"Akhh ....!!!"
Disya langsung berbalik badan melihat pemandangan di depan mata.
"Berisik banget sih Sya?" ucap Sky cuek
Pernah lihat juga pernah ngerasain. Hehehe
"Saya permisi saja Pak, besok saja ngumpulinya, sepertinya saya datang di waktu yang kurang tepat," ucap gadis itu gugup berbicara dengan posisi masih memunggunginya. Bagaimana tidak gugup Dosen Sky sedang bertelanjang dada saat Disya masuk ke ruangan Dosen tersebut.
"Mana tugasnya?" tanya Sky santai.
Disya mengambil map di dalam tas menyodorkan dengan masih memunggunginya.
"Bawa sini Sya, saya di sini makanya lihatin sini dong, saya nggak akan gigit," seloroh Dosen Sky.
Cuma nyesep doang biar ada tandanya di dada kamu seperti kemarin.
Sky yakin sekali banyak meninggalkan jejaknya di sana, ia pun tersenyum sendiri membayangkan kejadian malam itu.
Disya mundur beberapa langkah untuk menyerahkan map tersebut. Tiba-tiba tangan Disya ditarik Sky yang saat ini tengah duduk di sofa ruangannya. Disya jatuh ke pangkuan Sky yang membuat gadis itu menjerit seketika.
"Aakhhh .... !" Disya kaget langsung menutup matanya.
"Bapak apa-apaan sih, pake baju nggak?!" omel Disya sambil menampar-nampar muka Sky menggunakan map tugasnya.
"Iya iya, galak banget sih," gerutu Sky sambil berdiri yang entah mengambil apa.
"Tolong ini dulu Sya?" pinta Sky duduk di dekat gadis itu.
"Nggak mau, pake dulu kemejanya," ujar gadis itu sebal.
"Iya bentar, punggung aku sakit tolong dong bantu obatin," ujar Sky memohon.
"Ogah, kalau sakit kenapa nggak ke rumah sakit, malah minta tolong ama saya," protes Disya kesal.
"Ayo dong buka mata kamu, kalau merem terus nanti aku cium."
"Eh!" Disya langsung membuka dua bola matanya.
Ya ampun... pemandangan macam apa ini. Fiks mata gue ternoda...
Gila tubuh kekar itu pernah gue miliki satu malam.
Disya begidik ngeri membayangkan adegan lucknut tersebut.
"Kenapa Sya? Muka kamu merah terpesona lihat tubuh saya ya Sya?"
Disya diam tanpa kata terlalu malu untuk membuka suara juga takut kalau sebenarnya Sky sudah mengetahui bahwa itu memang dirinya.
"Ayo Sya tolong obatin tangan saya tidak sampai," ujar Sky tak sabaran.
"Mana salepnya?" Sky menyodorkan salep ke tangan Disya lalu duduk memunggungi gadis itu.
Omegot... cakaran sedalam ini, pluto habis kena serangan siapa?
"Pelan-pelan Sya... perih nih?" keluh Sky jujur.
"Padahal udah dari kemarin masih perih aja, terlalu dalam nih kayaknya luka atau jangan-jangan infeksi ya?"
"Emang Bapak ngapain kok sampe dapat cakaran kaya gini?"
Bego Disya pertanyaan lo membunuh lo sendiri. Ayolah... gue bukan gadis bodoh kemarin sore yang nggak tahu ini cakaran manusia yang super aktif.
"Di serang cewe cantik," celetuk Sky yang seketika langsung menghentikan tangan Disya yang sedang mengobati.
Jangan bilang kalau ini ulah gue kemarin. Mati lo Sya... parah-parah... sampe dalem gini pantes saja si pluto kesakitan.
Kok bisa? Gue liar banget... anjir... gue pingin mati saja sekarang nggak kuat nahan hidup selanjutnya kalau sampai pihak kampus tahu tindakan amoral gue.
"Sya kok berhenti, selesain dong nanggung nih..."
Gadis itu diam tapi menurut mengobati luka Sky dengan telaten.
"Udah Pak, pake baju nya," titah gadis itu.
"Iya makasih ya," ucap Sky puas dan senang.
"Kamu cuci tangan dulu sana ke kamar mandi," titah Sky yang langsung diiyakan Disya.
Ruangan Sky cukup longgar ada kamar mandi dalam juga.
Setelah mencuci tangan Disya langsung keluar dan hendak langsung pamit.
"Kalau gitu saya permisi Pak, ada kegiatan selanjutnya," pamit Disya buru-buru.
"Eh, bentar..."
"Kenapa lagi Pak?"
"Temani saya makan dulu, kan dari tadi saya belum makan."
"Lha Bapak yang belum makan kenapa jadi saya yang repot."
"Ya kamu harus tanggung jawab lah..." ucap Sky.
"Tanggung jawab?" Disya mengeryit bingung apa maksud dari perkataan dosennya.
"Iya tadi kan saya mau makan tapi saya kasihan sama cewe cantik yang ngidam soto jadi terpaksa deh sotonya saya wakafkan. Hehehe." Sky nyengir.
"Oh... jadi soto tadi dari Bapak? Kok kaya nggak ikhlas gitu."
"Ikhlas lah apalagi buat cewe yang lagi hamil muda pasti ikhlas banget."
Seratus persen ikhlas sayang... kan gue Bapaknya.
"Siapa yang hamil muda sih, ngaco aja kalau ngomong."
"Kan saya denger sendiri kamu yang bilang," jawab Sky santai.
"Oh... itu mah becanda Pak, biar feel-nya dapat."
"Perkataan adalah doa Disya..."
Dan gue berharap itu menjadi kenyataan biar gue bisa tanggung jawab.
Disya diam begitu pun dengan Sky. Hening sejenak di dalam ruangan.
"Ayo makan, saya udah nahan lapar dari tadi."
Sky membuka kotak makanan yang sedari tadi sudah ada di meja sebelum Disya datang.
"Ini satu buat kamu," ucap Sky menyodorkan satu kotak lagi.
"Makasih Pak saya masih kenyang," jawab Disya dengan sejuta pemikiran.
"Makan aja Sya, enak kok lagian udah dari tadi siang kan makan sotonya, cewe hamil kan mudah lapar," celetuk Sky.
"Siapa yang hamil sih, dibilangin nggak ya nggak?" gadis itu mrengut membuat Sky gemas sendiri.
"Hmm... ini enak banget ayam panggangnya mau coba?" tawar Sky menyodorkan tangannya siap memasukan ke mulut Disya.
Disya menatap horor muka dan tangan Sky yang penuh dengan nasi dan ayam.
"Ayo... akk... enak kok," ujar Sky maksa.
"Saya belum lapar Pak?" jawab Disya jengah.
"Coba aja dulu, buka mulutnya..." titah Sky terus memaksa.
Disya menurut menerima suapan dari Sky.
"Good girl," gumamnya senang.
Disya masih memperhatikan Sky yang mengunyah makanannya dengan lahap. Gadis itu merasa situasi yang tidak terduga selalu mempertemukan mereka.
"Kemarin malam jalan ke bioskop sama siapa?"
Ya ampun... masih di bahas basi banget Pak pertanyaan lo.
"Penting banget saya jawab ya Pak?"
"Penting lah, cewe secantik kamu nggak boleh main di bioskop sendirian, banyak garangan di sana," seloroh Sky.
"Saya nggak sendirian," protes Disya tak terima.
Sky sudah selesai makan dan sedang cuci tangan.
"Kok Bapak kepo?"
"Ya... karena kamu mahasiswa didik saya," jawab Sky cuek.
"Yang jelas saya datang dengan seseorang yang selalu mengisi hari-hariku dengan cinta," jawab Disya mantap.
"Oh ya... siapa? Orang mana?" Sky agak meninggikan suaranya.
"Kok Bapak ngegas sih, tadi katanya nanya udah di jawab jujur juga."
"Siapa Sya...?"
"Pacar saya puas...!"
Sky terdiam sejenak lalu mengacak rambut Disya pelan.
"Anak gadis nggak boleh pacaran sembarangan Sya, eh ya besok-besok kuku kamu harus di potong biar nggak bikin orang sakit."
Bluss
Muka Disya langsung merah padam.
What jangan bilang pluto udah tahu tapi pura-pura nggak tahu. Mampus lo Sya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Danny Muliawati
waduh jangan2 bener yah Disya hamil
2024-12-12
0
Nuryati Yati
lha kan kamu juga garangan Sky 😅
2024-11-08
0
Irma Ariani
eh gw kok senyum2 ndiri yak 😁
2024-10-22
0