Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini adalah hari keberangkatannya ke ibukota.
Ada dua buah kereta kuda di depan gerbang rumah peristirahatan. Gaia duduk di kereta kedua bersama dengan yaoyao dan snowy, sedangkan pasangan Mo berada di kereta lain di depan. Setelah mendengar perintah jalan dari tuan Mo. Kereta kuda mulai berjalan meninggalkan tempat peristirahatan tersebut. Gaia memandang tempat itu yang semakin jauh dari jendela kecil keretanya. Tempat pertama kali ia tiba di dunia ini. 'aku pasti akan merindukan tempat yang tenang ini.'
Jarak dari kota Jianjing ke ibu kota Shangjing tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan satu hari perjalanan. Namun karena jalan yang tidak rata menyebabkan kereta berjalan dengan sedikit goncangan. Hal itu membuat perut Gaia sedikit mual dan kepalanya sakit. Untuk menekan rasa tidak nyamannya, Gaia memilih untuk tidur dan membiarkan snowy bermain dengan yaoyao.
Setelah setengah perjalanan mereka berhenti di sebuah penginapan di kota Donglu dekat dengan perbatasan kota shangjing. Karena hari sudah mulai gelap, mereka memutuskan untuk istirahat di penginapan tersebut. Perkiraan mereka akan tiba di Shangjing esok siang.
"Nona. Hati-hati. " Yaoyao mengulurkan tangannya membantu Gaia turun. Ia memperhatikan wajah Gaia yang sedikit pucat.
Gaia menerima uluran tangan Yaoyao. Lalu turun dari kereta. Perasaan mualnya meski belum hilang tapi sudah tidak terlalu berat.
"Apakah kau baik-baik saja nona? " Kekhawatiran terlihat di wajah yaoyao.
"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit mual dan sakit kepala karena goncangan tadi. " Gaia memijit pelan pelipisnya untuk meringankan sakit kepalanya.
Pasangan Mo yang juga melihat raut wajah Gaia yang sedikit pucat menghampiri mereka.
"Yaner. Apa kau baik-baik saja? " Nyonya Mo terlihat khawatir.
"Iya.Hanya sedikit mual. " Gaia menjawab dengan senyum yang sedikit dipaksanya.
Tuan Mo sebelumnya sudah menyuruh ajudannya Lu yi untuk pergi memesan kamar. "Ayo kita masuk. Mungkin Lu yi sudah selesai memesan kamar. Kau istirahat saja, biar yaoyao nanti buatkan minuman jahe. "
mereka berempat melangkah masuk ke dalam penginapan. Gaia melihat sekeliling, memperhatikan bangunan kayu tersebut. Bangunan berlantai dua yang cukup besar itu terlihat rapi dan bersih. Beberapa pelayan hilir mudik melayani pengunjung lain yang sedang menyantap makanannya. Benar, Penginapan ini tidak hanya penginapan tapi juga restoran. Lantai dua adalah kamar tamu sedangkan lantai satu diperuntukan untuk meja reservasi, restoran, dan dapur.
Seorang pelayan menghampiri mereka dan menuntun Gaia dan yaoyao menuju kamarnya. Kamarnya berada di seberang kamar pasangan Mo yang berada di sisi lain.
Gaia memasuki kamarnya dan segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Snowy melompat dan duduk di samping Gaia. Setelah melihat nonanya sudah cukup nyaman. Yaoyao berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman jahe.
"Sepertinya penyakit mabuk perjalananmu belum sembuh. " Snowy yang mulutnya terasa gatal karena harus mengeong tanpa bisa bicara langsung membuka percakapan.
"Jalan di Britania yang rata saja cukup membuatku mabuk, apa menurutmu jalan yang bergelombang tidak akan membuatku mabuk. " Ekspresi kesal Gaia terlihat jelas di wajahnya.
Snowy terkekeh melihat Gaia-nya kesal. Ia paham betul jika sedang mabuk sepeti ini. Ia akan berubah lebih sensitif sama seperti saat mendapatkan tamu bulanannya.
Gaia menutup matanya, ketika hampir ia terlelap. Sebuah ketukan pintu terdengar. "Nona. Ini aku bawakan minuman jahe. "
"Masuklah." Meski kesal, Gaia tetap mengizinkan pelayannya itu masuk.
Yaoyao masuk kedalam, ia terkejut ketika melihat Gaia. Ia seperti melihat aura hitam di wajahnya. Seakan mengatakan ' Kau menggangguku tidur, cepatlah dan pergi. ' membuatnya mengeluarkan keringat dingin di punggungnya.
Ia bergegas memberikan minumannya agar bisa melarikan diri dari ruangan tersebut. Yaoyao tidak pernah melihat ekspresi Gaia tersebut sebelumnya. Apakah karena sedang tidak enak badan makanya nona sedikit sensitif? pikir yaoyao.
Setelah membantu Gaia berbaring, yaoyao bergegas pergi. Snowy yang melihat adegan tersebut terkekeh. Dirinya merasa geli melihat tingkah yaoyao yang bergidik ngeri melihat ekspresi kesal Gaia.
"Jangan ganggu. Aku ingin tidur. " Gaia berbicara singkat dan mulai memenjamkan matanya.
Snowy merenggangkan tubuhnya lalu ikut tertidur.
******************
Hari mulai gelap, sudah saatnya makan malam. Nyonya Mo meminta yaoyao untuk memanggil yaner turun untuk makan malam.
Diketuknya pintu yang ada di depannya. " Nona. Apakah kau sudah bangun? nyonya memintaku menjemputmu turun untuk makan malam. "
Hening. Tidak ada tanggapan dari dalam.
Yaoyao kembali mengetuk pintunya, dan masih tidak mendengar tanggapan. Ia pun mendorong pintunya dan melihat tidak ada seorangpun di dalam ruangan tersebut. Yaoyao merasa ada hal janggal telah terjadi. Segera ia bergegas berlari mencari tuannya.
Melihat Yaoyao yang berlari dengan panik ke arah mereka, membuat pasangan Mo keheranan.
"Tuan.... itu... " Yaoyao berusaha bicara sambil mengatur napasnya.
"Bicara pelan-pelan. Kenapa kau lari seperti itu. " Nyonya Mo tetap tenang meski perasaannya mengatakan ada sesuatu yang salah.
" Nona. Dia tidak ada di kamarnya. Snowy juga tidak ada. "
"Apa ! ! ! " Tuan Mo seketika langsung berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menuju kamar Gaia. Diikuti dibelakangnya Luyi dan Xiaoqi.
Brakkk
pintu kamar Gaia terbuka. Tuan Mo memeriksa kamar yang yang tidak terlalu besar itu. Namun tak menemukan petunjuk sama sekali.
"Tuan. ini.... " Suara Luyi mengalihkan perhatian tuan Mo. ia menemukan jejak kaki pada jendela kamar Gaia. "Dilihat dari bentuknya, seperti seseorang dari luar masuk melalui jendela ini. "
Tuan Mo menyentuh jejak kaki tersebut. "Sial. kita lengah. Ternyata mereka tidak bisa menunggu kita sampai di ibukota."
"Siapkan orang kita. Aku yakin mereka belum jauh. "
Segera Xiaoqi dan Luyi yang mendengar perintah tuannya bergegas bergerak, begitu pula dengan tuan Mo. Segera ia turun ke bawah untuk memberitahu sang istri. Bagaimanapun hal ini tidak bisa di tutupi.
Setelah mendengar kabar tersebut, hati nyonya Mo terasa seperti kaca yang terjatuh dan pecah, Ia kembali terduduk di kursi, kakinya terasa lemas.
Melihat wajah pucat istrinya, tuan Mo berusaha menghibur. " Aku sudah menyuruh para pengawal untuk mencarinya, kemungkinan masih belum jauh. Jadi jangan khawatir. Kau tahu, putrimu sangat pintar. "
Mendengar ucapan terakhir suaminya membuat hatinya kembali tercerahkan. "Benar. Dia putri kita. Dia pasti akan baik-baik saja. "
Wajah nyonya Mo yang berusaha bersikap tegar meski masih terlihat sebuah kesedihan, membuat dada tuan Mo sesak. Pria itu menatap nanar wanita yang di cintainya dengan ekspresi terluka. Bagaimana dirinya saat putri mereka satu-satunya meninggal? apalagi saat itu tidak ada dirinya yang berada di sampingnya. Pasti dirinya amat sangat menderita.
"Yaoyao... Ajak nyonya kembali ke kamarnya. " Lalu kembali menatap hangat istrinya. "Aku akan membantu yang lain mencarinya. " Setelah mengatakan kata-katanya, tuan Mo mencium kening istrinya dan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
mabuk darat kronis😭😭
2023-08-10
1
Shinta Dewiana
wah...blm spi istana udah ada musuh..buat gaiya pandai berkelahi thor....he...he...he...
2023-05-12
5
mama yuhu
siapa yg menculik. mereka?
2023-03-18
2