bab#19

"kakak ngapain disini?."tanpa menjawab pertanyaan Rafa, Devano malah berbalik bertanya.

"jawab pertanyaanku.."ucap Devano kesal.

"di bully" jawab Devano asal.

seketika wajah Rafa memerah,

kau tidak bisa menjaganya? tanya Rafa marah.

mendengar teriakan Rafa yang memenuhi kamar, berlahan Lawra membuka matanya, merasa terganggu.

"kamu sudah bangun hm.." ucap Rafa yang melihat Lawra membuka matanya.

"aku dimana?" kata Lawra sambil mengamati setiap sudut kamar itu.

"kamu dirumahku, tadi kamu pingsan" ucap Devano yang baru datang membawakan secangkir teh hangat.

Lawra terkejut melihat baju yang dipakainya sudah terganti.

" eh..siapa yang mengganti bajuku??."tanya Lawra dengan mata tajamnya menatap dua pria disamping ranjangnya, berdiri dengan gaya coolnya.

"aku." ucap Rafa mulai menggodai Lawra, entah kenapa dia suka melihat wajah panik Lawra.

"KALIAN JANGAN MACAM-MACAM YA.." teriak Lawra menunjuk Rafa dan Devano dengan mata yang semakin tajam dan wajah memerah karena menahan malu.

"jangan panik, aku sudah liat semuanya kok" ucap Rafa semakin menggodai Lawra.

sementara Devano hanya terkekeh melihat wajah panik Lawra yang begitu menggemaskan menurutnya.

"KALIAN.." teriak Lawra sambil membayangkan hal yang aneh-aneh yang sudah memenuhi otaknya.

"hahahahaha" bersamaan kakak beradik itu terbahak bahak melihat respon Lawra.

Lawra langsung beranjak dari ranjangnya, meraih rambut Rafa dengan tangan kanan dan tangan kirinya meraih rambut Devano,

menjambak rambut kedua kakak beradik itu.

"a..ampuunn.."

"ampun Law.."

keduanya meringis, walaupun buat mereka itu tidak terlalu sakit, tapi pura-pura sakit aja, biar Lawranya seneng.

"udah dong law..aduhh..sakit.."ucap Devano berekting kesakitan.

"apa yang kalian lakukan pada tubuhku" teriak Lawra semakin panik, tangannya semakin kuat menjambak rambut Devano dan Rafa yang mulai memanjang.

"aku mencium bibirmu" ucap serempak kakak beradik itu.

yang membuat Lawra melepas jambakannya dan terduduk lesu di sudut ranjang.

respon Lawra membuat Rafa dan Devano mengangkat sebelah alisnya bingung.

"kenapa Law" tanya Devano sambil mendudukkan dirinya disamping Lawra.

melihat itu Rafa juga tak mau kalah, dia juga mendudukkan dirinya disebelah kanan Lawra, tangannya terangkat merangkul kekasihnya itu.

"KALIAN MENGHAMILIKU??..

Lawra terdiam cukup lama dan langsung berteriak membuat Devano, terlebih Rafa yang tadinya menyandarkan kepalanya di pundak Lawra sampai terjungkang kaget dan segera membenarkan posisinya.

tangan Lawra mengacak rambutnya frustasi,

Rafa menelan ludahnya, kata-kata barusan membuatnya membelalakkan matanya.

"apa Lawra yang pendiam, dingin, cuek, masih punya sisi sepolos ini?, apa dia tidak tau proses yang berkaitan dengan kehamilan?" batin Rafa.

"di kerjain asik nih" ucap keduanya dalam hati.

"iya Law..aku telah membuat mahluk kecil di perutmu, jaga baik-baik yahh." ucap Rafa mengelus rambut Lawra, semakin semangat mengerjain kekasihnya itu dengan menampilkan wajah tampa dosanya.

"iya Law..sebentar lagi kita bakal punya anak, dan aku akan jadi ayaah...." ucap Devano tersenyum girang.

"tenang Law, aku akan tanggung jawab kok" sabung Rafa.

PLAK! PLAK!!..

tamparan keras diluncurkan Lawra ke pipi Rafa dan Devano bergantian. mereka yang ditampar meringis kesakitan.

tangan Lawra sungguh menyakitkan, seperti terbuat dari baja dicampur besi panas.

"tega, kalian."

"lucu banget sih pacar gue" ucap Rafa menatap Lawra yang berlari kekamar mandi yang ada di kamar itu.

"ngomong apa sih" ucap Devano, menatap sinis Rafa.

" gue diapain sih? apa benar aku akan hamil??." monolog Lawra, ia langsung merogoh handpone dari sakunya.

dan langsung memeriksa google dan lega, seketika dia tau kalau kehamilan tidak terjadi semudah itu.

Lawra yang merasa dipermainkan langsung berjalan menuju Rafa dan Devano yang sudah berada di sofa ruang tengah.

terlihat Rafa yang sedang memainkan HPnya entah membuka apa, sedangkan Devano memakan kacang polong dengan memangku stoples sambil menonton TV.

"KALIAN MEMPERMAINKAN KU??.." ucap Lawra yang masih berjalan mendekati Rafa dan Devano, membuat kedua orang yang dimaksud Lawra terkejut, karna suara Lawra yang keras memenuhi ruangan.

"ya lo sih Law, terlalu polos" ucap Devano terkekeh, ia kembali memasuki mulutnya dengan cemilan, "kamu udah sehat Law?" tanyanya disela-sela mengunya.

Lawra yang baru sampai langsung menjawer kuping Rafa dan Devano seperti seorang ibu galak yang lagi menghukum anaknya.

"aduh..aduhh..ampuunn" ucap Rafa merasakan kupingnya seperti ingin putus.

"hiks..hiks.. huaaa.." sedangkan Devano kembali berekting, seperti seorang anak yang sedang disiksa ibunya.

"katakan, kenapa kalian membohongiku" ucap Lawra sambil mematikan TV, meraih ponsel yang dipegang Rafa dan mengambil stoples yang ada dipangkuan Devano.

sekarang ini Rafa dan Devano duduk sambil menundukkan kepalanya, dengan bibir mayunnya yang ikut serta, menampilkan ekspresi seperti orang

yang paling menderita didunia ini.

sedangkan Lawra berdiri didepan mereka, kedua tangannya bertolak pinggang dengan wajah seperti ibu-ibu galak.

membuat Ilham yang baru datang melihat itu sangat terkejut, melihat wajah tuannya membuat dia menahan tawanya dan segera bersembunyi dibalik pintu.

"nyonya rini aja kalau marah wajah mereka tetap datar dan hanya menunduk..siapa gadis itu??" batin Ilham.

"sebenarnya..yang ganti bajumu itu pembantu rumah ini law.." ucap Devano yang diangguki oleh Rafa.

"benarkah" ucap Lawra terlihat lega, hal-hal aneh yang menumpuk diotaknya hilang seketika.

"jadi..aku udah bisa main ponsel lagi kan Law" kata

Rafa sambil meraih ponselnya dari atas meja, dan Devano memeluk kenbali stoplesnya.

"nggak boleh..letakkan!" ucap Lawra yang membuat bibir keduanya kembali mayun, ngambek.

"kenapa" ucap keduanya bersamaan.

"karna kalian telah mempermainkanku" kata Lawra yang langsung mendudukkan tubuhnya, pengal terlalu lama berdiri.

"kalau nggak boleh..mandang kamu aja deh" ucap Rafa terkekeh.

sementara Ilham berlari menjauhi rumah itu dan langsung memuaskan tawa yang sedari tadi ditahannya.

matanya menatap foto yang tadi diambilnya, ingin menjadikan foto itu menjadi aib tuannya.

Kruukk..

seketika wajah galak Lawra berubah menjadi merah karena malu.

"oh iya, kita belum makan Law, ayo makan." ajak Devano sambil menarik Kawra menuju ruang makan yang tanpa sekat dengan dapur,

kemudian ketiga orang itu duduk di kursi yang saling berdekatan, disana sudah terhidang nasi goreng dan beberapa hidangan makanan lainnya.

"aku baru liat orang pake baju kegedean tapi terlihat cantik" ucap Rafa dengan mengerlingkan matanya kembali menggoda Lawra.

Lawra hanya diam dan melanjutkan makannya, sedangkan Devano dan Rafa mengunyah sambil mengamatinya, mengagumi kecantikan Lawra dari dalam hati.

"enak?" tanya Devano memecah keheningan.

lawra mengangguk "lumayan" ucapnya, kemudian melanjutkan makannya.

Terpopuler

Comments

Sophia Verheyden✨

Sophia Verheyden✨

lawra polos nya gak ketulungan 😅

2021-10-13

0

𝗦𝗦𝗖࿐Siti Nur Hasanah

𝗦𝗦𝗖࿐Siti Nur Hasanah

mangatss kakak

2021-09-25

0

alvano

alvano

sukses selalu thor

2021-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!