kabar? Anak tiriku." Sapa kania.
Kania berjalan-jalan melihat area rumah mantan suaminya. Kania tak menampik kalau dia mau menjadi istri sirinya opa Gunawan karena uang. Saat itu usianya sudah 23 tahun.
Suaminya mau mendapatkan anak laki-laki sebagai penerus perusahaan. Karena Anak laki-lakinya meninggal saat balap motor. Suaminya mengeluh kalau Yulia tidak tertarik dengan perusahaan.
Saat mengetahui Kania sedang mengandung, suaminya bahagia sekali. Berharap sang penerus yang akan lahir. Bulan demi bulan usia kandungan Kania memasuki 8 bulan.
Saat melakukan USG, dokter mengumumkan bayi dikandung Kania adalah perempuan. Suaminya kecewa saat mengetahui kebenarannya, Kania ditalak setelah putrinya lahir ke dunia.
Hancur hatinya saat itu, terlebih saat dokter mengabari kalau sang putri memiliki kelainan jantung. Bagi kania, sang putri yang sudah menyebabkan dirinya didepak suaminya. Sejak saat itu kania sangat membenci sang putri. Apalagi baginya harta yang diberikan sang mantan suami tidak cukup untuk kehidupan hedonnya.
"Mau apa kamu?" Mama Yulia menanggapi kehadiran wanita didepannya dengan sinis.
Kania cuma bisa tersenyum licik. Kedatangannya tentu saja meminta hak untuk sang putri. Meminta agar mereka mau menampung ina sebagai keluarga.
Walaupun sampai hari ini Kania tidak tahu dimana keberadaan sang putri. Tetapi terselip sedikit kecemasan, apalagi ina baru sembuh setelah mendapat donor jantung.
Kania sadar sikapnya malam itu karena panik. Dia juga tidak menyangka sang putri pergi dari rumah hanya masalah Dodo.
Jujur buat Kania, Dodo hanya sebagai pemuas ***** saja. Walaupun ini bukan pertama bagi mereka. Selama dua tahun ini, Kania dan Dodo memiliki hubungan khusus. Apalagi Kania membiayai kebutuhan Dodo.
"Aku mau mengunjungi rumah suamiku. Apa tidak boleh?"
"Heeeh! jadi kamu masih merasa papaku adalah suamimu!Saat papaku sakit dan meninggal kamu kemana, kania! Sibuk berplesiran dengan lelakimu!"
"Hey, Lia. Jaga ucapanmu!Kamu jangan lupa aku memberikan anak untuk papamu!"
Mama Yulia tahu kalau papanya dan Kania memiliki seorang putri. Tapi mama Yulia tidak yakin kalau itu murni anak kandung papanya.
Bisa jadi anak itu bukan anak papa. Apalagi untuk perempuan seperti dia. Dasar murahan! Menggunakan anak untuk kepentingan pribadinya. Papa mungkin percaya kalau itu anaknya, tapi jangan harap bisa membodohi aku.
Ya, Allah kenapa perempuan ini muncul lagi.
"Sekarang saya minta anda keluar dari rumah saya!" Yulia berdiri didepan pintu agar Kania pergi dari rumahnya.
Kania masih mematung. Matanya menatap sebuah photo.
Ina dan anaknya Yulia sangat mirip. Itu berarti gen mas gun sangat kuat dalam diri ina.
Kania langsung beranjak dari rumah kediaman keluarga Gita. Dari loteng atas Kania melihat seorang perempuan duduk dijendela dengan tatapan kosong. Wajahnya mirip dengan putrinya.
Dia kah anaknya yulia.
Sepertinya anaknya Yulia memiliki gangguan jiwa.
Sikapnya seperti hidup segan mati tak mau.
Itulah karma buat mereka yang menyia-nyikan ina.
Ina, kamu dimana nak.
klik
Kembali ke kediaman Gunawan
Mbak suti yang sudah hampir satu tahun bekerja dirumah keluarga Gita. Perempuan asal bandung itu memasuki sebuah kamar di loteng. Membawa makanan untuk si empunya kamar.
Seorang perempuan duduk dijendela, tatapannya kosong seperti tak punya semangat hidup. Mbak suti memindahkan posisi perempuan itu, takut jatuh nantinya.
"Non, makan ya. Biar cepat sembuh. Kasihan si non ini kayaknya dia lagi depresi berat." Celoteh Mbak suti
Sejak ditemukan oleh Mama Yulia pada malam itu. Saat hujan lebat, mama menemukan seorang perempuan pingsan di jalan. Lebih terkejut lagi si perempuan sangat mirip dengan mendiang putrinya. Mama seperti menemukan anaknya yang telah pergi.
Sejak ditemukan, sang perempuan tetap diam. Tak bicara apapun, tatapannya kosong. Seperti tak punya semangat hidup. Mama yakin bahwa kalau perempuan itu mengalami depresi berat. Sama saat dulu dialami Gita.
"Mbak apakah Gita mau makan?" sahut mama saat masuk kekamar Gita.
Mbak Suti hanya menggeleng saja. Dia bingung menghadapi wanita yang hanya diam seperti patung.
"Bu... kalo saya boleh usul, kenapa ibu nggak coba hubungi mas ilham saja?"
"Jangan, mbak. Ilham sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Siti."
"Tapi, bu kasihan non ini, sudah dua hari disini tapi tidak ada perubahan. Coba dulu,bu. Siapa tahu den ilham mau datang periksa?
Mama menghela nafas panjang.
Bener juga sih apa yang dikatakan mbak Suti. Kasihan wanita ini, kalo tidak ditindaklanjuti bisa parah. Ya, Allah nak, malang benar nasibmu.
Mama mencoba menghubungi ilham. Mama Yulia senang Ilham mau meluangkan waktunya untuk kerumah.
"Itu siapa ma?" Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan lamunan mama Yulia.
"Itu..itu.. Gita, lam." ucap tetap memandang perempuan tersebut.
"Bukan, ma. Itu bukan Gita.Hanya mirip saja." Alam tidak suka ada perempuan lain disamakan dengan istrinya. Walaupun mereka mirip bagi Alam, Gita miliknya cuma satu.
"Shasa gimana ma?"
"Anakmu sudah tidur. Dia sudah mulai merayap, lam progresnya cepat sekali."
Pukul 20:00 Ilham sampai dirumah keluarga gita. Dia ditemani salah seorang temannya yang ahli bagian syaraf.
Saat dibawa kekamar Gita, ilham terkejut saat tahu siapa yang sudah ditolong mama Yulia.
"INA!" Pekik ilham saat melihat sosok dikenalnya dengan tatapan kosong.
"Kamu kenal?".
"kenal tante, ina ini tunangan temanku. Umurnya masih 18 tahun. Kenapa bisa dia ada disini?"
"Panjang ceritanya, ham. Tante minta kamu cek kesehatannya. Sejak dia sadar sampai hari ini, reaksinya seperti ini."
Ilham terdiam. Ada rasa sedih melihat kondisi Ina. Pada akhirnya dia menghubungi seseorang yang menurutnya berhak tahu kondisi ina.
Seandainya kalian tahu siapa pemilik jantung gita sekarang.
Siapakah yang akan dihubungi Ilham?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
kan, ina kena syok...
2022-03-10
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
mNgaatss kakk
2022-02-23
0
Reni
halo Kaka, aku mampir kesini, jangan lupa dukung juga karya aku ya. klik Poto profil aku ya. sukses selalu Kaka. nanti aku balik lagi ya. makasih.
2022-01-23
1