Eps 10

"Jack!! Kenapa kau menyelamatkan gadis itu? Apa kau mau aku memotong kedua kakimu itu?" Tanya Zion penuh rasa amarah mengetahui kalau Jack telah menyelamatkan nyawa Luna.

"Saya minta maaf tuan, saya kasihan melihat nona Luna. Dia tidak bisa berenang, dan lagi pula saat itu kondisinya sedang tidak sehat." Ucap Jack terbata-bata.

"Aku tidak perduli apapun alasannya!!"

"Saya minta maaf tuan.."

"Cih!! Sudah berapa lama kau bekerja denganku?"

"Sudah bertahun-tahun tuan-

"Dan kau pastinya tau bukan apa yang harus kau lakukan? Jika aku sudah memerintahkan dirimu untuk tidak menolongnya maka jangan lakukan!!" Bentak Zion.

"Maaf tuan.. saya tidak akan mengulaingi nya lagi.."

"Sekarang, ambil barang-barangmu dan pergi dari sini." Ucap Zion dingin.

"Tidak tuan, jangan usir saya.. saya minta maaf tuan. Saya berjanji tidak akan menolong nona Luna lagi, tapi jangan usir saya tuan." Pinta Jack dengan nada memohon.

Zion tampak berpikir sejenak,

"Kau sudah lama bekerja denganku, aku akan memberimu kesempatan sekali lagi. Tapi jika kau melarang aturanku, aku akan benar-benar mengusirmu dari sini."

"Terima kasih banyak tuan..."

Tak berselang lama, Dallas masuk ke ruang kerja Zion...

"Hai sahabatku, bagaimana kabarmu?" Tanya Dallas duduk di samping Zion.

"Kenapa kau bertanya padaku jika kau tau bagaimana kabarku?" Tekan Zion...

"Santai Zion, jangan marah-marah.. Aku datang kemari, karena kau memanggilku. Jika tidak aku juga tidak perlu repot-repot datang kemari, tidak penting!!"

Zion melirik tajam Dallas,

"Apa katamu?"

Dallas menggeleng seraya menyengir,

"Zion, apa kau masih mencari dia?"

"Tentu saja, jika dia memang masih hidup dia pasti akan datang untuk menyelamatkan adiknya. Pria brengsek sepertinya, tidak akan bisa kabur dari ku." Ucap Zion.

"Sudah bertahun-tahun Zion, dan kau tidak pernah menemukan nya."

"Aku tidak peduli!! Jika kau memiliki informasi sebelum kecelakaan itu, beri tahu aku."

"Ya aku tidak punya informasi apapun."

"Dasar tidak berguna.."

***

Sejak kejadian di malam dimana Zion mendorongnya ke dalam kolam, Luna sama sekali tak ingin keluar dari kamarnya. Ia mengurung dirinya di kamar, dan tak ingin melihat wajah Zion.

Luna berjalan ke arah balkon dan melihat sekeliling, tak ada pemandangan yang menarik dari atas sini.

Air mata mulai menetes membahasahi pipinya kala mengingat orang yang ia sayangi pergi dari hidupnya. Luna selalu menyalahkan takdirnya sendiri, kenapa ia harus hidup dengan kekejaman dari pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut.

Mengapa selama sisa hidupnya ia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang cukup lama. Apa ini alasannya mengapa ia di lahirkan di dunia ini?

"Non Luna baik-baik saja?" Tanya Bi Ana dengan membawakan sarapan untuk Luna.

"Aku tidak papa bi, aku hanya merindukan kakakku..." Jawab Luna dengan suara sendu.

"Bi bisa beri tahu aku sebenarnya kenapa pria berhati iblis itu menyiksaku?"

"Tidak bisa non, bibi takut jika tuan Zion mendengar bibi berkata ýang sebenarnya tuan pasti akan mengusir bibi."

"Sekali saja bi, aku berjanji dia tidak akan mengusir bibi..."

"Jangan pernah berjanji nona jika non Luna tidak bisa melakukannya. Bibi sudah cukup trauma dengan kata janji itu non, putri bibi harus menjadi korban nya hanya karena mereka mengingkari janji. Bukannya bibi tidak percaya kepada nona, tapi bibi tidak ingin nona terluka." Ucap bibi menolak dengan cara halus.

"Aku minta maaf bi, tidak seharusnya aku memaksa bibi memgatakan yang sebenarnya padahal aku tau bagaimana kondisi bibi." Kata Luna tersenyum.

"Nona tidak perlu meminta maaf, nona tidak bersalah dan nona juga berhak mengetahui segalanya."

"Bi.. dimana pria itu? Aku tadi sempat melihatnya pergi pagi-pagi sekali dari atas balkon." Ucap Luna,

"Tuan Zion pergi ke pemakaman adiknya, tapi bibi tidak tahu tuan pergi kemana."

"Jadi dia punya adik?" Tanya Luna mendapat agukan dari bibi. "Berarti dia tidak akan pulang malam ini?"

"Apa nona berniat kabur?"

Luna tampak ragu-ragu untuk menjawab, tapi sungguh ia harus melakukannya. Luna sungguh sudah tidak sanggup hidup dengan penyiksaan di rumah ini.

"Bi tolong jangan beritahu siapapun, Aku tidak bisa tetap tinggal di sini bi. Aku takut bi.." Bi Ana mengerti apa yang Luna rasakan..

"Nona tenang saja, bibi akan membantu nona kabur dari penjara tuan Zion sebisa mungkin."

"Terima kasih banyak bi.."

Luna pun memeluk erat bi Ana.

***

Kini Zion sudah tiba di desa yang tepatnya di tepi tebing pinggir sungai yang lumayan tinggi bersama dengan Dallas...

Mata tajamnya berubah sendu saat melihat sungai yang mengalir deras dari tepi tebing.

Mengingat dimana kecelakaan itu terjadi, membuat Zion sangat sedih. Di tempat ini, dimana dia kehilangan bidadari kecilnya.

"Di tempat ini, aku harus kehilangannya. Tempat yang menjadi saksi kecelakaan kelam itu terjadi. Sampai saat ini aku berusaha mengikhlaskan nya, namun aku tidak bisa." Ucap Zion berusaha menahan air matanya, ia tidak ingin di cap cengeng oleh Dallas.

"Aku mengerti perasaanmu, tapi apa kau akan selalu berlarut dalam kesedihan seperti ini? Dia sudah tenang di sana." Kata Dallas yang berdiri di sebelah Zion yang juga manatap aliran sungai di bawah.

"Dia belum merasa tenang Dallas, dia tidak akan tenang. Bukankah begitu gadis kecil?" Ucap Zion tersenyum kecut.

"Itu sangat menyakitkan kan? Tapi kau tidak perlu khawatir, aku sudah berjanji akan membalaskan dendammu. Membuatnya menderita seperti apa yang kau rasakan."

Dallas menoleh ke arah Zion yang masih menatap lurus ke sungai,

"Maksudmu, kau akan terus menyiksa Luna?" Tanya Dallas.

"Hmm..." Jawab Zion singkat.

"Tapi sampai kapan Zion?"

"Sampai pembalasan dendamku tercapai,"

"Apa kau sudah yakin seratus persen kalau dengan menyiksa Luna jiwa adikmu akan merasa tenang? Bukan itu yang dia inginkan Zion. Dia hanya ingin melihatmu bahagia, bersama dengan kakak tertua-

"Stop!! Jangan sebut namanya!!

Sampai kapanpun aku tidak akan berhenti membalaskan dendam ini. Mengenai pria yang telah tega meninggalkan aku, jangan sesekali kau menyebut namanya." Tekan Zion.

"Baiklah itu terserah kau saja.. tapi aku hanya ingin mengingatkan mu saja, ini semua bukan kesalahan Luna. Kau tidak pantas melakukannya, aku takut suatu saat kau malah jatuh cinta padanya."

"Jatuh cinta?

Omong kosong... aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada gadis bod'oh sepertinya."

Dallas hanya tersenyum miring, tak yakin dengan ucapan Zion.

"Kau tau.. aku pernah menyukai adikmu, aku pernah berniat mengutarakan isi hatiku padanya. Namun, ternyata dia hanya menganggapku sebagai kakaknya saja. Rasanya sangat sakit.. tapi aku tau, kalau dia tidak pernah menyukaiku. Sampai saat dimana malam itu terjadi, aku benar-benar menyesal... rasanya aku telah gagal melindunginya, aku tidak kuat seperti apa yang aku bayangkan. Saat ini, aku bahkan masih menyesali segalanya." Ucap Dallas dengan sepenuh hati.

"Apa kau sedang curhat?" Tanya Zion.

"Kau bisa menganggapku begitu, jangan sampai kau akhirnya kemakan omonganmu sendiri." Jawab Dallas meledek Zion.

"Itu tidak akan terjadi." Ucap Zion dengan penuh keyakinan.

"Ayo kita pulang, aku ingin melihat wajah gadis payah itu.. dan apa yang dia lakukan sekarang!!" Dallas hanya menggelengkan kepalanya.

.

.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!