Hari ini Disya sengaja tidak masuk ke kampus karena badannya terasa lelah. Iya lelah dan terasa seluruh tubuhnya remuk, Disya butuh istirahat yang banyak untuk memulihkan tenaganya. Baru saja Disya memejamkan matanya beberapa detik yang lalu, handphone di atas nakas mengglepar minta diraih.
Ocha calling
Disya menghembuskan napas berat melihat id caller si penelpon. sahabatnya itu pasti mau marah sebab telfonnya tadi pagi diabaikan malah sempat direject. Dengan malas Disya segera menggeser tombol hijau sebelum yang di sana semakin murka.
"Iya hallo, apa beb?" jawab Disya lemas.
"Woi ... sialan lo ya, nggak ada akhlak telfon gue dimatiin."
"Nggak usah kenceng-kenceng bego ... telinga gue sakit!" Disya sampai menjauhkan benda pipih kesayangan sejuta umat itu dari telinganya akibat pekikan Ocha bagai audio rusak yang menggema.
"Sorry gue semangat empat lima, lo semalam pulang ke mana? Nyokap lo sampai telfon gue?"
"Serius? Terus lo jawab apa?"
"Ya gue terpaksa jawab kalau lo nginep tempat gue gitu, emang lo semalam ke mana, lo 'kan pulang duluan?"
Oh my God, thanks Ocha atas jawaban cerdas lo, walaupun lo suka ngeselin secara tidak langsung udah nyelamatin hidup gue. Gue traktir deh besok di kantin. Monolog Disya lega.
"Gue... pulang ke apartemen kak Flora, ya kali gue pulang ke rumah dalam keadaan teler bisa digorok gue sama Mama."
"Owh ... syukur deh kalau ke rumah kak Flora berarti aman, ya gue khawatir aja sama lo makannya pagi gue langsung telfon."
Aman pala lo! Gue hancur Ocha!! batin Disya menjerit.
"Ya udah dulu tolong izinin gue hari ini, gue nggak enak badan."
"Lo sakit? Oke lah gampang. Bye, GWS ... beb."
"Thanks gue tidur dulu."
Disya kembali memejamkan matanya, bahkan telfon dari Rayyan berkali-kali ia hiraukan begitu saja. Karena Disya benar-benar ngantuk dan lelah.
"Sya, handphone kamu bunyi tuh berisik," protes Flora yang tak sengaja mendengarnya. Tak ada sahutan dari pemiliknya, Flora pun memanjangkan lehernya untuk melongok kamar adiknya dan melihat ponsel tersebut.
"Rayyan?" gumam Flora pelan.
Ia pun memilih mengabaikannya sebab merasa bukan urusannya. Malam ini Flora harus memenuhi undangan mama dan papanya yang sudah berjanji untuk makan malam di sebuah restoran. Makan malam spesial karena keluarga dari sahabat Papa yang datang mengundang.
"Disya, Dek lo ikut ya?" pinta Flora.
"Ogah, aku males capek juga mau tidur."
"Ye ... molor mulu dari tadi pagi, nggak bosen apa?"
"Mau pulang ding, sebentar lagi. Mama heboh mulu sedari tadi pagi."
"Kak Flora nggak ngantor?"
"Setengah hari doang, dapat dispensasi dari papa, nanti 'kan ada acara spesial gitu jadi disuruh siap-siap."
"Spesial pakai telor ya kak," canda Disya garing.
"Lebih lah, kayaknya tentang masa depan aku deh."
"Iya kah?"
"Mungkin, papa 'kan melarang keras kakak pacaran sama siapa pun katanya aku udah dijodohkan dari lahir sama pangeran."
"Pangeran kodok? Disya tahu sepak terjang kakak kalee," ucapnya cuek.
"Hush kamu dek, ngasal aja. Awas kalau ngadu sama mereka nggak aku transfer uang jajan lagi," ancam Flora.
"Kakak emang mau dijodohkan?" tanya Disya heran. Disya paham betul kakaknya itu tipe cewe yang suka bergonta-ganti pasangan.
Flora yang terlihat kalem dan penurut itu lebih liar dari pada adiknya. Makanya Flora memilih tinggal di apartemen biar bebas. Flora selalu backstreet dengan kedua orang tuanya.
"Kalau yang ini beda, dia ganteng, maco, tajir, paket kumplit deh pokoknya tapi sayangnya terlalu cuek dan dingin."
"Kakak kenal orangnya?"
"Pernah ketemu beberapa kali dulu, tapi denger-denger dia baru saja selesai study dari London makannya pulang."
"Ya udah sana siap-siap good luck. Aku mau pulang ke rumah. Terima kasih atas tumpangannya."
Disya emang sering menginap di apartemen kakaknya terutama jika sedang berseteru dengan papa atau mamanya. Gadis ini agak sedikit pembangkang tetapi manja dan itu membuat papanya sedikit over protective masalah pergaulannya.
***
Hari ini Sky pertama kali ke kampus yang akan menjadi tempatnya mengajar. Pak Dika atau kakek Sky sudah mewanti cucunya untuk bergabung ikut membantu mengelola kampusnya.
Hari pertama Sky belum mengajar kelas, masih tahap pengenalan dengan lingkungan tempat kerja dan para Dosen, serta staf di dalamnya. Biar bagaimanapun keluarga Sky mempunyai saham di kampus ini membuat keberadaannya sangat disegani dan dinanti-nanti untuk berkolaborasi.
Lulusan S2 MBA London Bussiness school ini cukup menarik perhatian atensi di kampus.
Siang harinya Sky langsung pulang ke rumah bundanya. Yuki dan Asher sudah menunggu anak itu dengan antusias. Mereka sudah menghubungi Sky untuk datang sebab ada hal penting yang harus disampaikan
"Bun, tumben nyuruh Sky balik, kangen ya?" seloroh bocah itu bawel.
"Baru datang tuh salam dulu, cium tangan dulu, salim bukan langsung candain orang tua," tegur Asher.
"Assalamu'alaikum ... Ayah Bunda?" ulang Sky pada akhirnya.
"Waalaikum salam ...." koor dua sejoli yang tak lagi muda tersebut.
Mereka tengah duduk santai di ruang keluarga.
"Sky, kapan kamu siap menikah?" tanya Asher tiba-tiba.
"Belum kepikiran Yah, masih pingin main, masih mau menikmati masa muda dulu," jawab Sky datar.
"Kamu punya pacar?" tanya Asher agak sedikit ragu.
"Ada, belum pacaran sih tapi mau langsung aku ajak nikah," klaim Sky yakin.
"Kamu 'kan tahu ayah sudah menjodohkan kamu dengan anak teman ayah, kamu udah pernah ketemu kok. Masih ingat 'kan?"
"Iya masih, Sky nggak suka Yah. Jadi tolong jangan paksa Sky, biarkan Sky memilih jodoh Sky sendiri."
"Sayangnya ayah nggak bisa kabulin permintaan kamu. Ayah nggak bisa nolak perjanjian dulu yang pernah ayah buat. Kamu jalani aja dulu."
"Ketemu aja dulu, kenalan lebih dekat siapa tahu klik, sebenarnya ayah juga kurang sreg jodohin kalian, tetapi nggak ada pilihan lain. Kami berutang budi sama keluarga teman ayah," sambung Asher sendu.
Apa yang ditakutkan Yuki dan Asher benar terjadi, putranya menolak untuk dijodohkan. Apalagi jaman generasi Z begini mana ada anak yang mau diatur-atur untuk urusan pendamping hidupnya.
"Ayah harap kamu tidak kecewain ayah, kamu bersikap dewasa dan mau datang di acara makan malam nanti," ucap Asher penuh harap.
Sky hanya diam, ia memilih untuk menyandar ke bahu bundanya. Umurnya sudah dua puluh lima tahun tetapi masih suka menempel sama Yuki kalau ada di rumah.
"Maafin bunda, Nak, gara-gara bunda, kamu yang kena getahnya," ucap Yuki sendu. Perempuan itu mengelus rambut putranya.
"Kok ngomongnya gitu sih Bun, Bunda nggak salah. Sky minta maaf nanti Sky datang, Bunda jangan sedih lagi."
Sky paling tidak bisa melihat ibunya bersedih, anak sulungnya itu walaupun kelihatan dari luar dingin dan keras. Namun, sebenarnya tipe cowok yang lembut di dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Nuryati Yati
Sky mau di jodohin sama Flora
2024-11-08
0
sitii de phantom
Fix ini mah si Sky... ruwet... ruwetttt bet dah 🤣🤣🤣kakak adek noh...
2024-11-12
0
Qaisaa Nazarudin
Jangan bilang perjodohan Flo dhn Sky...OMG kenapa aku harap2 cemas sih..
2024-01-29
2