Cinta Tak Terpisahkan 9

❤️❤️ Beberapa hari kemudian

Seperti biasa saat jam istirahat di pabrik tiba, semua karyawan yang ada di pabrik memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan sebaik mungkin.

Naya menghabiskan makan siangnya dengan Maya, Sani dan juga Egi yang di selingi dengan obrolan baik itu membahas badan Sani yang lelah, pacar Egi yang tidak membalas pesannya, cucian baju Maya di rumah yang menumpuk, Naya yang membahas adiknya yang belum lancar bicaranya.

10 menit kemudian Fitri dateng dengan tangan kirinya membawa nasi bungkus beserta es teh yang sudah di ikat dengan karet dan tangan kanannya memegang ponsel yang setia menempel di telinga kanannya.

"Masa si a..?" Tanya Fitri pada lawan bicaranya di telpon.

Lalu Fitri duduk tidak jauh dari tempat Naya duduki saat itu.

Fitri pun melepas karet yang mengikat bungkus nasinya denga kedua tangannya, sebelumnya Fitri memindahkan posisi ponselnya ke telinganya kiri dan di jepit dengan bahunya. Seakan Fitri ga mau jauh dari lawan bicaramu di telpon.

Sampai saat makan pun Fitri mengalihkan tangan kirinya untuk memegang ponsel dan tangan kanannya untuk menyuapkan makan ke dalam mulutnya.

"Terus aa mau..?" Kata Fitri lagi dengan suara yang sengaja di buat keras.

"Makanya tar malem aa ke rumah ade aja ya.? Apa ade aja yang ke rumah aa, sambil kita ngerujak lagi gitu a kaya waktu itu a, sambil suap suapan.

Deeeeeg,,,,

Naya terenyuh mendengar kata kata Fitri barusan.

"Kayanya aku tau nih anak lagi ngobrol sama sapa di telpon,, Surya lu harus jelasin ke gw 😡😡😡.." Naya bicara dalam hati meski hatinya sangat sangat esmosi dan ingin meledak.

"Tahan Nay, tahan.." Kata hati Naya lagi.

Sedang asiknya Fitri berbicara di telepon dengan suara yang sengaja di buat keras, Egi menyambar seperti bensin yang siap membakar 🔥🔥🔥

😅😅 ceritanya gitu..

"Heh, kalo ngomong tu jangan pake toa mesjid lu bawa bawa, berisik tau.." Egi yang mulai kesal dengan tingkah temannya yang satu ini akhirnya bersuara juga.

"Apa si lu gi. Ganggu aja.." Kata Fitri balik kesal sambil tangan kanannya tetap memegang ponsel di telinganya.

"Udah Gi, lanjut lagi aja makannya.." Kata Naya menengahi.

"Nih pake..." Maya menghampiri Egi dan langsung memasangkan hendset di kedua telinga Egi.

Egi pun mendengarkan lagu yang di dengarnya lewat hendset yang di pasangkan oleh Maya.

Sebelumnya Maya memutar lagu Armada d ponselnya agar di dengar oleh Egi.

"Ku 'tak bahagia, melihat kau bahagia dengannya

Aku terluka, 'tak bisa dapatkan kau sepenuhnya

Aku terluka, melihat kau bermesraan dengannya

'Ku 'tak bahagia, melihat kau bahagia

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia

Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia

Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya

Harusnya yang kau pilih bukan dia

"Buat sapa nih lagu..?" Kata Egi pada Maya sambil tetap mendengarkan lagu yang di dengarnya.

"Buat sapa lagi coba.." Ucap Maya menggantung.

"Ka,, bareng.." Kata Naya yang melihat Sani akan bangun dari duduknya.

"Mau kemana Nay..?" Tanya Maya.

"Toilet. Mau ikut..?" Kata Naya sambil merapihkan tempat makannya.

Di jalan menuju loker Sani bertanya pada Naya..

"Kamu ga kenapa napa..?" Tanya Sani yang sedikit khawatir.

"Emang aku kenapa ka..?" Tanya Naya balik.

"Itu sama ucapan Fitri tadi.." Kata Sani.

"Lah kan dia (Fitri) lagi ngomong sama temennya di telpon ka, bukan sama aku.." Kata Naya sambil meletakkan tas ke dalam loker.

"Kan dia (Fitri) nyindir kamu Nay.." Ucap Sani yang juga memasukkan tasnya ke dalam loker miliknya.

"Kamu juga tau kan kalo Fitri tadi tu lagi telponan sama sapa..?" Tanya Sani lagi.

"Mang sama sapa ka..?" Tanya Naya pura pura tidak tahu.

Obrolan Naya dan Sani terhenti, karna mereka kini masing masing memasuki toilet yang berbeda. Traveling sendiri ya guys mereka lagi pada ngapain kalo abis makan ke toilet. 🤭🤭🤭

Beberapa menit kemudian Naya keluar dari toilet. Dengan wajah yang basah, maklum basah kan abis cuci muka.

Ta berapa lama Sani juga keluar dari toilet melihat Naya yang sudah berdiri di depan toilet yang Sani tadi masukin.

"Lanjut tadi Nay. Kamu tau kan Fitri ngomong sama sapa di telpon..?" Kata Sani yang penasaran.

Sambil berjalan ke tempat meraka akan memulai lagi aktivitas setelah jam istirahat pabrik.

"Temennya kaaaa.." Ucap Naya males. Karena sejujurnya Naya tau Fitri sedang bicara dengan sapa di telpon tadi.

"Kamu ga telpon Surya..?" Tanya Sani.

"Ga lah. Buat apa ka..?" Tanya Naya.

"Ya biar Fitri ga ngobrol lagi sama Surya lah.." Kata Sani.

"Ga lah. Hak dia (Surya) mau bicara atau deket sama siapa pun juga ka.." Kata Naya sambil tiduran dan hitung hitung sambil menunggu jam istirahat berakhir.

"Ko gitu si Nay..? Lu kan cewek.." Kata Sani.

"Ya ceweknya, tapi kan ga harus ngelarang dia (Surya) juga ka buat deket sama sapa juga." Kata Naya santai.

"Tar kalo Surya selingkuh, gimana Nay..?" Tanya Sani heran dengan sikap Naya.

Orang lain kalo tau cowoknya deket sama cewek laen pasti bakal marah. Lah ini beda dengan Naya. Mau Surya dekat dengan sapa pun ko ga marah.

"Selama dia (Surya) bisa jaga hatinya buat pasangannya. Kenapa tidak..?" Kata Naya.

"Terus kalo Surya sampe punya cewek lagi, gimana Nay..?" Tanya Sani.

"Ya putus lah.." Kata Naya.

"Lah ko gitu. Kan lu sendiri Nay yang ga marah kalo Surya deket sama cewek laen.." Kata Sani.

"Kalo pacaran, ga apa apa Surya mau deket sama temen cewek. Kan temennya jadi nambah. Tapi inget tujuannya tu buat nambah temen apa emang mau nyari cewek lagi."