Cinta Tak Terpisahkan 5

Setelah malam dimana Surya dan Naya bertemu, tidak ada yang berubah baik itu Surya atau pun Naya, masih saling menjalin kedekatan dalam berteman.

Dengan pesan singkat, Surya masih suka menanyakan kabar Naya, kegiatan Naya. Begitu pun sebaliknya Naya pada Surya.

Meski ke duanya hanya berhubungan jarak jauh dan belum bertemu lagi setelah pertemuan pertama mereka.

Mendekati bulan desember menyambut natal dan tahun baru, pesanan kartu ucapan dan amplop untuk angpau pasti akan bertambah, maka jam kerja di pabrik tempat Naya bekerja akan di tambah. Yang biasanya masuk jam 8, sekarang harus masuk jam 7 dan pulang yang biasanya jam 5 sekarang jadi jam setengah 6.

Di saat seperti ini, jam istirahat yang paling di nanti untuk rehat dari aktivitas pabrik.

**** Di saat jam istirahat di dalam pabrik....

Naya dan Maya yang baru saja selesai sholat Zuhur. Menghampiri Sani dan Egi yang lebih dulu memakan bekal siangnya, karena Sani dan Egi lagi berhalangan untuk sholat.

"Sini Nay,,," Ucap Sani ketika melihat ke hadiran Naya dan Maya.

Naya dan Maya sama sama menghampiri Sani dan Egi yang tengah tiduran berbantalkan tas masing masing sambil memainkan ponsel mereka.

"Kamu mau ini May?" Tanya Naya sambil menawarkan ikan goreng pada Maya.

"Nanti kamu kurang gak Nay?" Ucap Maya yang ragu untuk bilang mau ikan.

"Gak ko, ini buat kamu dan ini buat aku.." Ucap Naya sambil meletakkan sebagian ikan ke tempat makan Maya.

"Makasih,," Ucap Maya.

Ta berapa lama, datang Fitri sambil memakan batagor yang di bungkus plastik dan sambil tiduran dekat Egi dan paha kanan Egi yang di jadikan bantanya.

"Kaya gak punya tulang lu Fit.." Ucap Egi kesal.

"Cuma bentar,," Ucap Fitri acuh.

"Bagi dong,," Ucap Egi sambil merebut batagor dari tangan Fitri.

"A Surya lagi ngapain a..?" Ucap Fitri pada seseorang lewat sambungan telepon genggamnya.

"Tar malem kerumah gak a..? Ucap Fitri lagi sambil mengambil batagor dari tangan Egi.

Dret dret,, Pesan masuk dari ponsel Naya.

Surya

Kamu udah makan Nay..?

Naya

Lagi makan, dikit lagi selesai.

Surya

Makan yang banyak.

Naya

Iya.

"A Surya lagi ngapain si? Ko kaya lagi ngetik pesen gitu? Suara aa juga jauh." Tanya Fitri lagi.

"Kirim pesan buat siapa a?" Tanya Fitri pada orang itu lagi.

"Ooooh, ya dah. Dah aa." Ucap Fitri dan langsung memutuskan panggilan teleponnya.

"Apa mungkin ya, Surya yang aku kenal itu orang yang sama dengan orang yang di maksud Fitri?" Tanya Naya dalam hati.

"Udah selesai Nay?" Tanya Maya yang melihat Naya menutup tempat makannya pada hal isi bekalnya masih tersisa.

"Eh iya nih, udah kenyang." Jawab Naya.

Karna sudah selesai makan, Naya pun ikut tiduran dekat Sani.

"Awas Fit.." Ucap egi.

"Mau kemana si gi?" Tanya Fitri yang masih nyaman dengan posisinya.

"Gw mau ke wc, bangun lah. Tar kalo gw ngompol disini gimana?" Ucap Egi sambil menepuk bahu kanan Fitri.

Fitri pun bangun dari posisinya, dan ikut dengan Egi ke wc. Entah lah tujuanya apa yang pasti Fitri mengikuti langkah Egi ke wc.

"Ka itu siapa, kaya kenal?" Tanya Naya yang ta sengaja melihat Sani yang lagi asik membuka galeri foto ponselnya.

"Yang mana Nay?" Tany Sani yang belum tau foto mana yang di maksud Naya.

"Yang ini k,," Ucap Naya sambil mengarahkan jari telunjuknya pada sebuah foto.

"Ooooh ini?" Tanya Sani memastikan.

"Iya k." Ucap Naya sambil manggut manggut.

"Adiknya kaka, mantannya Fitri." Jawab Sani menjelaskan.

"Haah? Serius ka?" Ucap Naya kaget dan dengan spontan langsung duduk.

"Iya Nay. Kenapa?" Ucap Sani santai.

"Berarti Surya tau nomor telepon aku itu dari kaka?" Tanya Naya lagi.

"Iya, emang dia (Surya) gak bilang sama kamu Nay?" Tanya Sani.

Naya hanya menggelengkan kepalanya kalo Surya memang tidak memberi tahunya, jika Surya mendapatkan nomor telepon Naya itu dari Sani, yang tidak lain kaka perempuannya sendiri.

"Surya putus sama Fitri karena apa ka?" Tanya Naya.

"Fitri punya pacar lagi selain Surya." Jawab Sani.

"Udah lama ka, Surya sama Fitri putusnya?" Naya mulai penasaran deh dengan hubungan yang kandas antara Surya dan Fitri.

"Baru kemaren." Jawab Sani.

"Ooooh.." Naya hanya ber oooh ria di depan Sani.

"Berarti dari awal kenal, tu si Surya udah bohong dong sama gw. Ngaku belum punya pacar, gak tau nya malah teman kerja gw sendiri ceweknya. Dasar cowok. Tapi kan gw sama Surya cuma temen, kenapa juga gw kesel. Hehehe sadar Naya, cuma temen." Dalam hati Naya.

"Nay.." Ucap Sani sambil menggerakkan tangannya di hadapan wajah Naya,

"Eh iya ka, kenapa?" Ucap Naya gelagepan.

"Kamu ngelamunin apa?" Tanya Sani.

"Eh gak ko, gak lagi ngelamun aku ka." Ucap Naya berbohong.

"Ayo taro tas ke loker. Dikit lagi jam istirahat habis." Ucap Sani.

**********

Malam berikutnya di rumah Naya tengah membantu Ani mengerjakan pekerjaan rumah di ruang keluarga.

"Yang ini gimana ka?" Tanya Ani pada Naya sambil jari telunjuk dia arahkan pada soal yang di rasa sulit untuk di jawab oleh Ani.

Ting,,,

Pesan masuk di ponsel Naya.

Naya langsung mengambil ponselnya yang di simpan di saku celana kanannya, pesan dari Surya.

Surya

Kamu lagi ngapain Nay?

Naya tidak menjawab pesan dari Surya, tapi langsung di masukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya lagi.

"Ko cuma di baca doang ka? Emang dari siapa ka?" Tanya Ani yang penasaran.

"Gak apa apa, lagi males ngetik doang. Kita lanjut lagi aja udah sama soal." Kata Naya.

"Yang ini ka, jawabnya gimana?" Tanya Ani lagi yang sudah fokus pada lembar soalnya.

"Ini mah pengertiannya Ani, coba buka buku paket di lembar sebelum soal. Biasanya ada di situ.

"Ani males nyarinya ka,," Ucap Ani sambil memamerkan gigi putihnya.

"Kebiasaan,," Ucap Naya sambil memanyun kan bibirnya.

Ting,,, ponsel Naya berbunyi lagi, tanda ada pesan masuk lagi.

Lagi, Naya hanya membaca tanpa niet untuk membalas pesannya.

Surya

Kamu marah ya Nay sama aku?

Setelah membaca pesan dari Surya, Naya tidak memasukkan ponselnya ke dalam saku celana tapi Naya meletakan ponselnya itu di atas meja, tempat Ani meletakkan buku buku tugas sekolahnya.