Gaia masih merebahkan badannya di tempat tidur dengan kaki kanannya bertumpu pada lutut kirinya. Matanya yang terpejam, terbuka. Ia memutar kepalanya ke arah meja melirik kucing diatasnya.
"Jangan coba-coba mengutarakan apa yang ada dipikiranmu. Aku tahu itu bukan hal yang baik untuku. " Snowy berbicara tanpa melihat Gaia.
Gaia tersenyum kecil lalu membalikan tubuhnya agar menghadap searah dengan kucing tersebut.
"Memangnya apa menurutmu yang sedang aku pikirkan? "
"Yang jelas itu pasti hal merepotkan untukku. "
Jawaban kucing itu membuat Gaia terkekeh. "Aku hanya berpikir. Jika kau tidak di masukan ke dalam kantong itu. Sekarang aku pasti sudah melemparmu ke keluar dan meminta orang-orang Mo untuk datang. Jadi aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga untuk kabur. "
Snowy hanya mendengus kesal. Majikannya ini memang selalu memilih cara yang tidak merepotkannya. Padahal ia tahu pasti, betapa mudahnya gadis itu kabur jika dia mau. Sebagai seorang anak yang kedua orang tuanya bekerja di pangkalan militer, secara otomatis membuat Gaia memilki sedikit ketrampilan bela diri. Meski itu hanya Karate dan kendo. Namun cukup kalau hanya untuk melawan tiga orang tadi. Hanya saja akan sangat merepotkan jika memang harus membunuh mereka. Sementara ia tahu bahwa Gaia tak menyukai jika harus mengotori tangannya untuk membunuh.
" Kalau begitu kenapa kita tak kabur saja lewat jendela. Kau kan bisa lompat saja. "
Terkadang Gaia ingin sekali membuka isi kepala kucingnya ini. Ia kucing cerdas namun kenapa berpikir seperti kucing biasa.
"Kau ini. Jika aku tahu jalan. Aku sudah kabur dari tadi. Apa kau pikir setelah kabur dari sini kita tidak akan menjadi tersesat. Setidaknya disini kita masih di beri makan. Sedangkan kalau kita tersesat kita harus mencari makan. "
Seketika otak Snowy tercerahkan. 'Benar, Jika kabur terus tersesat kita akan kelaparan. '
"Jika memang situasinya memaksa, baru kita akan pergi. " Ekspresi Gaia berubah serius. Ia tahu jika saat perintah untuk membunuhnya datang, itulah saat terakhir untuk menikmati makanan gratisnya.
"Sudahlah, ini sudah tengah malam. lebih baik kita tidur dulu. Keluarga Mo juga pasti sedang mencari kita." Gaia membalik badannya membelakangi Snowy.
**************
Para pengawal yang mencari Gaia telah kembali ke penginapan. Mereka melaporkan semua tempat yang telah mereka cari dan pentunjuk apa saja yang mereka dapatkan.
"Tuan. Saya menerima kabar. Bahwa Yang mulia putra mahkota sedang melakukan perjalanan dan kebetulan berada di kota Donglu. Apa tidak sebaiknya kita meminta bantuan dari mereka? mungkin jika lebih banyak orang akan lebih cepat menemukan nona muda. "
Tuan Mo menggeleng tidak setuju dengan saran Luyi. "Tidak. Jika putra mahkota sampai tahu kejadian ini, bisa jadi pihak kerajaan juga akan segera mengetahuinya, itu akan membuat musuh bertindak dan mengancam nyawa yaner. "
Brakkk
Pintu terbuka dan terlihat xiaoqi membawa barang yang sebelumnya di minta oleh tuannya.
"Tuan. Saya sudah mendapatkan barangnya." Xiaoqi memberikan sebuah gulungan pada tuan Mo.
Tuan Mo segera membuka gulungan tersebut di meja. Itu adalah peta, peta kota Donglu. Sebelumnya tuan Mo meminta Xiaoqi membawa token miliknya untuk pergi ke kantor pemerintah setempat meminjam peta kota. Bukankah akan lebih mudah untuk membaca pergerakan musuh jika kita mengenal medannya.
Menghitung dari waktu hilang dan bukti jejak yang terputus, Mo yincheng bisa memperkirakan tempat dan seberapa jauh penculiknya pergi.
Setelah memindai peta tersebut. Tuan mo menunjuk sebuah tempat. " Ini adalah penginapan, dan kita kehilangan jejaknya di sekitar tempat ini. Jika kita bisa lihat bangunan disekitarnya. Maka kemungkinan besar mereka membawanya ke tempat ini atau ini. " Mo yincheng menunjuk dua tempat pada peta tersebut. Sebuah kuil tua yang sudah tidak terpakai, dan sebuah kediaman bangsawan yang terbengkalai.
Setelah mendengar analisa tuannya itu, Luyi segera bergerak dengan memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mengawasi kedua tempat tersebut. Tidak memakan waktu lama, semua orang telah pergi dan meninggalkan tuan Mo.
******************
Snowy yang tertidur di samping Gaia merasakan sesuatu. Telinga kanannya bergerak, membuat kesadarannya kembali. Snowy membuka matanya, saat hendak membuka suaranya, niatnya itu sudah di hentikan oleh Gaia.
"Ssttt... " Gaia menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya. "Diam. Ada yang datang. "
Gaia kembali menutup matanya pura-pura tertidur. Ia menunggu dengan tenang. Tak lama, pelan-pelan jendela kamarnya terbuka. Setelah melihat situasi di dalam, seseorang melompat masuk. Ia berjalan tanpa suara ke arah tempat tidur.
Saat Gaia mulai memusatkan tenaga dikakinya untuk menendang. Sebuah suara mengejutkannya.
"Nona. Ini aku Xiaoqi. "
Sontak Gaia membuka matanya dan melihat Xiaoqi yang sedang berdiri di samping tempat tidurnya. "Aku datang menyelamatkanmu. "
Mereka bergegas bergerak. Secara tiba-tiba Xiaoqi mengangkat tubuh Gaia dan menggendongnya bak putri lalu melompat keluar jendela.
"Sudah. Turunkan aku. " Gaia langsung menyuruh Xiaoqi menurunkannya begitu kakinya menginjak tanah.
Dengan wajahnya yang memerah, Xiaoqi segera menurunkannya. " Maaf atas kelancangan saya." Tanpa melihat lagi wajah nonanya itu, Xiaoqi bergegas berbalik dan berjalan.
"Ck... dia yang bertindak tapi dia yang malu. " Gaia tertawa geli melihat ekspresi malu xiaoqi.
Saat Gaia hendak melangkah menyusul Xiaoqi. Sebuah teriakan terdengar di telinga Gaia.
"Dia disana. Mereka kabur. "
Gaia melihat ke arah sumber suara, dan melihat penculik gendut itu.
Sadar pelarian mereka telah diketahui. Gaia bergegas berlari dan menarik Xiaoqi. Terlihat gerbang besar didepan mereka. Sayangnya, keberuntungan mereka ternyata tidak bertahan lama. Bala bantuan para penculik sekarang tengah mengepung mereka.
" Hentikan saja. Percuma saja kalian kabur. Kalian sudah di kepung." Lalu datang empat orang menyeret paksa dua pria.
Gaia melihat kedua pria yang baru saja diseret itu. Meski sebagian wajah mereka tertutup luka dan darah namun Gaia masih bisa mengenalinya. 'Mereka pengawal kediaman Mo.' Gaia tak menyangka jumlah mereka lebih banyak dari yang di perkirakannya.
"Lepaskan mereka. " Bentak Xiaoqi kasar pada empat pria yang membawa kedua pengawal keluarga Mo tersebut.
Mereka hanya menyeringai lalu salah seorang mengangkat pedangnya dan menusuk salah satu pria tersebut. Darah segar keluar dari bekas tusukan, membuat pria tersebut jatuh ke tanah.
Melihat hal tersebut membuat darah Xiaoqi mendidih. Ia mengepalkan tangannya menahan emosi. Dirinya tidak bisa bertindak gegabah. Mengingat tugasnya adalah melindungi nona mudanya. Ternyata kekejaman mereka tidak berhenti disitu. Mereka melakukan hal yang sama pada pengawal yang lain. Dalam waktu singkat Gaia dan Xiaoqi melihat kedua pengawal itu sudah tergeletak di tanah.
Sadar bahwa dirinya terpojok, Xiaoqi hanya bisa melawan mereka dan membiarkan nonanya kabur sendiri.
"Nona saat aku melawan mereka. Kau harus lari secepat mungkin dan bersembunyilah di tempat lain sampai bantuan tiba." Meski pelan, Gaia bisa mendengar arahan xiaoqi dengan jelas.
"Apa kau akan baik-baik saja? "
Xiaoqi tersenyum merendahkan, "Mereka hanya sekumpulan bandit gunung. Mudah bagiku mengalahkan mereka. " Xiaoqi berkata dengan penuh percaya diri.
Meskipun dirinya mengatakan itu mudah, namun melihat jumlah mereka yang lebih dari 15 orang ini cukup membuat xiaoqi sedikit kerepotan juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
😂😂😂😂😂😂😂 oohh snowy
2023-08-29
1
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
😆😆
2023-08-10
1
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
orang baru mau kabur kemana😭😭 yg ada tersesat dihutan
2023-08-10
1