Saat tengah asik membantu Ani menjawab beberapa pertanyaan dari tugas sekolahnya.
"Kaka Surya kapan main lagi ka?" Tanya Ani tiba tiba.
"Gak tau." Jawab Naya singkat.
Apri datang menghampiri ku dan Ani, duduk di hadapan Ani sambil berkata...
"Apri mau belajal kaka,,," dengan suara cadelnya.
"Mau belajar apa Pri?" Tanya Ani sambil tangan kanannya mencubit pipi gembul Apri sebelah kiri.
"Gambal mobil kaka Ni.." Jawab Apri sambil tangan kanannya mengambil tempat pensil Ani yang di letakkan di atas meja.
"Pake buku yang ini aja ya Pri,," Jawab Ani lagi sambil menyerahkan buku gambar dan krayon pada Apri.
Apri pun mengambil buku gambar dan krayon yang di berikan Ani, dan tidak lupa Apri meletakkan kembali tempat pensil yang tadi di pegangnya.
Setiap kali Ani belajar di ruang keluarga, Ani akan selalu membawa serta buku gambar dan krayon milik Apri, karena Apri pasti akan selalu menghampiri Ani yang sedang belajar dan minta ikut belajar pada Ani.
Setelah mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, Apri pun pergi menghampiri ayah yang tengah duduk di teras rumah sambil menyeruput kopi hitam buatan bunda.
"Yah, gambal mobil gede,," Kata Apri sambil menyerahkan buku gambar yang di pegangnya pada ayah. Lalu Apri duduk di sebelah kanan ayah. Sambil tangan kiri terus memegang krayon miliknya.
Ayah pun mengambil alih buku gambar yang tadi di bawa Apri.
Di rasa ada yang kurang, ayah pun bertanya pada Apri.
"Pensilnya mana Pri?" Tanya ayah pada Apri.
Tanpa menjawab, Apri langsung berdiri dan meninggalkan ayah. Apri berjalan masuk untuk menghampiri Ani lagi untuk meminjam pensil.
"Apa lagi Pri?" Tanya Ani pada Apri. Karena Apri hanya berdiri di depan Ani tanpa berkata.
"Apri upa, tadi mau apa ya?" Dengan polosnya Apri berkata sambil tangan kanan memegang kepala atas bagian kanannya seperti sedang berpikir keras.
"Apri mau apa ya ka Nay?" Akhirnya Apri malah balik bertanya pada Naya dengan polosnya.
Ani dan Naya yang mendengarnya di buat gemes. Ani mencubit pipi kanan Apri dan Naya mencubit pipi kiri Apri dengan gemesnya.
"Bikin gemes si kamu tuh embul,," Ucap Ani.
Apri pun menangis karena cubitan Naya dan Ani.
"Kenapa Pri?" Tanya ayah dari depan pintu sambil bertulak pinggang.
Hehehe,, Naya dan Ani hanya nyengir kuda.
Apri berlari menghampiri ayah, ayah pun langsung menggendonya.
"Ni ma Nay nakal." Ucap Apri sambil terus menangis sesegukan dengan tangan kanan mengarah pada Naya dan Ani, sedang tangan kiri di lingkarkan di leher ayah.
"Cep cep cep anak ayah yang ganteng udah jangan nangis lagi ya."
Ayah membawa Apri keluar dan duduk lagi di teras dengan memangku Apri. Ayah menggambar mobil besar seperti permintaan Apri, sebelumnya ayah sempat meminta pensil pada Naya tadi ya.....
Apri sudah tidak menangis lagi, matanya terus fokus melihat gambar yang sedang di buat ayah.
*******
Ke esokannya....
"Nay berangkat ya bun.." Kata Naya saat akan berangkat ke pabrik dengan di anter ayah.
Yang sebelumnya ayah mengantar Ani dulu ke sekolahnya. Setelah itu baru mengantarkan Naya ke pabrik, karena arah jalan pabrik Naya dan sekolah Ani tidak satu arah, jadi ayah mengantar Naya dan Ani secara bergantian.
Setelah kepergian Ani ke sekolah, ayah yang mengantarkan Naya ke pabrik dan sekaligus langsung berangkat kerja.
Tinggal lah bunda yang sibuk dengan Apri di rumah.
"Naya masuk yah." Ucap Naya saat berpamitan pada ayah di depan gerbang pabrik.
"Hati hati nay,," Ucap ayah.
Setelah memastikan Naya memasuki gerbang pabrik, ayah pun menyalakan mesin motornya, berjalan lagi menuju tempat ayah kerja.
"Kamu lagi marahan Nay sama Surya?" Tanya Sani saat melihat Naya dan berjalan bersama menuju dalam pabrik.
"Ga ko ka." Ucap ku.
"Jangan bohong Nay, Surya uring uringan tau di rumah. Kamu gak bales pesan Surya sih." Kata Sani
"Siapa suruh bohong.." Jawab Naya cuwek.
"Bohong kenapa emangnya?" Tanya Sani.
"Mau tau aja apa mau tahu banget ka?" Naya malah berbalik bertanya pada Sani.
"Ya au amat Nay, kalo di tanyanya." Ucap Sani kesal.
"Hahaha,,, ngambek dia (Sani)." Jawab Naya sambil tertawa.
Ting,,,
Bunyi notifikasi pesan masuk di ponsel Naya.
Surya
Jangan lupa makan ya Nay.
Naya hanya membacanya tanpa niat untuk membalas. Lalu Naya menyimpan ponselnya kembali ke dalam tasnya.
"Ko gak di bales?" Tanya Sani. Yang melihat Naya tidak membalas pesannya namun malah menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas milik Naya.
"Gak apa apa." Jawab Naya singkat.
"Marahannya jangan lama lama." Ucap Sani lagi.
"Sapa juga yang marahan si ka." Naya berusaha menyanggahnya.
"Lah itu si Surya ngirim pesan aja gak di bales, berarti masih marahan kan?" Ucap Sani.
Naya dan Sani menyimpan tasnya ke dalam loker masing masing. Kali ini Naya langsung meninggalkan ponselnya ke dalam loker.
Biasanya sambil menunggu jam masuk pabrik, Naya akan memainkan game di ponsel miliknya. Tapi tidak untuk kali ini.
"Hehehe, kepo." Jawab Naya sambil tertawa lagi.
Pletak,,,
Jitakan mendarat di kepala Naya.
"Sakit tau ka. Hiks hiks hiks.." Ucap Naya sambil menirukan suara orang yang sedang menangis.
"Lebay.." Ucap Sani lagi.
"Ciyeeee ipar baru.." Ucap Egi yang baru saja datang dan bergabung bersama Sani.
"Apaan si Gi,," Ucap Naya pada Egi.
"Lah lu kan udah jadian sama Surya.." Celetukan Egi.
"Kalo ngomong jangan asal ngejeplak apa Gi tu mulut. Kalo di denger Fitri gimana?" Tanya Naya sambil menyubit pinggang Egi.
"Lah emang kenapa sama Fitri?" Tanya Egi balik.
"Au amat." Ucap Naya dan memulai aktivitasnya, untuk menghindari ocehan dari Egi.
"San, emang yang sekarang jadiian sama Surya siapa? Naya atau Fitri?" Tanya Egi.
"Naya belum jadian sama Surya. Tapi Surya udah putus sama Fitri." Ucap Sani.
"Sama gw aja dah kalo gitu San si Surya.. Gw juga lagi jomblo." Ucap Egi dengan pedenya.
Pletak,,,,
Sani menjitak Egi.
"Aduh sakit nyong." Ucap Egi.
"Rian mau lu kemanain Gi?" Ucap Sani.
"Hahaha, gw becanda keles. Ora level gw sama bocah lagian juga." Kata Egi.
Ta lama Fitri datang, dengan membawa kertas kado yang akan di gulung dan di masukkan ke dalam plastik.
Fitri juga menggeser duduknya hingga Fitri kini duduk dekat dengan Maya.
"Lu gulung kertas kado Fit..?" Tanya Egi.
"Iya." Jawab Fitri.
"Ka semalem Surya kemana?" Tanya Fitri pada Sani.
"Ada di rumah." Jawab Sani.
"Tar pulang dari sini, aku main ke rumah kakak ya,,?" Pinta Fitri.
bersambung.....
🙏🙏🙏🙏 dukung author dengan like, komen dan vote 😊
jangan lupa tinggalkan bintang lima yaa 😀😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
Kakak" yang jahil 😉
2022-07-11
2
R_armylove ❤❤❤❤
aku bacanya gombal 🤣🤣 ya ampun
2022-02-01
1
Ai
terimakasih udah mampir❤
2022-01-28
2