Di dalam kamar Naya dan Ani.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Ani yang tidur sekamar dengan kakaknya Naya sudah terbuai dengan mimpi indahnya.
Tapi tidak untuk Naya, malam ini mata Naya terasa kering hingga sulit untuk memejamkan mata. Di matanya masih lekat perlakuan Surya yang meluluhkan hatinya.
Bagaimana tidak, tahun baru kali ini begitu terkesan buat Naya. Biasanya tahun baru di laluinya hanya di rumah bersama dengan orang tua dan adik tersayang.
Tapi tidak untuk kali ini. Tahun baru kali ini di lalui Naya bersama dengan sang pacar. Apa lagi Naya mendapatkan hadiah kalung dari Surya. Jangankan berhayal malam tahun baru bisa bersama dengan Surya, membayangkannya saja tidak pernah.
Tapi kenyataannya sungguh manis, hingga membuat Naya sulit tidur karena saking senangnya.
Ting.
Suara notifikasi pesan dari ponsel Naya.
Naya pun langsung meraih ponselnya yang di letakkan di atas lemari box. Setelahnya melihat pesan yang masuk ternyata dari Surya, Naya pun langsung membuka pesannya.
Surya
Kamu udah tidur Nay?
Naya
Belum.
Surya
Udah malam, tidur gih.
Naya
Belum bisa tidur.
Naya pun teringat kalo malam ini kan Egi, Sani, Maya, Fitri sedang ada acara bakar bakar di rumah Sani.
"Apa mereka nginep di rumah ka Sani ya? Atau pulang?" Tanya Naya dalam hati.
"Mending tanya aja deh sama Surya, dari pada penasaran." Naya berbicara sendiri.
Naya
Yank, Fitri udah pulang apa nginep?
Surya
Kamu mau aku jawab apa? Jujur apa bohong?
Naya
Jujur lah, masa bohong.
Surya
Udah pulang.
Naya
Beneran pulang? Ga nginep?
Surya
Nginep di kamar aku.
Naya
Serius kamu???
Surya
Udah pulang tadi sama Mia.
Naya
Demi apa kamu?
Surya
Demi cintaku ke kamu.
"Ehem ehem, udah malam Nay. Ko belum tidur?" Tanya bunda yang sedang berdiri di depan pintu kamar Naya.
"Ga bisa tidur bun." Jawab Naya.
"Baca doa biar bisa tidur Nay, atau kamu solat malam Nay." Ucap bunda.
"Emmm bun." Naya ingin bertanya sama bunda tapi ragu.
"Kenapa Nay?" Bunda duduk di pinggir tempat tidur Naya.
"Kalo bakar bakar gitu, biasanya pulang apa nginep si bun?" Tanya Naya.
"Tergantung anaknya Nay. Ada yang pulang dan ada juga yang nginep."
"Lagi bunda sama ayah pacaran ga?" Tanya Naya.
Naya pun berpindah posisi jadi kepalanya ada di pangkuan pahanya bunda.
"Lagi bunda sama ayah ga pacaran. Bunda itu di minta sama almarhumah nenek Marwah (ibu angkatnya ayah Adi) buat nikah sama ayah kamu Nay." Kata bunda.
"Ko bisa almarhumah nenek Marwah minta bunda nikah sama ayah? Bunda kenal sama nenek Marwah ya?" Tanya Naya yang penasaran.
"Kalo bunda dulu ga kenal sama nenek Marwah. Tapi nenek Marwah itu kenal dengan nenek Fatimah (ibundanya bunda) Nay." Jawab bunda.
"Tapi bunda dulu pernah ketemu sama ayah?" Tanya Naya.
"Kamu kenalkan Nay sama ibunya Heru?" Tanya bunda.
"Ah bunda, aku yang lagi nanya ko bunda yang nanya balik aku." Jawab Naya cemberut.
"Karena ayah dulunya itu suka sama ibunya Heru." Kata bunda sambil mencubit hidung Naya.
"Lah ko ayah sukanya sama ibunya Heru terus nikahnya sama bunda?" Naya yang masih bingung.
"Namanya juga jodoh Nay, ga ada yang tau. Sore itu, ayah bilang cinta sama ibunya Heru tapi sayangnya cinta ayah di tolak sama ibunya Heru, dan waktu itu ayah melihat bunda makan jambu air di atas pohon dengan rambut panjang terurai." Kata bunda sambil mengingat kembali masa itu.
"Bun, untung aja bunda makan jambu air di atas pohonnya sore, coba kalo malam bun. Pasti udah di kata kunti bun. Hihihi." Kata Naya dengan jujurnya dan di akhiri dengan tawanya.
"Nakal kamu ya. Kalo bunda ini kunti, kamu anak kunti Nay." Ucap bunda dan langsung berdiri.
"Bunda ayo cerita lagi." Pinta Naya.
"Ga lah, udah tidur sana udah malam. Awas ya kalo kamu besok bangun kesiangan." Ancam bunda dan langsung keluar meninggalkan Naya di kamarnya.
"Yah bunda, kelanjutannya gimana ya. Masa ayah cintanya sama ibunya Heru tapi bisa nikahnya sama bunda." Kata Naya yang masih bingung.
Naya pun berusaha memejamkan matanya untuk bisa tidur menuju alam mimpi.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ayam berkokok bagaikan alarm alam yang tanpa di suruh berkokok setiap menjelang pagi.
Naya yang sudah bangun dengan mata yang masih mengantuk dan akan cuci muka agar lebih segar melihat bunda yang lagi sibuk dengan aktivitas di dapur memotong motong sayuran.
"Bunda udah bangun?" Tanya Naya sambil memeluk bunda dari belakang.
"Belum, bunda masih tidur." Jawab bunda masih membelakangi Naya.
"Lah ini aku lagi meluk siapa?" Tanya Naya.
"Ini kunti." Jawab bunda.
"Kunti?" Naya yang belum sepenuhnya sadar pun langsung melepaskan pelukannya dari bunda dan mengucek ngucek matanya dengan tangan.
"Ihihihi." Suara bunda menirukan suara kunti.
"Aaaaa.." Teriak Naya.
"Hus kamu tuh pagi pagi udah bikin heboh aja." Kata bunda sambil berbalik menghadap ke arah Naya dan menoel hidung Naya.
"Bunda jahat. Kirain kunti beneran." Kata Naya sambil cemberut dan berlalu ke kamar mandi.
"Ada apa bun?" Tanya ayah Adi panik.
"Ga ada apa apa yah." Jawab bunda.
"Tadi ayah denger suara Naya teriak bun." Kata ayah sambil celingak celinguk mencari yang ganjil.
"Ayah nyari apa yah?" Tanya Naya yang sudah terlihat segar karena habis cuci muka.
"Ayah nyari putri ayah yang tadi teriak. Pagi pagi udah bikin heboh kamu Nay." Kata ayah Adi dan berlalu meninggalkan dapur.
"Bunda sih." Kata Naya menyalahkan bunda.
"Kenapa lagi sama bunda?" Tanya bunda pada Naya.
"Bunda jahil." Ucap Naya sambil membantu bunda mengupas kulit jengkol.
"Gimana semalem Nay?" Tanya bunda.
"Semalam seru bun. Banyak orang yang jalan kaki, banyak kembang api, macet lagi bun jalannya. Terus Surya kasih Naya ini bun." Naya cerita panjang lebar sama bunda sambil memperlihatkan kalung pemberian Surya.
"Cantik Nay, bunda pinjem sini Nay buat beli beras." Ucap bunda setelah melihat kalung yang melingkar di leher Naya.
"Surya ga ngasih suratnya bun." Kata Naya.
"Jual aja ke tukang yang suka keliling Nay." Usul bunda.
"Ah jangan bun, ini kan pemberian dari Surya." Ucap Naya.
"Ya kali Nay, tega amat mau bunda jual." Kata bunda.
"Tadi kan bunda sendiri yang bilang mau jual buat beli beras." Ucap Naya.
"Astaghfirullah Nay, bunda bercanda di anggap serius sama kamu. Sekarang gini ya Nay. Kamu jangan mudah percaya sama omongannya orang ya Nay sebelum ada bukti." Kata bunda menasehati Naya.
"Emang kenapa bun?" Tanya Naya.
"Percaya itu bukannya bagus bun?" Tanya Naya.
"Percaya dengan omongan orang yang tidak ada bukti itu bisa bahaya buat hubungan Nay. Kalo omongannya itu benar, tapi kalo ga? Jatuhnya apa? Bohongkan? Ada pihak yang di bohongi Nay." Kata bunda.
"Iya aja deh bun." Kata Naya.
bersambung.....
terima kasih sudah mampir untuk membaca.
ayo mohon 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻 dukung author dengan 👍 like, komen dan vote 😊😊
jangan lupa tinggalkan ⭐⭐⭐⭐⭐ juga ya guys 🙂🙂🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Ni.Mar
di Bab ini seru ada lucunya di mana seorang ibu bisa jadi teman curhat anak
2022-09-23
2
Conny Radiansyah
saking senangnya jadi ga bisa tidur ya Nay 😂😂😂
2022-07-22
1
Your name
Akrab banget Naya sama orang tuanya. Btw aku juga penasaran sama kelanjutan cerita Bunda
2022-02-18
1