"Ya ampun gue kira dosennya bakalan santai pertemuan pertama malah ngasih tugas sak abrek," keluh Hanum.
"Orangnya bisa membawa diri banget jadi selain sedikit santai tetapi kalau jamnya serius lebih menyeramkan dari Pak Bayu," timpal Bila.
"Gue sih malah respect yang kaya gitu bisa asyik tetapi juga bisa serius. Semoga nggak pelit nilai kaya Pak Bayu," sambung Sinta.
Ketiga sahabat itu heboh sendiri ketika kelas usai.
"Gue langsung pulang gaess, nyut-nyutan kepala gue," ujar Disya bangkit dari kursinya.
Niat hati mau mangkir atau bolos di pertemuan selanjutnya setiap jam kuliahnya gagal total karena ia malah ditunjuk sebagai PJ mata kuliahnya.
Gila ... gue bisa mati cepat nih kalau modelnya kaya gini.
Saat ini Disya sudah sampai di parkiran lebih tepatnya di dalam mobilnya dan hendak pulang.
Drtt drt
Ponsel Disya bergetar, ada satu pesan masuk dari nomer tidak di kenal.
+62853×××××
[Saya tunggu di ruangan saya sekarang!]~
Disya menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut-kerut.
Siapa sih ... nggak jelas banget.
Disya menggerutu di dalam mobilnya seketika ia menatap horor pesan tersebut.
"Oh my God ... Pak Sky?"
Poor you Disya ....
Ngapain dosen itu menyuruh gue ke ruangannya. Ogah, tatapannya aja serem banget. Gimana kalau dia beneran tahu gue yang waktu itu. Atau jangan-jangan dia mau interogasi gue.
MAM PUS!!!
Disya lantas tidak mengikuti sesuai pesan melainkan langsung pulang.
Sementara Sky masih duduk santai menunggu gadis itu di ruangannya. Pria itu menatap KTM milik Disya dengan cermat. Nama dan wajahnya persis seperti pemilik Disya yang tadi di temuinya di kelas.
Malam itu memang terlihat samar, namun Sky bisa merasakan dengan begitu nikmat dan ... tentu saja tidak bisa lupa dengan apa yang telah terjadi. Boleh dikatakan pria itu telah terpatri dengan gadis itu.
Sky juga masih penasaran setengah mati kenapa gadis itu bisa tiba dan langsung menuju apartemen miliknya. Apakah ada yang menyuruh? Atau itu kemauan gadis itu sendiri, atau alasan lainya.
Sky benar-benar ingin sekali menanyakan hal itu. Terlebih ketika gadis itu merasa bodoh dan pura-pura tidak tahu bahkan mencoba lupa dengan kejadian itu padahal yang pertama bagi mereka. Bukankan ini terkesan sangat tidak mungkin.
Ini jelas yang pertama bagi Disya, Sky bahkan masih ingat ketika gadis itu merintih antara sakit dan nikmat di bawah kungkungannya. Dia hanya sedikit mabuk dan masih bisa mengingat dengan jelas bahkan aroma tubuh dan lekuk tubuh gadis itu masih terngiang di imajinasinya.
"****! Hanya dengan membayangkan wajah dan lekuk tubuhnya saja membuat aku panas." Laki-laki itu mengumpat kesal. Bermonolog dalam hatinya.
Terlebih paginya bercak darah itu ada di bed covernya bukankah itu jelas yang pertama, tetapi kenapa gadis itu terkesan lupa. Atau pura-pura lupa lebih tepatnya.
Sial pesan gue diread doang tapi nggak dibalas. Yang benar saja.
Sky menggerutu di ruangannya. Pria itu sudah tidak ada kelas dan menunggu gadis itu sepertinya buang-buang waktu saja.
Sky baru saja selesai mandi, pria itu baru saja sampai di rumahnya sejak tiga puluh menit yang lalu. Laki-laki itu lebih sering menghabiskan waktunya di kamar sejak saat itu. Rasanya kamar itu menjadi saksi bersejarah baginya. Yang membuat ia ingin mengulang dengan orang yang sama.
Pria itu tengah menyesap kopinya ketika bel apartemennya berbunyi menandakan ada tamu. Laki-laki itu mengintip kira-kira siapa yang bertamu di tengah malam yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat.
Flora? Ngapain gadis itu menyambangi apartemennya, rasanya begitu malas harus selalu bersikap manis padanya. Namun, Sky tidak punya pilihan lain untuk saat ini. Keluarganya berhutang nyawa dengan keluarga Flora. Ayah bilang telah menjodohkannya bahkan sebelum dirinya lahir ke dunia. Terlihat konyol tetapi itulah kenyataanya.
"Ra?" Sky membuka pintu untuknya.
"Hai ... udah tidur? Sorry aku ganggu ya?" tanya Flora merasa tak enak hati.
Sky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya tidak mengganggu tetapi hanya malas saja.
"Nggak sih, masuk Ra!" Sky mempersilahkan Flora masuk ke dalam.
"Mau minum apa?" tawar Sky.
"Apa aja yang ada," ujar gadis itu sungkan.
Sky menuju ke dapur dan segera membuatkan teh hangat untuknya.
"Minum Ra?" ujar Sky mempersilahkan.
"Kamu tinggal di sini sendirian?" tanya Flora.
"Iya, lo sendiri ada apa ya malam-malam datang ke sini? Sorry nggak ada maksud tetapi ini 'kan sudah malam akan sangat tidak baik perempuan berkunjung ke rumah laki-laki pada malam hari," ujar Sky sok bijak.
"Santai kali Ky, aku punya jam bebas kok. Aku 'kan tinggal di apartemen sebelah jadi gampang pulangnya," ujar gadis itu kelewat santai.
"Oh ya?" Sky merasa ini sungguh tidak baik untuk kelangsungan hidupnya. Belum apa-apa saja Sky merasa sudah tidak nyaman berada di dekat gadis itu. Apalagi mendengar penuturannya.
Aku punya jam bebas kok
Kata-kata itu terdengar harus diwaspadai.
"Sorry udah malam nih Ra, gue juga mau istirahat nggak pa-pa 'kan kalau malam ini lo pulang dulu," ujar Sky merasa tidak enak. Namun, pria itu tidak ada pilihan lain.
"Oh, kamu udah ngantuk padahal baru jam sepuluh lho, ya udah deh aku pulang dulu besok aku ke sini lagi," ujarnya sambil berdiri.
Sky menatap lega punggung Flora yang menghilang di balik pintu. Laki-laki itu kembali ke kamarnya dan berniat istirahat. Namun, lagi-lagi hati dan pikirannya tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang Disya.
Bisa gila aku kalau terus-terusan ingat gadis itu.
Entah jam berapa Sky terlelap pikirannya terus nyalang memikirkan Disya. Sky pun mengambil ponselnya dan menghubungi gadis itu untuk memberikan info bahwa untuk pengumpulan tugasnya deadline sampai besok pagi dan harus dikumpulkan di tempat Disya dulu baru gadis itu yang membawa keruangan Sky.
Sky pun segera mengirim pesan tersebut, namun sampai setengah jam kemudian belum ada balasan padahal status whatsapp gadis itu online sedari tadi.
Sky mengumpat kesal, mendadak jengkel dengan dirinya sendiri. Menatap marah ponselnya sendiri. Entah apa yang membuatnya jengkel setengah mati, padahal dirinya tidak ada hubungan khusus dengan gadis itu tetapi menurutnya ia merasa telah memiliki. Pemikiran yang aneh tetapi itulah kenyataanya.
Ting
Bunyi pesan whatsapp di ponsel Sky, ia melirik senang ketika mendapatkan balasan dari gadis itu.
[Oke Pak siap]~Disya
"Apa-apaan cuma dibalas gitu, balasnya satu jam kemudian lagi. Dasar gadis nakal, awas aja besok kalau ketemu." Sky menggerutu sendiri. Menatap balasan pesan dari Disya dengan wajah kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
gia nasgia
Disya tiba"linglung 😊
2024-12-04
0
Qaisaa Nazarudin
Disya pinterbanget banget bikin pak Sky kenak mental dan uring uringan kek gini...🤣🤣😜
2024-01-29
2
Lela Lela
jd ny sm.siapa ya sky
2023-07-11
0