Gaia duduk di pinggir tempat tidurnya. Matanya menatap seorang pelayan muda sedang menyiapkan keperluan baju gantinya. Diperhatikannya dengan teliti garis muka dan tindakan gadis tersebut mencoba memahami sifat dan karakternya. Semalam saat diperkenalkan gadis itu oleh sang nyonya rumah. Gaia tidak terlalu memperhatikan, rasa letih dan lelah membuat otaknya fokus agar segera mendaratkan tubuhnya di tempat tidur.
Gaia mencoba mengingat kembali serangkaian kejadian tadi malam. Setelah wanita paruh baya itu memanggilnya 'Yaner'. Wanita yang ternyata diketahuinya baru-baru ini adalah seorang bangsawan. Yaner adalah putrinya yang meninggal tiga hari lalu karena sakit.
start flashback,
" Yaner, Wǒ de bǎobè. " (*Yaner, sayangku ) ucap wanita tersebut ketika menyentuh pipi Gaia. Dia menangis. tidak, lebih tepatnya menangis bahagia. Gambaran wajahnya seperti ia melihat sosok yang amat di cintainya kembali.
' bahasanya... apakah ini cina? ' Gaia mencoba memahami perkataan wanita tersebut. Beruntung ibunya yang seorang Chinese membuatnya mengerti apa yang wanita di depannya ini ucapkan. Meskipun dalam kesehariannya mungkin Gaia selalu berbicara bahasa inggris.
"maaf nyonya... aku bukan Yaner. " ucap Gaia dengan bahasa Cina.
"Tidak. Kau Yaner putriku. " wanita itu memeluk Gaia, membuat tangisannya semakin berat. " Ibu sangat merindukanmu Yaner. Ibu tahu kau pasti kembali. "
Gaia melihat gundukan tanah di depannya dan mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. 'apakah dia kehilangan putrinya juga. ' seperti dirinya yang kehilangan orangtuanya.
Ketika kondisi wanita tersebut lebih tenang. Gaia mengajak wanita tersebut ke arah makam di depannya.
"Dia juga pasti merindukanmu nyonya. " padangannya menatap lurus makam tersebut. "Seperti kau yang merindukannya."
Melihat makam putrinya membuat wanita tersebut tersadar, bahwa wanita disampingnya ini bukanlah putrinya. Kembali ke kenyataan pahit bahwa putrinya memang telah tiada membuat seakan semua pijakan dikakinya runtuh. Sebuah ekspresi kesedihan kembali terlukis diwajahnya. Saat memandang makam putrinya, ia melirik gadis muda di sampingnya. 'Namun wajahnya... kenapa wajahnya sama persis dengan Yaner. Begitu mirip hingga aku pun salah mengira jika ia adalah putriku. Apakah dewa sedang berbelas kasih padaku. Ya dewa jika memang kau mengirimnya untuk mengobati kesedihanku, ijinkanlah ia tinggal bersamaku sebagai putriku.'
" Siapa namamu nak? "
" Gaia, nyonya. "
"Gài yǎ [盖亚]" wanita itu mengulang nama yang baru didengarnya itu, nama yang terasa asing digunakan ditempat itu. "Lalu apa yang kau lakukan malam-malam di sini? dimana rumahmu? ah maaf, kalau aku banyak bertanya. Kau bisa memanggilku nyonya Mo.“
Gaia pun menceritakan kisahnya, namun bukan kisah sebenarnya, ia menceritakan kisah yang sudah diubahnya. karena peperangan, ia kehilangan rumahnya, prajurit musuh membawanya pergi untuk dijadikan sebagai budak perang. Di tengah perjalanan,ia berhasil melarikan diri dan akhirnya berakhir di tempat ini.
Keterkejutan dan kekhawatiran terlihat di wajah nyonya Mo. Ia tak menyangka bahwa gadis didepannya sudah melalui begitu banyak penderitaan.
" Apakah kau bersedia ikut denganku nona Gai ya. beristirahatlah di tempatku terlebih dahulu."
“Jika itu tidak merepotkan nyonya, aku sangat berterima kasih." Gaia menganguk tanda setuju. Ia memberikan isyarat pada snowy agar ia bisa menggendongnya. Nyonya Mo yang melihat interaksi Gaia dan snowy tersenyum.
" kucingmu sangat pintar nona Gai ya. "
" meong.. " mendengar pujian nyonya Mo, dengan cepat ia merubah posenya menjadi seperti kucing pemanggil. ' tentu saja. ' dalam hati Snowy bangga.
Melihat kesombongan kucingnya, Gaia tersenyum mengejek. "Jangan memujinya nyonya, aku takut kucing ini menjadi semakin gemuk jika kau terlalu sering memujinya. "
balasan Gaia sontak membuat nyonya Mo tertawa. sementara snowy hanya bisa mendengus dalam hati 'sial'.
********************
Tiba di depan sebuah pintu gerbang kayu, nyonya Mo mengetuk pintu tersebut. Tak lama pintu terbuka dan terlihat seorang wanita muda.
"Nyonya. Kenapa anda keluar sendiri. Aku khawatir jika sesuatu terjadi pada anda. "
Mendengar ungkapan kekhawatiran pelayannya tersebut, nyonya Mo tersenyum. Seakan memberikan isyarat pada pelayannya bahwa ia kembali bersama seseorang. Sang pelayan yang mengerti langsung mengalihkan pandangannya pada sosok di belakang nyonyanya itu. dan sekali lagi, ekspresi terkejut menyambut Gaia. Warna mukanya seakan memberitahu bahwa ia sedang melihat 'hantu'.
**************
Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Nyonya Mo menjelaskan semua kejadian dan bagaimana situasi Gai ya saat ini pada pelayannya Yaoyao. Awalnya Yaoyao yang masih tidak percaya, bahwa nona muda yang berdiri didepannya ini bukanlah Yaner. Pasalnya wajah mereka sangat mirip. Bahkan Yaoyao yang merupakan pelayan pribadi Nonanya itu sampai tidak bisa membedakannya. Namun jika diperhatikan ada sedikit perbedaan. Entah kenapa aura pembawaan mereka sedikit berbeda. Mungkin jika yaner di ibaratkan matahari, terang dan hangat. maka Gaia ibarat bulan, terang namun sepi.
" Karena itu, Yaoyao. Untuk sementara Gai ya akan tinggal disini. Tolong kau bantu dia selama ia tinggal disini."
"Baik nyonya. Serahkan padaku."
" Maaf merepotkanmu Nona Yaoyao." ucap Gaia
" Ah.. tolong jangan sungkan seperti itu nona Gai ya. Aku sangat senang bisa melayani anda. Dan tolong panggil Yaoyao saja."
"Yaoyao adalah satu-satunya pelayan disini. Jadi jangan sungkan untuk meminta tolong padanya. " jelas nyonya Mo. Ia pun meminta yaoyao untuk mempersiapkan sebuah kamar dan bak mandi untuk Gaia.
Setelah itu, Nyonya Mo menceritakan bagaimana putrinya meninggal. Putrinya bernama Mo Ziyan, Nyonya Mo sendiri bernama Hou Minglan, dan suaminya Mo Yincheng. Mo Ziyan adalah gadis ceria yang membawa kehangatan pada orang di sekitarnya. Namun sejak tiga tahun lalu, ia menderita sakit yang bahkan membuat hampir semua tabib di ibu kota menyerah. Mengetahui bahwa hidupnya tidak lama lagi, Ziyan meminta ibunya untuk membawanya ke tempat peristirahatan mereka di kota Jianjing, dan hanya memperbolehkan yaoyao satu-satunya pelayan yang boleh mengikutinya. Awalnya permintaan itu mendapat penolakan dari nyonya mo dan Tuan mo. Mereka khawatir perjalanan ke Jianjing akan memperburuk keadaannya. Namun Ziyan bersikeras dengan permintaannya itu, membuat nyonya Mo berat untuk menolaknya. Dua hari kemudian, Nyonya mo, Ziyan, yaoyao, dan Xiaoqi pengawal yang di tunjuk tuan Mo berangkat. Selama perjalanan, mereka dikawal oleh beberapa prajurit. Tuan Mo tidak bisa ikut karena pekerjaannya di istana sebagai menteri pembangunan yang tidak bisa ditinggalkan. Sebagai ganti ketidak ikut sertaannya, Tuan Mo berjanji akan menjemputnya saat mereka akan kembali ke ibu kota. Karena itu, Ziyan meminta ayahnya untuk menjemputnya satu bulan kemudian. Namun siapa yang mengira bahwa itu akan menjadi janji terakhir tuan Mo dengan putrinya yang mungkin tidak akan bisa di penuhinya seumur hidupnya.
Sudah 3 Minggu mereka berada di tempat peristirahatan, Sayangnya penyakit Ziyan semakin memburuk, membuat nyonya Mo menyalahkan keputusannya karena menyetujui permintaan putrinya itu. Ziyan sedih melihat ibunya yang menderita karena menyalahkan dirinya sendiri.
" Bu.. " panggil Ziyan. Tidak mendengar jawaban yang ia inginkan. Ziyan pun mencoba memanggilnya kembali. " Nyonya mo... ".
Nyonya Mo yang sedang duduk di tepi tempat tidur putrinya hanya melirik Ziyan. Dipandanginya wajah putri semata wayangnya yang pucat. " Apakah kau masih bisa bercanda? apakah kau tidak tahu bagaimana perasaan ibumu saat ini. "
"Tentu saja aku tahu." Ziyan terdiam sejenak sebelum melanjutkan. " Tapi bu... Aku bahagia, aku bahagia karena kau menemaniku. Karena itu aku ingin kau juga hidup bahagia. " Bibir pucat Ziyan melengkung membentuk sebuah senyum.
Melihat senyum putrinya membuat sedikit kehangatan merayap di hatinya. Namun kehangatan itu segera sirna setelah mendengar apa yang Ziyan ucapkan selanjutnya.
"Bu..aku ingin jika aku meninggal nanti. Aku ingin di makamkan di bukit belakang, dengan papan kayu tanpa ukiran sebagai nisanku. Aku ingin hidup bebas setelah ini."
Mendengar kematian keluar dari bibir putrinya membuat mata Nyonya mo kembali basah. "Jangan bicara sembarangan, Kau akan sembuh Yaner. Apa kau tega meninggalkan ibu sendirian." ucap nyonya Mo sembari mengusap air matanya dengan sapu tangannya.
Ziyan memandangi sapu tangan tersebut. Dia ingat, itu adalah sapu tangan pertama yang ia sulam saat umurnya 8 tahun. Ada karakter 'MO [ 墨 ]' pada sapu tangan tersebut. Itu adalah Karakter nama keluarganya.
' Bu maafkan aku. mungkin hidupku tidak akan lama lagi.' ucap Ziyan dalam hati. Tiba-tiba ia teringat dengan sosok kepala keluarga Mo, Ayahnya Mo Yincheng. ' ah....aku juga belum minta maaf pada ayah. semoga dikehidupan selanjutnya aku bisa menjadi putri kalian lagi, ayah ibu.'
Nyonya Mo tak menyangka bahwa malam itu akan menjadi perbincangan terakhir dengan putrinya. Kematian Ziyan yang begitu tiba-tiba membuat Nyonya Mo dan yaoyao amat terpukul. Terutama nyonya Mo, beberapa kali ia pingsan karena kesedihan yang amat dirasakannya.
Pemakaman Ziyan dilakukan tanpa kehadiran Tuan Mo, hanya dibantu oleh Xiaoqi dan Yaoyao. Sebelum kondisinya makin memburuk, Ziyan selalu berpesan pada ibunya, agar jangan memberitahu apapun kondisinya pada ayahnya. Ia tak ingin membuat kekhawatiran ayahnya bertambah, dia sudah memiliki beban pekerjaan yang sudah cukup membuatnya lelah. Jadi, dalam surat yang dikirim untuk ayahnya. Ziyan selalu mengatakan bahwa kesehatannya semakin hari semakin baik, dan tentu saja kabar itu sebenarnya berbanding terbalik dengan kenyataan.
" Tiga hari sudah berlalu sejak kematian Yaner, dan kami masih merahasiakannya dari suamiku."
Gaia melihat kesedihan di mata nyonya Mo. Tidak, lebih tepatnya kekecewaan. Kecewa karena merasa gagal menjaga putrinya, kecewa karena harus merahasiakan kematian putrinya pada suaminya.
hening.
Gaia tak tahu kata apa yang harus ia ucapkan. Saat otaknya berputar memikirkan apa yang harus ia katakan, sebuah suara membuyarkan pikirannya.
" Nyonya. Semuanya sudah siap."
" Gai ya, sekarang kau istirahat dulu saja. aku lihat sepertinya kau sangat lelah. Yaoyao kau antar nona Gai ya ke kamarnya. "
" Kalau begitu aku permisi dulu nyonya dan terima kasih sudah menerimaku. " Gaia bangkit dari tempat duduknya, memberikan hormat pada nyonya dan berjalan mengikuti Yaoyao. Sementara snowy mengikuti di belakangnya.
*****************
Sekilas info :
sebenarnya namanya Gaia apa Gai ya? kok beda.
jadi Gaia adalah nama Inggris. sedang Gai ya nama China.
kok namanya Gaia ?jelek banget.
ilham nama Gaia didapet dari nama-nama dewa yunani kuno. Gaia sendiri adalah ibu dari para dewa. jadi aku pikir ' wah nama orang kuat '.
3.Gaia sebenarnya orang China apa Inggris ?
Dia orang China tapi besar di Britania (setting Inggris jaman dulu). orangtuanya juga China semua. makanya g heran dia bisa bahasa China.
yang penasaran gimana bentuk Snowy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
eva
suka banget ceritanya.. 👍👍👍🤩
2024-03-18
0
Inul Rofie
apa pun itu kak author keren .....
2023-09-13
2
Rika_Faris
tata bahasanya bagus, g terkesan asal2an.
sejauh ini sih masih ok
2023-08-24
1