Part 4

Disya keluar dari apartemen kak Flora dengan mengintip terlebih dahulu, setelah dirasa aman gadis itu baru keluar dari pintu lalu berjalan cepat di lorong apartemen. Disya tidak ingin bertemu lagi dengan pemilik apartemen tetangganya itu. Bagaimanapun juga dirinya yang menghampiri lelaki tersebut, jadi sudah pasti pikiran laki-laki itu akan merendahkan dirinya.

Mana ada perempuan baik-baik yang mabuk dan menyerahkan dirinya menjadi umpan. Impossible.

Benar-benar definisi dari sial, naas dan apes yang sesungguhnya.

Thing

Pintu lift terbuka dan Disya segera keluar dari sana. Disya menuju taksi online yang sebelumnya telah ia pesan melalui aplikasi di ponselnya.

Setelah perjalanan selama tujuh belas menit, gadis itu sudah sampai di rumahnya. Suasana rumah cukup sepi, Disya yakin semua penghuni rumah yakni mama papa dan Kak Flora sedang mengikuti acara makan malam yang katanya spesial.

Bruk!!

Gadis itu menjatuhkan bobot tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Memejamkan mata sejenak mencari ketenangan, tetapi begitu terpejam otak sucinya telah ternodai dengan bayangan kelam semalam.

Hah! Sial sial

"Kenapa ini harus terjadi padaku, apa yang harus aku jelaskan ke Rayyan. Oh my God maafkan aku kak, cinta kita telah ternoda, sekarang kamu pasti jijik sama aku," gumam Disya sendu. Setitik bening itu kembali membasahi pipi tanpa bisa dibendung.

Hampir tiga tahun menjalin hubungan dengan Rayyan laki-laki itu begitu menjaganya. Bahkan keduanya termasuk pacaran sehat karena tidak neko-neko. Rayyan berencana akan menghalalkan hubungannya setelah lulus kuliah. Tetapi yang ada sekarang tinggal rasa bersalah karena dirinya bahkan tak mampu menjaga sesuatu yang sangat berharga dan hanya boleh di persembahkan untuk suaminya kelak.

Sebenarnya Rayyan sudah mengajak Disya untuk menikah, namun keluarganya belum mengizinkan sebelum Disya lulus kuliah. Terlebih kakaknya Flora belum menikah jadi Disya tidak bisa melangkahinya.

Rayyan cukup sabar menunggu walaupun sebenarnya dia sudah ngebet nikah. Udah sreg, sama-sama suka, mapan siap lahir batin tetapi terbentang restu orang tua juga menjadi kendala yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Karena ridho dan restu orang tua ridho Allah juga.

Disya merutuki nasibnya yang teramat menyedihkan. Namun, hidup terus berjalan tak mungkin juga dirinya harus berjibaku dengan kesedihan sepanjang harinya. Disya sudah bertekad dalam hati mau menerima konsekuensi apapun jika Rayyan mengetahui dan meninggalkannya, walaupun rasa cinta itu begitu besar dan dalam.

Suara ketukan pintu kamar menginterupsi Disya yang masih setia dengan wajah sendunya.

"Masuk!" sahut Disya dari dalam.

"Non Disya ada tamu di luar?"

"Siapa Bik? Malam-malam gini, aku lagi mager."

"Yang biasa nganter Non Disya ke rumah?" jawab Bi Tini.

"Rayyan?" Disya langsung bangkit dari pembaringan dan segera turun ke bawah untuk menemuinya.

"Kak," panggil Disya begitu sampai ruang tamu.

"Sayang, kamu baik-baik aja kan? Kenapa nggak angkat telfon dari aku, aku cemas makanya aku ke sini," cemas Rayyan yang langsung berdiri begitu Disya menghampiri.

"Sorry kak, aku sedikit tidak enak badan jadi baru saja istirahat," kilahnya jujur.

Tangan Rayyan terulur mengecek suhu panas Disya dengan punggung tangannya.

"Sayang, kamu demam, kita ke rumah sakit ya?"

"Apaan sih kak, aku nggak pa-pa kok cuma capek, masuk angin biasa nanti istirahat sebentar sembuh."

"Beneran tetapi itu panas lho," ujar Rayyan khawatir.

"Iya aku nggak papa kak, nggak usah khawatir."

Disya tersenyum meyakinkan dirinya baik-baik saja, walaupun pada kenyataannya dirinya saat ini sedang kacau, tetapi tidak mungkin Disya memberitahu apa yang menimpa padanya saat ini.

"Jangan sakit-sakit sayang, aku paling nggak bisa lihat kamu sendu kaya gini." Rayyan mengusap lembut kepala Disya.

Apa kamu akan tetap semanis ini kak, kalau kamu tahu aku sudah tidak seperti dulu. Mungkin bahkan kamu akan merasa ilfeel dengan tubuhku yang sudah disentuh pria lain.

"Makanya cepet lulus sayang, biar aku bisa halalin kamu, kalau sakit gini 'kan bisa nungguin dua puluh empat jam bebas ngapain aja."

Uhuks

Disya tersedak ludahnya sendiri.

"Sayang ... kamu nggak pa-pa? Hati-hati dong." Rayyan mengusap-usap punggung kekasihnya.

"Aku nggak pa-pa kak, sorry!"

"Buat?" tanya Rayyan bingung.

"Udah bikin kamu cemas," kilahnya bohong.

Sorry untuk semua hal yang nggak bisa aku jelaskan padamu sekarang.

"Ya udah kamu istirahat aja kalau gitu aku pulang dulu, biar kamu bisa bobok," ujar pria itu pengertian.

"Iya kak makasih udah datang, hati- hati di jalan." Disya mengantar Rayyan sampai depan teras rumahnya.

"Pulang dulu ya?" pamit Rayyan serta mengacak rambut Disya pelan. Perempuan itu mengangguk dengan senyuman malu.

Gemes banget kalau lagi senyum kaya gini, pingin aku bungkus lalu aku kurung seharian di apartemen.

"Katanya pulang kok nggak jalan," seloroh Disya mengulum senyum mengamati gerak-gerik pria yang sepenuhnya telah mengisi ruang hatinya.

"Ada yang ketinggalan adek sayang ...."

"Apa?"

"Cupp." Rayyan mencuri satu ciuman di pipi kiri Disya yang sontak langsung membuat pipinya merona.

"Selamat malam, bobo yang nyenyak istirahat yang cukup dan jangan lupa mimpiin aku. Hehehe ...." Laki-laki itu nyengir gaje sebelum akhirnya masuk ke dalam mobilnya sambil melambaikan tangan.

Hal kaya gini yang selalu membuat Disya tidak bisa berpaling dari Rayyan, dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah dan selalu manis. Kemarin-kemarin Disya menjadi orang yang sangat beruntung bisa dekat dengannya. Tetapi, kenapa sekarang terasa berbeda, Disya merasa dirinya tidak pantas untuk menjadi pendamping hidupnya kelak.

Setelah mobil Rayyan menghilang dari balik pintu pagarnya, Disya masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya kembali. Sesuai dengan instruksi pesan yang disampaikan kekasihnya, dirinya harus beristirahat dan mimpi indah dengannya.

Baru beberapa langkah Disya menaiki anak tangga suara mobil sang papa terdengar memasuki halaman rumahnya.

"Mama pulang," gumam Disya pelan.

Gadis itu tetap melangkah menuju kamarnya, ia hanya sedikit malas harus menjawab serentetan khutbah dari mamanya kalau tahu seharian tidak pulang.

Sekarang Disya sudah di kamarnya dan bersiap menarik selimut untuk tidur cantiknya.

"Sya ... mama masuk ya? Mama tahu kamu belum tidur?" ucap Mama Amy sambil mengetuk pintu kamar putrinya.

"Udah Mah, besok aja ngomongnya. Disya juga paling udah tidur," ujar Amar.

"Mas, aku hanya ingin ngobrol saja. Dari kemarin belum lihat batang hidungnya. Kangen Mas."

"Kangennya sama aku aja, udah ayo istirahat."

"Ish ... Papah ini." Suara mereka masih bisa didengar oleh Disya yang sebenarnya belum beranjak ke alam mimpi. Kedua orang tuanya selalu terlihat harmonis di setiap situasi. Disya sangat senang mendengarnya.

Pagi harinya suara jam wekker di nakas kamarnya berdering cukup keras membuat si pemilik kamar ingin segera membantingnya. Iya mungkin sudah diganti yang entah kesekian kalinya karena merasa malas Disya dengan tidak sengaja membanting jam wekker di kamarnya. Sungguh perbuatan yang sangat tidak patut untuk dicontoh tetapi begitulah Disya, terkadang masih kekanak-kanakan dan manja.

Hari ini Disya sebenarnya masih malas untuk berangkat ke kampus. Gadis itu masih enggan beranjak dari kasur empuknya. Namun, waktu yang bergulir cepat memaksa ia harus segera bangun dan melakukan rutinitas kesehariannya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

ONG AKU LANGSUNG NYESEK THOR,,RAYYAN BAIK BANGET..😭😭😭😭😭

2024-01-29

0

Lela Lela

Lela Lela

semangat disya

2023-07-11

0

Khaanza

Khaanza

.........

2023-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Pengumuman Novel Baru
164 Mendadak Nikah Dengan Ustadz
165 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan
166 Promo novel Main Hati With Iparku
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Pengumuman Novel Baru
164
Mendadak Nikah Dengan Ustadz
165
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan
166
Promo novel Main Hati With Iparku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!