"Nay,, bangun Nay,, kamu gak siap-siap apa,,? Sudah jam 2 siang ini Nay.!
Bunda yang duduk di pinggir ranjang berusaha membangunkan tidurku,, sambil tangannya mengguncang lenganku..
"Hooom,,
Sambil menguap dan mengucek-ngucekkan mata dengan kedua tangan ku..
"Masih ngantuk buuun,,
"Tapi ini udah jam 2 Nay,, kamu mandi gih. Terus siap-siap berangkat. Nanti kalo telat, gimana Nay,!?
"Baru jam 2 bun.
"Lebih baik dateng di awal Naya dari pada kamu telat.
Akhirnya aku pun menurut,, bergegas mandi dan tidak lupa membawa seragam yang akan aku kenakan saat kerja nanti.
14.15 WIB
Akhirnya Naya selesai dengan aktivitas di kamar mandi,, Naya pun beralih kembali ke kamar dan merapikan rambutnya dengan mengenakan harnet.
Tidak lupa dengan bedak tipisnya dan lip gos,, biar terlihat lebih segar dan enak dipandang. Tidak lupa dengan tas ransel yang setia menemani.
Naya langsung mengenakan kaos kaki dan sepatu slip on hitamnya.
Naya menghampiri bunda yang tengah duduk di saung, yang terletak di dekat rumah sambil nemenin Apri yang lagi asik main mobil-mobilan.
"Bun,, Naya berangkat.." Ujar Naya sembari mencium punggung tangan kanan bunda.
"Ini Nay ongkos buat kamu naek angkot sama jajan..
Bunda menyerahkan selembar uang kertas sepuluh ribu dari saku celana kirinya.
"Dadah kaka.." kata Apri sambil melainkan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk dengan mobil-mobilan yang sedang di mainkan'nya.
Merasa di acuhkan dengan mainannya, aku pun langsung menghampiri Apri dan mencium pipi gembulnya, "Apri jangan nakal ya.. kakak mau berangkat kerja dulu..muuuach.
******
14.25 WIB
Naya pun berjalan lumayan jauh, dari rumah menuju jalan raya. Untuk menaiki mobil angkot jurusan sektor C09 tempat Naya bekerja sekarang.
Cuaca yang terik, tidak menyurutkan semangat Naya untuk terus berjalan. Sesekali di jalan Naya berpapasan dengan orang yang di kenalnya.
"Mau kemana Nay?" Tanya bu Tami seorang penjual jamu gendong keliling.
Bu Tami, biasa lewat depan rumah saat menjelang sore, menjajakan jamu gendongnya dengan menggendong bakul di punggung, yang berisi beberapa botol jamu racikannya sendiri.
Sambil tangan kirinya menenteng ember kecil berisi air dan gelas.
"Mau berangkat kerja bu,," sapa'ku dengan senyum merekah.
"Oooh, hati-hati Nay,,
"Beres bu..
Aku pun melanjutkan perjalanan kembali.
Dreet, dreet,
Naya merogoh ponsel yang di simpan di saku bajunya. Membaca pesan yang masuk...
💌Surya
Kamu lagi ngapain, yank?
💌Naya
Lagi di jalan mau berangkat kerja.
💌Surya
Kamu ga di anter ayah?
💌Naya
Gak, ayah kerja.
💌Surya
Kamu jalan sama siapa yank?
💌Naya
Sendiri.
💌Surya
Aku kangen nih.
💌Naya
Iya sama.
💌Surya
Kapan ya bisa ketemu Nay?
💌Naya
Belum tau.
"Akhirnya sampai juga di cikini, tinggal nyebrang.. gumam Naya.
Naya kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku baju kerjanya.
"Ojek neng?
"Engga bang..
Perempatan cikini,, biasa ada pangkalan ojek, jadi wajar saja kalo ada beberapa tukang ojek yang lagi mangkal. Di sana juga ada pedagang kopi dan juga pedagang gorengan.
Aku pun menyetop angkot yang akan membawa ku menuju sektor 9.
Duduk manis paling pojok angkot sambil melihat ke arah belakang. Sedikit mual, mungkin karena baru pertama kali ini naek angkot, biasa di anter ayah kalo kerja, ini harus naek angkot.
"Neng,, kerja di dapur bebek?" Tanya bapak berbaju biru yang duduk di depan ku.
"Eh, em iya pak..
"Yang kerja ko orang neng? Bukan bebek?
"Kalo bebek yang kerja, yang di makan apa ya pak?
" Hahaha,, si eneng ada bae jawabannya.." kata si bapak sambil ketawa.
"Kiri ya bang..
"Beres neng." Kata mang supir.
Mobil angkot yang aku tumpangi pun berhenti.
"Duluan pak,," Ucap Naya pada si bapak baju biru.
"Iya neng.
"Ini mang.." ucapku sambil menyerahkan uang sepuluh ribu yang tadi di kasih bunda.
Mang sopir angkot pun mengambil uang yang aku berikan dan,,,
"Kembaliannya neng." sambil menyerahkan uang kembalian pada ku.
Angkot pun langsung berjalan lagi meninggalkan Naya yang sudah berhenti di pinggir jalan.
Naya berjalan melewati 2 orang tukang ojek yang lagi duduk di bangku, dibawah papan jalan. Yang 1 berkumis dan yang 1 lagi botak sama-sama berumur tua.
"Ga di anter bapak neng?" kata salah seorang tukang ojek yang lagi mangkal.
"Gak pak.
"Eh buseh di panggil bapak, abang gitu neng. Masih muda ini.
"Ahahahaha, muda pala lu. Malu sama umur, pengen dikata muda, bitak ia." kata tukang ojek yang berkumis.
"Pantes masih sepi, jam 3 juga belum.. gumam Naya.
Aku pun memilih duduk di bangku yang menghadap ke jalan. Sambil memperhatikan petugas parkir yang lagi duduk di posnya. Dengan menghadap komputer sambil sesekali memberikan karcis parkir untuk setiap mobil yang akan memasuki kawasan 9 walk.
Dreet,, dreet,,
Naya mengambil ponselnya dari dalam saku baju. Melihat pesan yang masuk, sambil senyum-senyum sendiri.
💌Surya
Udah nyampe mana?
💌Naya
Udah nyampe.
💌 Surya
Kenapa ga bilang? Dari kapan?
💌Naya
Lupa 😅, belum lama si.
💌Surya
Kebiasaan 😡
💌Naya
😅😅😅 maaf ya ayank.
"Wih, getol amat Nay." Tanya Ipul yang baru datang.
Ipul pun langsung duduk di bangku yang lain. Sama dengan ku, ia pun langsung memainkan ponselnya.
"Iya dong, harus itu.
"Di anter Nay?
"Engga, naek angkot.
Tidak selang berapa lama,, pas banget jam 3 sore. Bu Rani dateng dengan di bonceng oleh a Awan, sedangkan Danu membonceng ka Tika.
Bu Rani pun langsung turun dari motor dan membuka isi tas kecil yang ia bawa. Bu Rani membuka kunci rolling door restoran, dan menarik ke atas agar rolling door terbuka.
"Udah dari tadi Nay?" Tanya Fifi yang langsung berdiri di belakang ku.
"Baru aja.
Kami pun langsung melakukan aktifitas. Ipul menarik beberapa krat minuman soda dan teh botol dan meletakkan'nya di bawah meja panjang.
Danu menarik tabung gas besar ke belakang, biasa di pakai untuk bu Rani memasak nasi.
A Awan membenarkan posisi alat panggang besar yang biasa ia gunakan untuk mengasapkan bebek dan juga ayam.
Ka Tika mengeluarkan mesin kasir dan meletakkan'nya pada posisinya.
Aku dan Fifi membawa beberapa nampan yang berisi tempat tisu, botol kecap dan beberapa nampan lainnya pada posisi semula saat restoran buka.
"Ka, ini bener gak?" Tanya ku yang lupa posisi botol garam.
"Udah gak apa-apa Nay, nanti kakak yang atur, kamu cukup bawain aja kesini." kata ka Tika sambil mengelap mesin kasir dengan kanebo.
Fifi yang lagi sibuk menyapu lantai. Aku pun berinisiatif untuk mengelap setiap meja dan bangku setelah itu baru deh
meletakkan tempat tisu, nomor meja dan botol kecap pada setiap meja.
Fifi yang sudah selesai dengan menyapu lantai, langsung mengepel lantai.
bersambung.......
terima kasih sudah mampir untuk membaca karya receh saya 😊
mohon 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻 terus dukung karya author dengan beri .....
------> 👍 like
------> koment 💞💞💞
------> vote
-------> ⭐⭐⭐⭐⭐
jangn lupa tambahkan karya receh saya ke dalam Favorit ❤️ reader agar tidak ketinggalan ceritanya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
lina
mksh ni.mar
2022-09-29
2
Ni.Mar
bunga 🌹🌹 buat ka lina
2022-09-29
2
Love You
Mantap kak
2022-05-19
1