setelah makan...
"antar aku pulang" ucap Lawra.
"mau pulang sekarang??" tanya Rafa
Lawra mengangguk
"nginap di rumah ini apa susahnya sih Law." bicara Devano dengan nada super rendah, memunculkan kesan serak-serak basah yang kentara.
"nggak" ucap Lawra singkat, padat dan tidak jelas.
"harus" sambung Rafa.
ketika Lawra membuka pintu...
jdeeerrr...
suara petir menyambar begitu keras, diiringi hujan yang sangat deras.
Lawra kaget tiba-tiba mematung, melihat Lawra, Rafa langsung menarik tangan Lawra untuk kembali masuk kedalaman ruangan itu.
"lihat... Tuhan saja tidak memperbolehkan kamu pulang" samar-samar suara Devano terdengar oleh Lawra..
kemudian Rafa mengajak Lawra masuk lebih kedalam lagi dan duduk di sofa.
"tapi aku mau pulang." ucap Lawra menatap hujan deras dari jendela.
"terus?" ucap Rafa
"antarin..nanti nenekku nungguin" jawab Lawra ketus.
"lihat.. hujannya tambah deras ada petirnya lagi" kata Devano sambil menunjuk kearah jendela.."kan bahaya naik motor sambil hujan-hujanan, nanti kamu masuk angin..aku yang disalahin." ucap Devano yang diangguki oleh Rafa.
"naik mobil..itu aja susah." kata Lawra.
"mobil ku dibawa Ilham, ada urusan." ucap Devano
Lawra langsung mengalihkan pandangannya ke Rafa.
"mobilku kempes Law, makanya aku nggak pulang" bohong Rafa karna sebenarnya mobilnya baik-baik saja.
Lawra benar-benar tidak bisa pulang, kecuali dengan bantuan kedua cowok itu.
selain diluar hujan, handpone Lawra juga ikutan lowbat dan tidak bisa di charger gara-gara Devano enggan meminjamkan charger-annya.
"pinjam hp.." ujar Lawra sambil mengulurkan tangannya.
"mau apa?" tanya Rafa
"nelfon nenek.." jawab Lawra ketus
"lalu?" tanya Rafa lagi yang membuat Lawra semakin kesal.
"minta ijin"
seketika dua ponsel langsung tertera di depannya.
ia mengambil ponsel Rafa yang sudah terbuka dari kuncinya.
dan langsung meminta izin pada neneknya untuk menginap dirumah temannya.
awalnya neneknya tidak mau, tapi melihat hujan deras dan petir besar yang menggelegar, akhirnya Lawra dibolehin.
karna neneknya juga tidak mau Lawra sakit gara-gara hujan hujanan, dia sangat sayang pada cucunya itu.
selesai menelfon, Lawra langsung mengembalikan ponsel Rafa.
"dibolehin nggak Law??." tanya Devano tidak sabar menunggu jawaban Lawra.
Lawra mengangguk.
"nanti kamu tidur dikamar yang tadi saja.." ucap Devano sambil menunjuk kamar tamu.
mereka menonton TV bersama, terkadang mengobrol, layaknya seperti kakak adik yang kompak.
setelah itu Lawra langsung masuk kekamar tamu, menutup pintunya rapat-rapat dan tidak lupa mengunci pintunya.
Rafa yang ingin naik kelantai atas, mendengar suara pintu yang terkunci, kemudian melihat pintu kamar tamu.
"dasar, kamu takut kami jahili? tidak tahukah kamu ada berapa gadis yang menginginkan agar aku menjahili mereka? gumam Rafa pelan, sambil tersenyum dengan gelengan kepalanya.
heran dengan gadis yang telah mencuri hatinya itu.
tak terasa, pagipun tiba, Lawra yang mengumpulkan nyawanya terkejut saat melihat pintu kamar itu terbuka.
dia melihat Devano yang sudah memakai seragam sekolahnya.
rambutnya masih sedikit basah dan berantakan karena belum disisir yang membuat Ketampanannya seperti bertambah 50%.
"sudah bangun Law?.. " tanya Devano sambil mengibaskan rambutnya.
"astaga... pagi-pagi sudah membuat mata gatal" gerutu Lawra..
"kenapa?..terpesona ya... " ucap terkekeh geli.
"perasaan tadi malam pintunya sudah kukunci" lawra bergumam kecil namun Devano masih bisa mendengarnya..
"iya.. tapi kamu lupa siapa tuan rumah disini... aku punya kunci cadangan" ucap Devano dengan cengiran kudanya yang ikut serta.
Lawra membelalakkan matanya, tak percaya ucapan Devano dia serasa seperti ditipu, percuma dong dia mengunci pintunya rapat-rapat.
"sudah lah cepat mandi, seragam sekolah kamu sudah bersih." Devano menunjuk baju seragam yang sudah terlipat rapi dengan handuk di ujung ranjangnya.. "aku tunggu di meja makan." Devano beranjak dari kamar itu.
karna niatnya tadi ingin mengantarkan pakaian seragam Lawra.
setelah bersiap-siap, Lawra lalu menuju ruang makan, kemudian duduk di salah satu kursinya.
cukup terkejut melihat Rafa yang juga berada disana dengan pakaian formalnya.
"pacar gue ganteng banget" batin Lawra mengagumi penampilan Rafa yang terlihat semakin tampan berpakaian formal dan terlihat pas di tubuhnya dan menambahkan kesan berwibawa.
"Hm.." deheman Rafa sambil berjalan melangkah menuju Lawra.
Rafa merogoh dasinya dari sakunya, kebiasaan Rafa kalo malas memasang dasinya dan bakalan mengantongi dasi tersebut.
"pasangin dasinya Law.." ucap Rafa sambil mengulurkan dasinya.
"jangan mau Law.." ucap Devano tak terima.
"harus mau" ujar Rafa
"pasangin aja sendiri" ucap Lawra memalingkan wajahnya dari Rafa..
"nggak.. harus kamu." ucap Rafa memberi dasinya langsung ketangan Lawra.
memang pagi-pagi jam lima Marsel asisten pribadi Rafa sudah mengantar pakaian kantornya.
dan akhirnya Lawra tidak mau ribet dan langsung mengulurkan tangannya kearah Rafa dan memasangnya berlahan..
Rafa yang sadar, Lawra hanya sebatas dadanya, berinisiatif dan menundukkan badannya biar Lawra mudah memasang dasinya.
melihat itu, Devano langsung membuka dasinya dan melipatnya rapi seperti semula.
"pasangin dasiku juga Law.." ucap Devano mengulurkan tangannya memberikan dasinya pada Lawra.
membuat Lawra hanya bisa menarik nafas dalam, melihat tingkah kedua cowok itu.
dan memasangnya berlahan, sama seperti Rafa..Devano juga menundukkan kepalanya.
"udah" Lawra merapikan kerah baju Devano dan kembali duduk manis.
Devano merasa bangga dengan karya Lawra, benar-benar rapi.
merekapun makan dengan diam, kecuali Rafa dan Devano yang sesekali melirik lawra.
"aku berangkat, kalau ada yang mengganggumu bilang samaku," ucap Rafa sambil mengelus rambut Lawra lembut.
"iya" balas Lawra singkat.
"Devano.. awas kalo sampe Lawra tergores sedikitpun, jaga dia." ucapan Rafa beralih pada Devano.
"nggak usah dibilangin juga aku tetap jaga." jawab Devano tanpa melihat lawan bicaranya.
cup..
Lawra tersentak. Rafa mencium kening Lawra lembut "jaga diri baik-baik sayang, aku berangkat." bisik Rafa berpamitan layaknya seorang suami yang baik.
Lawra sangat kesal pada Rafa yang hanya sesukanya menciumnya, ingin memaki tapi sudah terlanjur jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Tinta Rachel
wah, authornya boru juntak, sama dong kayak mamaku😁😁 saling support ya Tante, mampir tempatku juga.
2021-10-30
1
Xianlun Ghifa
lanjut
2021-10-13
0
alvano
up up upp
2021-09-19
0