Disya merasa malas untuk berangkat ke kampus. Salah satunya karena harus bertemu dengan Pluto. Orang yang selama ini ingin dia hindari ditambah statusnya sekarang sebagai calon suami kakaknya. Membuat Disya menjadi semakin merasa bersalah dan kurang ajarnya.
Ya Tuhan ... apa kata dunia kalau seseorang yang menjadi calon kakaknya pernah melewati satu malam dengannya ditambah sikap Sky yang beda.
Disya merasa kepalanya yang sudah pusing bertambah pening. Hari ini rasanya ingin mangkir sehari saja dari yang namanya kuliah.
Amar dan Flora sudah berangkat ke kantor tinggal Disya dan Mama Amy di rumah.
"Sayang, kamu kok masih santai gitu, nggak kuliah?"
"Masuk siang Mah. Mah Disya boleh pindah kuliah nggak?"
"Nggak boleh! Pindah ke mana? Kamu ada masalah di kampus? Sebentar lagi kamu selesai semester 6 katanya mau ambil skripsi di semester tujuh, kok malah pindah? Kamu bermasalah sama pihak kampus, nakal? Masalah sama teman?"
Berbicara sama Mama itu memang bukan solusi yang tepat tapi malah memperkeruh keadaan. Mama jadi tambah curigaan dan merembet kemana-mana tanyanya.
"Nggak ada masalah sih Ma, cuma Disya ngerasa akhir-akhir ini pusing sama materinya jadi sepertinya Disya salah ambil jurusan deh?" ujar gadis itu berkilah.
"Udah deh jalani aja dulu, udah mau selesai juga," ujar Mama Amy menasehati.
"Nanti masalah kuliah pusing biar Mama cari solusinya, hal mana yang membuat kamu jadi buntu," sambung Mama Amy kemudian.
Mama mana ngerti sih perasaan aku? Huhf ... poor you Disya ....
"Assalamu'alaikum ...!" terdengar salam dari ruang tamu.
"Waalaikumsalam ...," jawab Mama Amy dan Disya hampir bersamaan.
"Lihat siapa yang datang pagi-pagi Sya?" ujar Mama Amy memerintah.
"Mama aja yang buka, mager," jawab Disya cuek.
Ibu dari dua anak itu mengalah, menuju pintu utama dan melihat siapa yang datang.
Ceklek
"Nak Rayyan? Tumben pagi-pagi ke sini? Cari Disya?"
"Pagi Tante, kebetulan hari ini piket siang Tante jadi bisa anter Disya ke kampus dulu," ujar pria itu sopan.
"Masuk nak Rayyan, sebentar Disyanya Mama panggil."
"Makasih Tante."
Rayyan masuk dan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.
"Sya!" panggil Mama Amy menggema.
"Apa sih Ma?"
"Di depan ada Rayyan mau jemput kamu," ujar Mama memberi tahu.
"Kak Rayyan ke sini? Tumben pagi-pagi?" Disya merasa aneh.
Disya segera keluar menuju ruang tamu untuk menemui kekasihnya. Gadis itu langsung menampilkan deretan giginya yang putih membuat senyuman, berjalan mendekati sofa.
"Pagi sayang?" sapa Rayyan manis.
"Pagi kak, tumben? Kakak nggak kerja?"
"Nanti agak siang masuknya, kamu sendiri kuliah nggak?"
"Masuk siang juga sih, emang kenapa?"
"Ya udah ayo cari sarapan di luar dulu nanti berangkat kampusnya sekalian aku antar."
"Oke, ide bagus," jawab gadis itu antusias.
"Aku pamit mama dulu, bentar ya?"
Disya menuju dapur menemui mamanya yang tengah ngobrol bersama bik Tini.
"Ma, kak Rayyan mau pamit sekalian aku juga mau berangkat."
"Oh ya sudah sana hati-hati, maaf tidak nemuin lagi mama lagi riweh," ujar Mama Amy sibuk.
"Berangkat Ma, assalamu'alaikum ...." pamit Disya dengan senyum terkembang.
"Waalaikum salam ... hati-hati sayang!" seru Mama Amy.
Disya berjalan dengan riang sambil menenteng tasnya.
"Ayo kak jalan," ajak Disya semangat.
"Belum pamit Mama sayang," ujar pria itu memperingatkan.
"Udah aku pamitin, ayo kak ... keburu siang." Disya menyeret tangan Rayyan.
Mereka hunting jajanan pagi yang enak untuk sarapan. Kedai lontong sayur di daerah jalan menuju kampus Disya menjadi pilihannya. Selain enak tempat tersebut favorit mereka dari semenjak Rayyan masih kuliah.
"Sya kemarin aku udah ketemu sama papa kamu, beliau bilang nggak masalah kalau tunangan dulu yang penting nikahnya setelah kak Flora. Gimana menurut kamu?"
Disya bukannya menjawab malah asyik melamun, entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu.
"Sya ... sayang ... pagi-pagi bengong, nggak dengerin ya dari tadi aku ngomong," ujar Rayyan merasa diabaikan.
"Iya kenapa? Sorry-sorry tadi nggak denger, sorry sayang ... kamu ngomong apa?"
"Tumben panggil sayang," ujar Rayyan senang.
"Ya nggak pa-pa kamu kan cowo aku? Emang nggak boleh?"
"Boleh banget lah, malah aku seneng banget dengernya, ngerasa disayang beneran. Ya udah habisin gih sarapannya, habis ini aku antar ke kampus?"
"Aku sebenarnya lagi malas ke kampus," ujar gadis itu jujur.
"Kenapa? Ada masalah?"
"Masih pingin lama-lama jalan sama kamu," seloroh Disya.
"Nanti sore setelah pulang kerja kita bisa ketemu lagi, atau kalau nggak kamu bisa samperin aku ke rumah sakit."
"Iya kak mau, nanti sore kalau Disya nggak ada kegiatan Disya susulin sekalian bawain makanan deh buat kakak."
"Asyik ... kangen banget sama nasi goreng buatan kamu, beneran ya kakak tunggu." Disya mengangguk.
Setelah sarapan selesai mereka menuju kampus Disya. Rayyan bukan hanya mengantar bahkan laki-laki itu mengantar sampai Kelas.
"Jadi inget masa-masa kuliah gini, pas nyamperin kamu ke kelasnya, rasanya kaya gini Sya seneng banget terasa indah." Rayyan mengenang masa-masa dulu.
Sepanjang perjalanan dari tempat parkir menuju kelas Disya, mereka menjadi sorotan banyak mata. Rayyan adalah salah satu mantan most wanted di kampus ini dulu jadi hampir semua adik tingkat seangkatan Disya banyak mengenalnya.
Bisa dibayangkan begitu indahnya kisah cinta mereka yang terbangun sejak lama. Bahkan menjadi pasangan yang paling dicemburui banyak pria maupun wanita. Baik Disya maupun Rayyan banyak yang suka di kampusnya.
"Cie ... cie ... dianterin pacar ... ehem!" goda sahabat-sahabat Disya ketika sampai di kelas.
"Ehem .. cuit ... cuit, kak Rayyan makin ganteng aja kak," ucap Grace lantang. Laki-laki berjiwa perempuan itu dari dulu pengagum cogan alias cowo ganteng.
"Aduh ... Pak Dokter manis sekali, pagi-pagi bikin ngiri se-RT," ujar Hanum.
Rayyan seperti biasa tetap tenang dan hanya menanggapi dengan senyuman. Hati dan pikirannya sudah penuh diisi oleh Disya jadi tidak mudah goyah sekali pun banyak yang memuja.
"Sayang belajar yang pinter, kakak kerja dulu," pamit Rayyan lembut seraya mengacak rambut Disya dengan sayang, sontak membuat semua orang yang menyaksikan keuwuan tersebut heboh dan histeris.
"Gaes ... info ke mars jam berapa ya? Nggak betah mau pindah saja!" seru Bisma menggeleng kecil.
"Anjir ... pindah alam. Bubar! Bubar!" timpal Faro begaduh.
Nampak semua yang ada di ruangan itu terpekik heboh melihat keuwuan sahabatnya.
"Udah Bang, pergi sana bikin heboh kelas gue aja," ujar Alan jengkel.
"Jagain Disyayang ku ya Lan, awas kalau sampe lecet," ujar Rayyan lebay.
"Iya iya bawel!"
Rayyan meninggalkan kelas Disya dengan senyuman, melangkah dengan santai. Di Koridor kampus tidak sengaja bertemu dengan Sky.
"Rayyan? Ngapain lo di sini?" tanya Sky yang hendak berjalan menuju kelas.
"Hai Bro ... lo ... ngajar di sini?"
"Iya, lo ngapain berkeliaran di kampus gue, mau kuliah lagi?"
"Biasa Bro ... nganterin cewe gue kuliah di sini."
"Oh ... ya? Wah ... selera lo yang muda-muda ternyata." Mereka terkekeh bersama.
"Weekend anak-anak ngajak ngumpul datang ya? Boleh bawa cewenya kok?" ujar Sky.
"Siap, gue usahain deh kalau weekend."
"Oke, sampai ketemu weekend."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
gia nasgia
Waduh
2024-12-05
0
gia nasgia
Jeng.... jeng...
2024-06-02
0
Marhaban ya Nur17
nama grace itu wece apa woco se ???
2024-02-15
1