Jam menunjukkan pukul 5 sore, restoran pun sudah mulai ramai pengunjung.
Ka Tika berdiri di depan meja kasir, sedangkan Naya dan Fifi di depan meja kasir sambil memperhatikan setiap meja pengunjung.
Meja kasir yang di gunakan berbeda pada meja pada umum'nya. Mesin kasir di letak'kan di sisi kiri, sengaja agar lebih dekat dengan colokan listrik. Sedang di kanan meja kasir terdapat nampan bil, serta beberapa buku kecil panjang untuk kami mencatat pesenan.
Sedangkan bu Rani berdiri di belakang meja paling ujung, sesekali bu Rani menghampiri meja pengunjung. Entah apa yang sedang ia tanyakan.
"Fi, kalo jam segini rame ya?" tanyaku sambil berbisik pada Fifi.
"Ya gitu." kata Fifi.
"Silahkan ibu dapur bebek'nya..." sapa Fifi pada seorang ibu yang baru saja datang.
Fifi pun berjalan menghampiri sang ibu dengan membawa sebuah buku menu di tangan kanannya.
Terlihat Fifi sedang mencatat pesanan si ibu dengan kertas yang ia bawa. Fifi pun kembali ke arah kasir dengan membawa kembali buku menu, serta menyerahkan kertas berisi catatan pesanan dari si ibu kepada ka Tika.
Ka Tika pun menempel kertas catatan di belakang ciler yang terletak di belakang kasir.
"Meja no 5. 1 ekor bebek asap potong 6 take away ya a Awan. Untuk yang makan disini 1 bebek goreng paha, 1 bebek goreng dada lalapnya cuma timun sama salada ya, 1 es jeruk." kata ka Tika.
"Oke." kata a Awan.
"Siap ka." jawab Ipul dan Dika.
A Awan langsung mengasapkan bebek 1 ekor, Dika langsung menyiapkan 1 potong paha bebek dan 1 potong dada bebek yang akan ia goreng. Sedangkan Ipul langsung membuat 1 gelas es jeruk.
"Ka, es jeruk ready." kata Ipul.
Ipul menaruh segelas es jeruk yang sudah di buatnya ke atas meja panjang yang ada sisi kanan meja kasir.
Beberapa meja yang memang sengaja di susun memanjang di sisi kanan meja kasir. Meja panjang tersebut di fungsi'kan untuk meletakkan setumpuk nampan yang pasti'nya di gunakan untuk membawa pesanan para kastamer.
Di sebelah nampan terdapat tisu, beberapa tempat tusuk gigi, wadah yang berisi garam dan lada putih tempat sedotan, tempat garpu dan pasangan'nya sendok, wadah untuk meletak'kan pesanan yang akan di bawa pulang atau take away, serta nampan yang terdapat beberapa kantong plastik dengan ukuran berbeda sesuai kebutuhan.
Ka Tika menandai pada kertas pesanan yang di tempel sebelumnya dengan pulpen. Sebagai pengingat bahwa sudah selesai di buat.
Ka Tika meraih segelas es jeruk yang sudah Ipul buat dan meletakkan'nya di atas nampan dan tidak lupa meletak'kan sedotan di dalam gelas.
"Meja nomor 5 ya." ucap ka Tika.
Fifi pun langsung membawa es jeruk dengan menggunakan nampan ke meja nomor 5.
Setelah itu Fifi pun kembali berdiri pada posisi'nya.
"Fi, laen kali gantian ya. Kita'kan disini kerja tim." kata ka Tika.
"Iya ka."
Setelah selesai dengan es jeruk, Ipul pun beralih mengambil 2 buah plastik dengan ukuran yang berbeda. 1 buah akan di gunakan'nya untuk menaruh beberapa lembar selada, beberapa potong tomat, potongan kol, beberapa potong timun dan daun kemangi.
Setelah selesai dengan lalapan yang di bungkus ke dalam plastik, Ipul beralih ke plastik yang ke 2 untuk membungkus sambal. Lalapan dan sambal yang di bungkus sengaja di siapkan untuk teman 1 ekor bebek asap yang akan di take away.
Danu yang sudah merasa bebek goreng'nya sudah pada tingkat kematengan yang pas, langsung meletakkan bebek goreng'nya pada tampah kayu yang sengaja di sediakan untuk meniriskan minyak.
Sambil menunggu minyaknya tiris dari bebek goreng, Danu menata lalapan pada piring kosong. Setelah selesai menata lalapan dan sambel, Danu menyajikan bebek goreng'nya ke atas piring.
Danu pun melakukan hal yang sama dengan Ipul, meletakkan piring yang berisi bebek goreng di atas meja panjang sambil berkata,,,
"Bebek goreng siap ka.."
"Oke.." ka Tika pun tldak lupa memberi tanda pada catatan'nya.
"Nay, bebek goreng meja nomor 5." ucap ka Tika sambil meletakkan piring berisi bebek goreng pada nampan.
Aku pun langsung melakukan apa yang di suruh. Membawa piring yang berisi'kan bebek goreng paha dan dada ke pada si ibu yang sedang duduk di meja nomor 5.
"Permisi ibu, pesenan'nya. Ada lagi yang mau di tambah ibu?" aku pun berucap sambil meletakkan piring yang berisi bebek goreng pada meja si ibu.
"Terimakasih ya, untuk sementara ini aja dulu."
"Kalo gitu saya permisi ibu. Silahkan di nikmati ibu."
Aku pun kembali ke meja kasir untuk meletakkan nampan kosong yang tadi berisi piring.
Jam pun terus berputar, malam semakin larut, ada yang baru datang untuk makan dan ada pula yang selesei dengan makan'nya dan ada juga yang hanya sekedar melewati restoran karna mau ke restoran lain yang ada di deretan stand yang sama.
Begitu lah aktivitas di restoran tempat Naya berada saat ini. Hingga tidak terasa jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam.
"Naya atau Fifi nih, yang mau cuci lap,,?" tanya bu Rani saat menghampiri aku dan Fifi yang masih setia berdiri meski sudah tidak ada kastamer.
"Fifi aja bu." kata Fifi sambil membawa lap yang tadi di gunakan untuk mengelap meja.
"Kamu beresin meja ya Nay, nanti taruh aja disini dulu. Kalo Ipul dan Danu udah selesai di dapur, baru kamu pindahin taruh di atas pendingin ya..!"
"Iya bu, saya boleh izin ga bu.?"
"Izin apa Nay?"
"Mau kabari ayah biar nanti di jemput bu."
"Oooh kirain apa Nay, boleh ko."
Bu Rani melanjutkan aktivitas di meja kasir bersama dengan ka Tika.
Aku pun langsung meraih ponsel yang ada di saku baju untuk menghubungi ayah.
Tut,,tut,,tut,, (suara sambungan telpon).
"Ayah, jemput Nay ya yah.." ucapku saat ayah sudah mengangkat ponselnya.
"Udah pulang Nay? Tunggu ayah ya."
"Pulang mah belum yah, baru beres-beres aja."
"Iya Nay, ini ayah mau langsung jalan."
"Jangan ngebut yah."
"Iya Nay."
Aku pun langsung membereskan semua tempat tisu ke dalam 2 nampan. Serta 1 nampan untuk semua botol kecap dan semua nomor meja.
Fifi yang sudah selesai dengan mencuci lap, a Awan yang sudah selesai dengan peralatan masak'nya, serta Ipul dan Danu yang sudah selesai dengan dapur.
Ka Tika juga sudah selesai dengan aktivitas kasir dan siap meletakkan pernak pernik yang ada di meja panjang ke atas lemari pendingin.
Aku pun ikut memindahkan tempat tisu dan kecap ke lemari pendingin.
"Alhamdulillah hari ini kita sudah selesai dengan aktivitas kita dan berjalan dengan lancar. Semoga besok juga berjalan dengan lancar." kata bu Rani.
"Sebelum pulang, kita berdo'a sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Berdo'a mulai,,,,, selesai. Terima kasih semuanya untuk hari ini."
"Sama-sama ibu." ucap ku dan Fifi.
Aku dan Fifi pun berjalan menuju tempat kami di jemput.
"Kamu di jemput ayah Nay?"
"Iya Fi."
Naya pun langsung mencium punggung tangan kanan ayah saat sudah berdiri di samping ayah Adi yang tengah asik berbincang dengan tukang ojek pangkalan yang biasa mangkal di sektor 9.
"Duluan bang.." kata ayah Adi pada tukang ojek.
"Iya, hati-hati beh." kata si tukang ojek.
Aku dan ayah pun langsung pulang ke rumah.
bersambung.......
terima kasih sudah membaca 😊😊
Maaf ya author baru update lagi 🙏🏻🙏🏻
ayo mohon 🙏🏻 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 dukung author dengan.....
------> like 👍
-----> komen
------> vote
------> jangan lupa ⭐⭐⭐⭐
biar ga ketinggalan cerita selanjutnya tambah dalam daftar favorit ❤️ ya 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Ni.Mar
bayangin bebek goreng colek sambel aku di Bab ini haaa
2022-09-29
2
DEBU KAKI
lanjut
2022-02-26
5
Fitray Uni
semangat kak Lina
2022-01-13
2