Angin malam menggoyangkan dedaunan, membuatnya seakan menari ditengah gelapnya malam. Terlihat seorang pria sedang berdiri di sebuah makam. Matanya menatap lurus pada Gundukan tanah dengan nisan polos tersebut. Sorot matanya memperlihatkan duka yang amat dalam. Meski tanpa air mata, tergambar jelas bahwa cahaya matanya seperti meredup. Sumber semangat dan kebahagiannya telah pergi. Sosok yang amat di rindukannya berbaring di bawah gundukan yang sedang ia pandang.
Xiaoqi memejamkan matanya, mengingat kembali kenangan bersama Ziyan. Kenangan pertemuan mereka pertama kali. Ketika Tuannya, Mo Yincheng membawanya ke kediaman. Seorang gadis kecil berlari menghampiri ayahnya, dan melompat ke dalam pelukannya. Xiaoqi kecil memperhatikan adegan tersebut, bocah kecil itu merasa sebuah perasaan iri melihat kehangatan keluarga tesebut. Melihat ayahnya membawa dua orang anak, rasa penasaran menghinggapi Ziyan kecil. Segera ia meminta ayahnya untuk menurunkannya dan segera menghampiri keduanya. Ziyan memperhatikan Yaoyao, kemudian pandangannya berganti pada Xiaoqi.
"Siapa namamu? " Mata kecil Ziyan menatap anak laki-laki didepan dengan penuh antusias.
Xiaoqi kecil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingat."
Ziyan kecil terdiam sejenak, sebelum kembali menanyakan pertanyaannya, " lalu berapa usiamu? "
" Tujuh tahun. Itu yang aku dengar dari mereka. "
" Kalau begitu namamu Xiaoqi saja."
Xiaoqi melihat Ziyan tersenyum puas karena berhasil memberikan nama untuknya. Gadis itu terlihat seperti permata yang berkilau, membuat detak jantung xiaoqi untuk sesaat berdetak cepat.
Sejak saat itu, ia dilatih dan ditunjuk sebagai pengawal pribadi Ziyan.
"Nona Yaner. aku pasti akan mendapatkan keadilan untukmu. " Tangannya mengepal kuat, memperlihatkan keteguhannya.
**********************
Untuk menyambut kedatangan tuan besar kediaman Mo, Mo Yincheng. Tempat peristirahatan yang semula hanya ada tiga orang dan bertambah satu dengan Gaia. Kini terlihat cukup ramai. Para pelayan yang datang dari kediaman keluarga cabang sudah mulai sibuk dengan aktivitas bersih-bersih mereka.
Keluarga Mo memiliki keluarga cabang di Jianjing. Keluarga cabang ini adalah keluarga adik dari kakek Yaner. Jadi secara tidak langsung paman dari tuan Mo Yincheng. Karena sebelumnya Ziyan meminta hanya Yaoyao dan xiaoqi yang menemani. Maka pelayan yang sebelumnya di tempat peristirahatan ini di kirim kembali ke keluarga cabang. Hanya sekali dalam seminggu mereka akan datang untuk bersih-bersih. Tentu saja, para pelayan ini juga tidak mengetahui perihal kematian Ziyan. Mereka yang melihat Gaia berpikir bahwa dia adalah sang nona muda. Karena Nyonya Mo meminta untuk merahasiakannya, maka Gaia hanya bisa tersenyum tipis ketika ada pelayan yang menyapanya.
"Snowy. Menurutmu apakah tidak aneh. Kenapa Ziyan meminta ibunya untuk merahasiakan kematiannya pada semua orang." Gaia yang berada di kamarnya berdua dengan Snowy, merasa ada hal ganjil di kediaman Mo.
"Hm. Kau juga berpikir begitu. " Snowy menghentikan kalimatnya sejenak. Lalu mulai menjelaskan analisis pemikirannya. "Menurutku kematian Ziyan bukan sekedar kematian karena penyakit. Kau tahu di setiap keluarga bangsawan selalu ada hal gelap yang terjadi. Aku tidak membahas tentang keluarga 'itu'. Tapi kita bisa belajar darinya. Mungkin Ziyan menyadari, jika kematiannya sampai diketahui, akan ada konsekuensi yang harus di Terima keluarga Mo. Entah kenapa aku merasa ada banyak rahasia dari gadis bernama Ziyan ini."
"Kau benar. Aku merasa Ziyan ini bukan sekedar gadis biasa yang ceria dan polos, seperti yang semua orang ceritakan. Aku lebih merasa dia seperti gadis cerdas dengan banyak perhitungan."
"Jika menurutmu dia banyak perhitungan, bukankah kau sedang mengatakan tentang dirimu sendiri."
"Ho.. jadi itu diriku di matamu ya... " Gaia menarik kedua telinga Snowy dan menggoyangkannya.
" Ampun, ampun. Iya aku salah. Kau adalah gadis cantik, baik hati, dan suka menabung." Snowy meringis sakit.
"Masih ada yang kurang. "
" Ah iya. dan suka pria tampan dengan otot delapan pack. "
Setelah mendengar kata yang di inginkan, Gaia melepaskan tangannya, dan bibirnya membentuk senyum dominasinya.
" Yah apapun itu. Kita tidak ada hubungannya dengan keluarga ini. Jadi lebih baik kita tidak perlu ikut campur. "
"Yakin tidak ada hubungannya. Bukankah kau berencana ke ibukota. Apa menurutmu orang-orang ibu kota yang mengenal Ziyan tidak akan menganggapmu sebagai dirinya? "
"Hmm... Kau benar." Gaia memberi tanggapan setuju. Dia mulai mengungkap sedikit kekesalannya "Haish... Sebenarnya aku penasaran, semirip apa aku dengan Ziyan. Apakah segitu miripnya sampai semua orang mengira aku adalah dirinya. "
"Kalau kau penasaran, kenapa tidak bertanya pada Yaoyao apakah ada lukisan Ziyan disini. Kau bisa melihat dan membandingkannya sendiri. "
Gaia mengangguk dan tertawa tipis. Tangannya membelai kepala Snowy. 'Kucing pintar'.
********************
Nyonya Mo berada di kamar Ziyan. Ia melihat sekeliling kamar, sama sekali tidak berubah sejak ditinggalkan sang pemilik.
Suaminya akan segera tiba besok. Ia masih tidak tahu bagaimana menjelaskan situasinya. Disaat nyonya Mo mengalami dilema dan kegelisahan dalam dirinya. Tiba-tiba ia teringat dengan Gaia. Sebuah pemikiran muncul di benaknya. 'Benar. Mungkin bisa. Tapi apakah dia bersedia melakukannya. '
Entah ide apa yang sedang nyonya Mo pikirkan. Namun satu hal pasti. Itu akan merubah hidup Gaia.
********************
Gaia pergi mencari Yaoyao didapur. Namun ia tak melihat sosok yang sedang dicarinya itu. Ditengah jalan kembali ke kamarnya, Gaia bertemu dengan Xiaoqi.
Xiaoqi mengangguk memberikan salam, dan ketika hendak melangkah pergi, wanita yang tadi diberinya salam itu memanggilnya.
"Xiaoaqi. Tunggu sebentar. Apakah kau melihat Yaoyao."
Xiaoqi berbalik, " Dia sedang membeli beberapa bahan makanan. Apakah ada yang kau butuhkan Nona Gaiya? "
"Tidak, tidak. Aku hanya ingin mengobrol dengannya. Sedikit bosan karena seharian ini aku tidak melakukan apa-apa dan hanya di dalam kamar. "
keheningan sejenak hadir di antara keduanya. Xiaoqi melihat nona didepannya. " Jika nona bersedia, kau bisa ikut aku ke bukit atas untuk berburu. Tapi jika non___"
" Baiklah. " Sebelum Xiaoqi menyelesaikan kalimatnya, Gaia memberikan tanggapannya.
"Hah? maaf? " tanya xiaoqi memastikan kembali jawaban yang didengarnya.
"Aku bilang baiklah. Jadi kapan kita pergi? " Tanya Gaia antusias namun dengan ekspresi yang masih terlihat tenang.
"Sebentar lagi. Begitu selesai persiapannya. Aku akan memanggil nona. "
"Oke. Aku akan menunggumu. " Setelah mengatakannya, Gaia melangkah melewati Xiaoqi.
Xiaoqi masih memandang punggung gadis itu. sebelum akhirnya ia berbalik pergi untuk melakukan persiapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
😂😂😂😂😂😂😂
2023-08-28
1
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
itu semua gadis pun suka😍
2023-08-10
1
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
bisa saja sihh
2023-08-10
1