Suasana di ruang tengah terlihat kacau. Nyonya Mo yang sedang berlutut, begitu pula dengan Yaoyao yang berada di belakang nyonyanya. Keheningan menyelimuti ruangan tersebut. Hanya suara isak tangis nyonya Mo yang terdengar. Yaoyao yang berada di belakang sang nyonya juga tak kuasa menahan desakan air matanya yang meminta untuk di keluarkan. Sementara sang tuan rumah, tuan Mo terduduk lemas di kursinya, tangannya yang memegang pinggiran meja bergetar. Tuan Mo tidak menyangka akan menerima berita seperti ini. Berita tentang kematian putrinya.
Tuan Mo mengatur nafasnya. Dadanya terasa sesak hingga bernapas terasa amat sulit. Seakan sebuah beban yang sangat berat menimpanya, membuat kedua kakinya lemas. Dia tak menyangka istrinya akan merahasiakan hal itu padanya. Meski itu permintaan putrinya namun tetap saja sebagai seorang ayah ia berhak tahu. Teringat janji terakhir yang ia ucapkan ketika mengantar keberangkatan putrinya, semakin membuat hati Mo Yincheng semakin sakit. Air mata yang sedari tadi coba di tahannya sudah tak terbendung lagi. Kesedihan tergambar jelas di wajah tuan Mo. Kini hanya isak tangis yang terdengar di ruangan tersebut.
Xiaoqi berjaga di depan pintu mencegah orang lain mendengar pembicaraan kedua tuannya. Ia menundukan kepalanya. Paham betul apa yang sedang terjadi di dalam.
Setelah beberapa saat, Yaoyao melihat tuannya sudah sedikit tenang. Ia memberanikan diri untuk menyampaikan kata-katanya.
"Tu, tuan. Maaf jika saya tidak sopan karena menyela pembicaraan. Saya hanya ingin menyampaikan pesan dari mendiang nona muda. " yaoyao mengeluarkan sebuah surat dari balik bajunya, ia bangkit dan kemudian menyerahkannya pada tuan Mo. "Itu adalah surat yang Nona titipkan padaku sebelum dirinya meninggal. Dia berpesan 'tolong berikan surat ini jika ayahku merasa sangat terpukul dan tidak bisa mengikhlaskanku. Namun jika dia bisa mengikhlaskan kepergianku, tolong kau simpan saja.' untuk alasan kenapa, nona bilang semuanya ada dalam surat itu."
Tuan Mo melihat sebuah amplop bertuliskan 'untuk ayah' di tangannya. Tangannya terasa berat untuk membuka surat tersebut. Ia takut setelah membaca surat putrinya itu, ia merasa makin berat untuk mengikhlaskan kepergiannya.
Setelah menjernihkan pikiran dan perasaannya, tuan Mo membuka amplop tersebut dan mulai membacanya. Pupil matanya yang bergetar bergerak ke atas dan kebawah membaca setiap kata yang ditulis putrinya.
' Teruntuk ayah dan ibu yang sangat Yaner sayangi.
Maafkan Yaner karena belum bisa menjadi putri yang berbakti.
Maafkan Yaner karena sebagai seorang anak belum bisa membuat kalian berdua bahagia.
Maaf karena harus pergi meninggalkan ayah dan ibu secara tiba-tiba.
Maaf karena sampai saat ini Yaner masih membuat ayah dan ibu marah juga kecewa.
Ayah, tolong jangan marah atau kecewa dengan ibu.
Ibu merahasiakan kematian ku, itu semua atas permintaan Yaner.Tak ada yang tidak diinginkan seorang anak selain kebahagiaan keluarga.
Kepergian Yaner akan menjadi awal baru untuk ayah dan ibu serta seluruh keluarga Mo. Segera akan datang pada kalian kebahagiaan baru untuk kalian.
Pesanku, ayah berhati-hatilah. Segala sesuatu mungkin tidak sesederhana yang terlihat. Banyak hal gelap yang tak lepas dengan kekuasaan.
Terima kasih kalian sudah merawat dan memberikan kasih sayag untukku. Aku harap di kehidupan selanjutnyaa kalian akan tetap menjadi orang tuaku. Hiduplah dengan bahagia ayah ibu.
Yaner menyayangi kalian.
Terakhir, Yaner masih mengingat janji ayah. Yaner berharap ayah bisa menepatinya.'
Tuan Mo menutup matanya. Meratapi kebodohan putrinya yang hanya memikirkan ibu dan ayahnya.
Nyonya Mo bangkit dan duduk di samping suaminya. Ia meraih surat tersebut dan membacanya. Matanya berkaca-berkaca melihat tulisan yang sangat dikenalnya itu. Sampai terakhirpun putrinya masih memikirkan kebahagian mereka. Tersadar terdapat kalimat ambigu pada suratnya, 'kebahagiaan baru ' mungkinkah.
Nyonya Mo segera meminta Yaoyao untuk memanggil Gaia. Awalnya nyonya Mo berharap Gaia ikut menyambut suaminya juga. Namun saat makan malam. Gaia mengatakan padanya, bahwa akan lebih nyaman jika ia tak ikut. Gaia tahu ada hal yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu. Sebagai orang luar yang tiba-tiba tinggal, sangat tidak sopan untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain.
Berpikir sejenak dan merasa apa yang disampaikan Gaia cukup masuk akal. Nyonya Mo pun menyetujui permintaan Gaia.
Yaoyao tiba di depan kamar Gaia, " Nona. Nyonya Mo memintamu ke ruang tengah. " Suara lembut Yaoyao masuk ke dalam kamar tersebut.
"Baiklah. Tunggu sebentar. "
Pintu terbuka, gadis dengan wajah mirip mendiang nonanya itu keluar diikuti seekor kucing putih mengikuti dibelakang.
*******************
Gaia melirik kucingnya yang sedang bermain dengan untaian pada kelambu tempat tidurnya. 'kucing ini bersikap layaknya kucing normal', Ia menghela napas, menenangkan pikirannya.
Mendengar tuannya menghela napas, Snowy tahu apa yang sedang dipikirkannya. "Apakah kau mengkhawatirkan pasangan suami istri itu? "
"Bukan begitu. Cepat atau lambat mereka tetap harus mengatakannya. Aku lebih khawatir dengan nasib kita setelah ini. Apa menurutmu mereka akan membiarkan kita pergi begitu saja? "
Snowy masih tidak mengerti maksud pembicaraan tuannya itu. " Apa maksudmu? "
Gaia kembali menarik napas panjang. " Bagaimana menurutmu jika mereka mengajukan permintaan untuk menjadikanku sebagai putri mereka?. "
Snowy tampak sedikit berpikir, lalu membuka mulutnya. " Itu bukan hal yang buruk. Jika dilihat dari situasi kita yang tanpa uang, pakaian, dan rumah. Bukankah itu bagus."
"Aku juga setuju denganmu tentang hal itu, tapi jangan lupa. Keluarga Mo adalah keluarga bangsawan, Apa menurutmu tidak ada hal gelap seperti 'keluarga itu'. Yang terpenting adalah aku akan hidup sebagai Mo Ziyan."
"Tidak terlalu buruk hidup sebagai Mo Ziyan. Palingan kau hanya akan menarik beberapa ular untuk mendekatimu. " Snowy yang sudah bisa menangkap maksud Gaia tersenyum penuh arti.
Gaia memutar matanya, Ia hanya ingin hidup tenang. Ia tidak menyukai hal yang berbau perebutan kekuasaan atau sejenisnya. Bahkan saat hidup di Britania, karena status orang tuanya yang termasuk orang penting dalam pangkalan militer. Membuat mereka dekat dengan beberapa keluarga bangsawan. Dan karena kedekatan itu pulalah yang membuat negaranya hancur dan membuat dirinya berada di tempat ini.
Saat Gaia melayang dengan pikirannya. Sebuah suara terdengar dari balik pintu. " Nona. Nyonya Mo memintamu ke ruang tengah. "
" Baiklah. Tunggu sebentar. "
Bergegas Gaia bangkit dari kursinya dan berjalan keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
Snowy pinter banget berpura pura😄
2023-08-10
2
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
Ziyan ini anak satusatunya kan🤔, pasti sakit banget kehilangan dia... anak yg rawat dan sayangi pergi lebih dulu dari orang tua, sesaknya sampe sini kurasa🥺
2023-08-10
1
Shinta Dewiana
suratnya sarat dgn teka teki...
2023-05-12
2