Eps 6

Sebuah mobil berhenti di depan kantor besar yang berdiri di tengah kota. Terlihat beberapa orang keluar dari mobil tersebut dengan wajah penuh kemarahan berusaha masuk secara paksa ke dalam kantor meskipun sudah di cegah oleh satpam yang berjaga.

Mereka terlibat perkelahian dengan para satpam namun mereka berhasil masuk. Beberapa pekerja pun terlihat panik saat orang-orang tidak di kenal itu merusak beberapa alat di dalam kantor. Satu wanita terlihat berteriak-teriak memanggil sang CEO kantor.

Mereka terlihat murka dan tak terima, orang-orang suruhan Dallas pun langsung segera menangkap mereka semua dan memasukkan mereka ke ruang bawah tanah terkutuk milik Zion.

***

Luna terlihat sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk tuan muda Zion di atas meja makan. Wajah nya terlihat sendu dan tak menampilkan senyumannya, Luna masih berpikir seharusnya ia menjadi istri dari Aaron bukan istri Zion. Pria yang sama sekali tak ia kenal, dan pria yang tega menyiksanya tanpa alasan yang membuat Luna bingung.

Pagi ini juga seharusnya Luna menyiapkan sarapan untuk Aaron, bukan pria kejam itu. Hatinya masih begitu sakit mengingat setiap perlakuan kejam Zion, namun apapun yang Zion lakukan padanya Luna berusaha untuk memaafkan.

Bi Ana terlihat hanya melihat Luna dari jauh, ia berniat membantu namun jika tuan mudanya tau maka bi Ana pasti akan dalam masalah besar.

Luna tak tau pasti makanan apa yang Zion sukai, namun ia hanya berharap masakan yang ia buat tak akan membuat Zion marah kepadanya.

Luna mengedarkan pandangannya ketika mendengar suara Zion yang sedang bercengkrama dengan Dallas di ikuti beberapa pengawal di belakang mereka.

"Dallas, menurutmu.. apa dia akan mencoba bunuh diri?" Tanya Zion membuat Dallas melirik gadis yang tengah berdiri di dapur dengan memegang pisau.

Dallas menggeleng,

"Aku rasa tidak.

Dia tidak mungkin melakukannya." Jawab Dallas santai.

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Pikiranku saja."

Ucap Dallas menyengir.

"Cepat kau cegah dia, jika dia mati aku tidak bisa menyiksanya lagi." Dallas menggelengkan kepalanya, mendengar ucapan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Kau memang pria berhati iblis, Zion." Ucap Dallas pelan namun masih bisa di dengar Zion yang berdiri di samping dirinya. Dallas berjalan menghampiri Luna, namun ia berhenti ketika melihat Luna meletakkan pisau tersebut di rak.

Dallas tampak terdiam melihat wajah Luna yang menurutnya sangat cantik, tak ada yang memiliki wajah secantik Luna menurutnya bahkan jika di bandingkan dengan cinta pertama Zion. Luna jauh berbeda...

"Kenapa kau menatapnya seperti itu?" Tanya Zion di telinga Dallas, yang membuat pria itu bergidik.

"Tuan.. sarapanmu sudah siap. Silahkan.." Tawar Luna kepada Zion.

Zion berjalan ke arah meja makan dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya begitupun dengan Dallas.

"Lihatlah, pria itu sangat tampan. Wajahnya juga kelihatan baik, tidak seperti tuan muda itu yang kelihatan galak. Dia sangat tampan..." Batin Luna mengagumi wajah tampan Dallas.

"Apa yang kau lihat? Cepat sajikan sarapanku!!" Ucap Zion mengagetkan Luna.

Ia mengambil beberapa centong nasi goreng di atas piring Zion. Hanya nasi goreng ini yang bisa ia buat,

"Aku bisa mengambilnya sendiri." Ucap Dallas saat Luna mencoba untuk menyajikan sarapan juga di atas piringnya.

Zion membuang wajahnya, namun Luna justru tersenyum manis kepada Dallas.

"Apa ini? Makananmu sangat asin!! Apa kau ingin meracuniku? Kau ingin membunuhku?" Tanya Zion marah membuat Luna seketika tampak panik. Ia yakin kalau nasi gorengnya itu, rasanya sudah sangat pas di lidahnya.

"Ti-tidak tuan, aku sudah mencicipinya dan rasanya tidak asin sama sekali." Ucap Luna dengan wajah paniknya.

"Kau memiliki dendam apa kepadaku? Kau mencoba mengambil kesempatan untuk melenyapkanku kan?"

Luna menggeleng,

"Tidak tuan, aku tidak pernah berpikir seperti itu." Kata Luna dengan bibir bergetar berusaha menahan air matanya.

"Terlalu banyak alasan!! Jika kau memang tidak bisa memasak jangan mencobanya. Dasar, gadis bodoh!!"

"Bukankah tuan yang menyuruh ku untuk membuatkan tuan sarapan. Jika aku menolaknya bukannya tuan akan marah kepadaku?" Tanya Luna namun malah membuat Zion semakin emosi.

"Diam-

"Sudahlah Zion, kau tidak perlu marah hanya karena masalah sepele." Potong Dallas yang sedari tadi melihat wajah ketakutan Luna.

"Kau bilang ini masalah sepele?" Tanya Zion tak terima.

"Masakan yang Luna buat sudah sangat lezat, kau hanya berusaha mencari-cari dimana letak kesalahannya agar bisa memarahi dirinya. Padahal sebenarnya, kau memuji masakan Luna." Jawab Dallas membela Luna.

"Cih! jangan berusaha untuk membelanya."

Luna hanya bisa menundukkan kepalanya, merasa takut dengan pertengkaran dua sahabat ini.

"Redakan lah amarahmu, ini masih pagi. Kau benar-benar membuat ***** makan ku hilang." Dallas berusaha meredakan amarah Zion.

"Baiklah.. Kau masih beruntung karena ada dia disini jika tidak aku pasti sudah memotong jari-jarimu yang manis itu." Ucap Zion dingin membuat Luna menelan salivanya.

Zion dan Dallas pun melanjutkan sarapan mereka, Luna hanya berdiri memandang kedua pria itu yang tengah menikmati sarapan buatannya.

Luna beralih memandang wajah Dallas, ia begitu mengangumi ketampanan tersebut. Luna semakin mengangumi Dallas saat pria itu membelanya di hadapan Zion sang pria kejam. Ia begitu salut dengan Dallas, karena hanya dia yang mampu berbicara seperti itu kepada Zion.

Luna merasa kalau persahabatan mereka bukan persahabatan biasa. Dallas sudah seperti saudara bagi Zion. Apapun yang terjadi Dallas lah yang akan membantu Zion.

"Ambilkan aku air!!"

Ucap Zion dingin.

Luna segera mengambil segelas air dengan cepat, ia tidak mau tuan muda Zion marah karena terlalu menunggu. Luna pun langsung membawa segelas air di tangan kanannya dengan sedikit berlari, namun tanpa sengaja ia tersandung kakinya sendiri yang membuat air tersebut tumpah ke kemeja milik Zion.

"Apa yang kau lakukan Luna? Dia pasti akan berubah menjadi singa, dan menghukummu." Batin Luna mengutuki perbuatannya sendiri.

Zion tampak sangat terkejut, wajahnya terlihat merah padam dan menatap tajam Luna yang membuat gadis polos itu menundukkan kepalanya takut.

"Apa kau tidak bisa bekerja dengan baik? Kau telah merusak kemejaku. Nyawamu saja tidak akan cukup untuk membayar kemeja ini." Bentak Zion.

Luna tidak mampu menahan tangisannya lagi, "Ma-maaf tuan, aku tidak sengaja melakukannya. Aku sangat ceroboh..." Ucap Luna takut dengan wajah pucat.

"Maaf katamu?

Kau pikir kata maaf saja cukup bagiku? Kau benar-benar sudah membuat aku marah." Kata Zion lalu menarik tangan Luna dengan kasar untuk menghukum tingkah ceroboh gadis itu.

"Sa-sakitt... tuan tolong lepaskan. Ini sangat sakit..." Rintih Luna, berusaha melepaskan cengkraman tangan kekar milik Zion.

Zion menyeret gadis malang itu ke kamar untuk menghukum gadis itu. Luna hanya menangis seraya berteriak memohon kepada Zion yang sama sekali tidak menghiraukan nya.

Di sana Dallas hanya berdiri memandang kemarahan Zion dengan wajah datar, ia tidak tau lagi harus berbicara apa agar sahabatnya itu mengerti kalau semua ini hanya kesalah pahaman saja.

Dia merasa kasih kepada Luna, namun tidak ada yang bisa seorang Dallas lakukan.

"Tuan Dallas, tolong hentikan tuan Zion. Kasihan non Luna, tuan. Tuan Zion pasti akan menghukum nona Luna dengan sangat berat. Hanya tuan Dallas yang bisa menghenntikan tuan Zion." Pinta bi Ana yang menghampiri Dallas dengan wajah panik.

"Tidak bi.. aku tidak bisa menghentikan Zion. Bibi tau sendiri bagaimana Zion, aku tidak bisa menghentikan amarah nya." Ucap Dallas menolak karena ia tahu kalau Zion tidak akan mendengar siapapun saat dia sedang dalam keadaan marah.

"Bibi mohon tuan, tolong hentikan tuan Zion. Kasihan non Luna menderita, bibi khawatir terjadi sesuatu kepada non Luna." Ucap bibi khawatir dan panik.

"Luna pasti bisa mengatasinya sendiri bi, lambat laun dia pasti akan terbiasa dengan semua ini. Hanya Luna yang mampu mengatasinya.."

"Tapi tuan, kasihan non Luna. Ini bukan kesalahan non Luna, dia tidak pantas mendapatkan hukuman itu tuan." Kata bi Ana.

"Bi.. sebaiknya bibi masuk ke dalam, atau Zion juga akan menghukum bibi." Pinta Dallas untuk bibi Ana.

Bibi terdiam, dan meninggalkan Dallas dengan wajah yang sulit untuk di artikan.

"Tolong lindungi Luna.." Batin bi Ana.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

nuryanie pakott

nuryanie pakott

jangan terlalu jahat thor

2022-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!