Eps 5

Pagi hari, semua kembali ke rutinitas seperti biasa. Bi Ana mengantarkan sarapan ke kamar Luna yang sudah bangun dengan pakaian rapi. Bibi tampak terkesima dengan penampilan Luna, dengan beberapa luka lebam di tangan dan kakinya serta luka di sekitar bibir tak mengurangi kecantikan yang gadis itu miliki.

Kulit putih, bola mata coklat, hidung mancung, rambut hitam panjang sedikit bergelombang serta bibir tipis yang berwarna merah alami semakin menambah kecantikan pada diri Luna.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Luna terlihat sedang ingin bersantai sejenak namun tiba-tiba seorang pengawal memanggil dirinya untuk datang ke ruangan Zion. Tentu saja hal itu membuat Luna menjadi pucat, beberapa ia menelan salivanya. Tangannya bergetar dan sangat dingin, gadis polos itu terlihat sangat takut saat mendengar nama Zion.

Bisa dibilang gadis itu sedikit trauma dengan perlakuan kejam Zion. Namun ia harus menguatkan dirinya sendiri, di mansion Zion tak ada orang lain selain dirinya yang mampu melawan Zion.

Dengan langkah ragu, Luna masuk ke ruangan kerja Zion di iringi oleh beberapa pengawal untuk mencegah dirinya kabur dari penjara Zion. Luna sebenarnya merasa risih, dijaga ketat seperti ini. Toh, dia juga tidak akan bisa kabur dari tempat terkutuk ini.

"Kenapa kau berdiri disana?" Suara bariton yang berat dan begitu menakutkan membuat Luna terkesiap dari lamunannya.

Luna berjalan ke arah Zion yang tengah duduk di sofa dengan segelas kopi di atas meja dengan langkah gemetar. Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah sang tuan muda.

"Duduk!!"

Ucap Zion singkat menyuruh Luna duduk yang sedari tadi hanya berdiri dengan wajah tertunduk.

Luna duduk di samping Luna dengan jarak yang cukup jauh, ia takut jika tiba-tiba Zion menamparnya tanpa rasa bersalah.

"Kenapa wajahmu terlihat sangat takut?" Tanya Zion semakin menambah ketakutan di dalam diri Luna.

"Ti-ti-tidak tuan." Jawab Luna terbata-bata. Jantung nya tiba-tiba berdesir kencang, berdegup.

Luna menghela nafasnya, "Kenapa tuan memanggilku kemari?" Zion menatap Luna ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gadis itu, Luna menundukkan kepalanya.

Zion mencampakkan kertas di hadapan Luna dengan kasar, gadis polos itu tampak sangat bingung.

"Baca dan pahamilah!! Ikuti semua aturan yang telah aku buat." Ucap Zion hanya di jawab dengan tatapan polos dari Luna.

Tangan mungil itu meraih kertas yang tergeletak di atas meja, darahnya tiba-tiba berdesir ketika Zion menahan tangannya dan mencengkram pergelangan tangan gadis yang duduk berjarak darinya.

"Sa-sakitt..."

"Jangan protes tentang apapun. Ikuti saja peraturan di surat perjanjian itu. Kau mengerti?!" Tatap tajam Zion, dan menghempaskan tangan Luna dengan kasar.

Luna hanya bisa menghelas nafasnya, ia kemudian meraih kertas yang berisi surat perjanjian tersebut lalu membukannya dan membaca isi kertas itu dalam hati.

...Surat Perjanjian...

**1. Istri atau pihak kedua harus selalu mengikuti setiap perkataan pihak pertama atau suami.

Pihak kedua tidak boleh protes apapun yang dikatakan pihak pertama**...

Luna terlihat mengerutkan dahinya, tak mengerti apa yang telah ia baca barusan.

"Apa kau tidak bisa membaca?" Tanya Zion mengagetkan Luna.

"Tidak tuan, aku bisa membaca. Hanya sedang memahami isi di dalam surat perjanjian ini." Ucap Luna.

Zion hanya menganggukan kepalanya.

Tapi.. terlihat ada yang aneh dari apa yang Luna baca.

"Istri? Maksudnya?"

"Sudah aku katakan, kau adalah istriku-"

Belum sempat Zion melanjutkan Luna sudah memotong ucapan Zion terlebih dahulu.

"Sejak kapan aku menjadi istrimu?" Tanya Luna dengan polosnya.

"Sejak kau datang ke mansion ini. Jangan banyak bertanya, atau aku akan memotong bibirmu itu." Tekan Zion.

"Jika tuan memotong bibirku, bagaimana aku bisa makan? Nanti jika aku tidak makan, tuan tidak bisa menyiksaku lagi." Zion membuang wajahnya, menahan rasa kesal di hatinya.

"DIAMM!! atau aku benar-benar akan melakukannya." Ucap Zion membuat nyali Luna menciut seketika.

Tak ingin membuang-buang waktu berdua di ruang kerja ini, Luna membaca kertas berisikan surat perjanjian itu dengan teliti dan memahaminya sebisa mungkin.

3. Apapun yang pihak pertama katakan pihak kedua harus menuruti dan mengikutinya.

4. Jika pihak pertama menyuruh pihak kedua maka pihak kedua harus menurutinya.

5. Tidak boleh protes apapun yang pihak pertama katakan.

6. ...............

7. ...............

Luna terdiam berpikir sejenak, "Bukankah ini sama saja? Dia hanya membalikkan kata-katanya. Dasar, pria kejam berotak licik." Ejek Luna dalam hati sembari melirik Zion yang tengah menyeruput kopinya.

"Kenapa kau melirikku? Kau ingin aku mencongkel kedua bola matamu?" Ucap Zion.

"Bagaimana dia bisa tau aku tengah meliriknya?" Ucap Luna dalam hati dengan mengedarkan pandangannya.

"Jangan mengejekku di dalam hatimu atau aku juga akan mengambil hatimu untuk di jual." Ancam Zion.

"Kenapa tuan selalu mengancamku?" Ucap Luna setengah berteriak tak terima.

"Jangan menaikkan nada bicaramu kepadaku!! Seperti itukah kau berbicara kepada suamimu? Apa ayah dan ibumu tidak pernah mengajarimu sopan santun?" Luna menatap tajam Zion, tak suka jika kedua orang tuanya di kaitkan.

"Jangan pernah melibatkan kedua orang tuaku dalam permasalahan tuan. Ayah dan ibuku selalu mengajariku sopan santun sejak kecil. Tuan tidak akan pernah tau bagaimana rasanya kehilangan orang tua yang kita sayangi." Ucap Luna.

"Dan kau pikir aku tidak tau rasanya kehilangan orang tua yang ku sayangi sejak kecil. Jangan mengajariku mana yang baik dan benar." Tegas Zion, membuat Luna terdiam.

Luna tiba-tiba merasa bersalah, padahal sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang terjadi dulu kepada tuan nya itu. Ia turut merasakan penderitaan Zion, namun mengingat sikap kejam yang Zion lakukan tak pantas jika menyebut Zion adalah anak yang kekurangan kasih sayang walaupun semuanya itu benar.

"Sekarang kau telah resmi menjadi istriku, dan apa apapun yang di tulis di surat penjanjian itu jangan pernah sesekali kau melanggarnya atau akan buruk bagimu." Ucap Zion menatap wajah Luna yang melamun dan tidak mendengarkannya.

"Hey bodoh apa kau mendengarkanku?"

"Apa?"

Tanya Luna dengan wajah polosnya.

"Sekarang buatkan aku sarapan, apa kau ingin suamimu ini mati kelaparan?"

"Ya.. itu adalah mauku," Batin Luna.

"Jika aku masih melihatmu berada di sini, maka aku akan benar-benar memotong kedua kakimu dan membuangmu ke lubang buaya." Tegas Zion dengan suara dingin membuat Luna ketakutan dan berlari keluar ruangan Zion dengan wajah polosnya.

Di ruangan Zion hanya tersenyum miring, memikirkan bagaimana nasib gadis malang itu selanjutnya. Ia tidak bisa goyah hanya karena wajah Luna, hatinya sudah beku. Tak ada yang mampu menaklukan hati sang pria kejam itu. Menurutnya cinta hanyalah masa lalu, ia sangat membenci yang namanya cinta. Hingga saat ini, tak ada yang tau apa isi hati Zion.

"Tuan.. ada kabar buruk. Seseorang telah masuk secara paksa ke kantor kita dengan merusak aset di dalam kantor. Sekarang mereka sedang berada di ruang bawah tanah. Perintahkan saja apa yang harus saya lakukan, tuan?" Ucap pengawal Zion.

"Biarkan saja, aku sendiri yang akan menghukum mereka."

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

nuryanie pakott

nuryanie pakott

sudah nikah saja yaa🤔

2022-01-29

0

Hikmah Araffah

Hikmah Araffah

kapan nikahnya thorrr😂

2022-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!