Kediaman di rumah Geo
Geo sedang melihat ke arah rumah yang sudah di beli olehnya, cukup mewah dan besar. Rumah ini akan di tinggali oleh mereka bertiga yaitu Geo, Ratih dan Risha.
Geo memanggil anak buahnya.
"Rumah yang cukup bagus tapi harus ada tambahan, biar terlihat indah. Ya semacam kolam renang, karena keponakan saya sangat suka berenang. Jadi jangan lupa apa yang saya ucapkan barusan" saran dari Geo pada anak buahnya.
"Baik, tuan" ucap Vir sambil menunduk.
"Tuan saya ingin bertanya, untuk apa kita membelikan rumah sebesar ini" sekretaris Vir bertanya.
"Kamu akan tau suatu saat nanti" jawab Geo.
"Apakah ini? untuk keponakan tuan atau ....." Belum selesai Vir berbicara Geo sudah memotong pembicaraan Vir.
"Sudah jangan di bahas lagi, kita akan jemput mereka sekarang juga" berjalan menuju ke arah mobil.
"Siap, tuan." membuka pintu mobil.
"Sha, kita pergi kemana pergi setelah ini?" Tanya Ratih.
"Kita pulang saja ya, paman pasti sudah menunggu kita".
"Kenapa paman tidak menghubungi kita" mengotak atik telepon.
"Mungkin, paman sedang dalam perjalanan untuk menjemput kita." menjawab ucapan Ratih.
"Ayo, kita pulang" menarik tangan Risha sembari membawa barang belanja mereka masing-masing.
Mereka keluar dari mall dan memanggil mobil taksi, untuk pulang. Mereka masuk ke dalam mobil yang sudah berhenti di depan mereka.
Telepon James berdering"""""
"Selamat siang, tuan" Sapa Jude dari seberang sana.
"Tidak usah basi basi lagi, dimana anak kamu?." James bertanya.
Ternyata yang di telepon adalah Jude.
"Apa kamu tidak becus menjaga anak kamu sendiri" bicara lewat telepon dengan nada tinggi.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak waspada dalam menjaga Risha tuan, ternyata ini sudah di rencanakan oleh Geo tuan" Jude berusaha menjelaskan pada James.
"Geo?. Apakah dia?, sampai kapan dia terus ikut campur dalam urusan aku. Apa dia tidak ingin hidup lagi." Batin James.
"Halo tuan, kenapa tuan diam" kata Jude mengejutkan James yang sedang memikirkan sesuatu.
"Cepat atau lambat segera temukan anak kamu." Ucapnya dengan nada sombong.
"Baik tu...."
tut tut....
James langsung telepon mematikan.
Memang sudah kebiasaan James langsung mematikan telepon tanpa kata apa pun, bahkan bukan hanya mematikan saja. Jika sedikit salah maka apapun yang ada di genggaman tangannya akan hancur seketika.
"Ibu, jangan tinggalkan Risha, ibu. Risha mohon ibu jangan pergi, Risha janji. Risha akan jadi anak baik, tapi tolong ibu jangan pergi. IBU!" bangun dari tidur dengan penuh keringat.
"Sha, apa kamu mimpi buruk lagi. Kamu tak apa 'kan? Kita sudah sampai, ayo turun".
"Kamu ketiduran tadi Sha" kata Ratih pada Risha yang baru saja bangun dari tidur.
Baru saja keluar dari mobil, paman Ratih sudah menunggu di depan hotel. Ratih pun senang, akhirnya bisa bertemu dengan pamannya
"Paman.....".
"Hai, keponakan paman, bagaimana belanjanya. Seru?" tanya Geo.
"Sangat seru paman, bahkan kami juga beli sesuatu untuk paman" memberikan sebuah bingkisan pada Geo.
"Wah, anak paman baik sekali, kira-kira ini apa ya?" Geo yang penasaran isi dalam bingkisan.
"Oh ya, kita pergi sekarang, kita pulang ke rumah" ajaknya Geo.
"Tapi, paman barang kita....".
"Sudah, biarkan anak buah paman yang mengambilkan barang kalian berdua,"
"Baik paman, ayok Sha." Ajak Risha.
Mereka masuk ke dalam mobil, lalu melaju dengan pelan sambil menikmati pemandangan alam yang warna warni di kota Paris. Risha sangat senang sekali bisa melihat pemandangan diluar negeri yang begitu indah, dulu dia hanya bisa melihat di ponsel saja. Sekarang dia bisa melihat di depan matanya sendiri.
Sampai lah di rumah Geo
Mereka pun keluar dari mobil, Risha mulai tercengang dan terkejut dengan bentuk rumah yang dia tinggalkan, dia belum pernah merasakan tinggal di rumah seperti ini.
Sangat bahagia rasanya, memiliki teman seperti Ratih, yang berusaha membuat dia bahagia. Mereka pun masuk ke dalam dan melihat sekitar ruangan yang ada di dalam rumah tersebut.
Ruang tamu
"Wah, paman. Bagus sekali ruangan rumah ini, keren paman" meloncat dari sofa dan berpelukan dengan Geo.
"Bagaimana?. Bagus bukan".
"Iya paman, aku suka sekali" Melompat ke atas sofa lagi.
"Jangan lupa, jaga sikap kamu, jika sudah tiba sini." Ucap Geo sebagai tanda peringatan.
"Sorry paman." Ucapnya dengan tersenyum dengan menampakkan gigi.
Geo menunjukkan ruangan yang lain, seperti kamar tidur. Kamar Risha dan Ratih berada di atas, mereka menginginkan satu kamar hanya berdua atau tidak ingin berbeda kamar karena mereka ingin tidur bersama.
Ruangan kamar Risha dan Ratih...
Ruangan kamar mandi
"Paman, apa semua ini, paman yang mengatur?. Sungguh bagus paman" Ekspresi yang sangat bahagia.
"Risha, bagaimana?. Apa kamu suka." tanya Goe pada Risha.
"Suka paman, bagus sekali paman".
Tiba-tiba Ratih merasa tidak suka dengan sikap pamannya pada Risha yang tidak menanggapi perkataan Ratih sama sekali.
Apakah paman menyukai Risha?. Mana mungkin, aku tidak percaya dengan hal itu, mana ada paman menyukai Risha. Oh Ratih, jangan berpikir yang bukan-bukan, ingat Risha adalah teman kamu bukan orang lain. Ya Tuhan, ada apa denganku, kenapa aku bisa berpikir seperti ini. Batin Ratih
"Ratih". Geo mengagetkan Ratih.
"Ah iya paman, ada apa?".
"Kenapa termenung?, kita makan siang dulu." Ajak Ratih dan Risha untuk makan bersama.
"Ayo Risha, kita makan bersama" ajaknya Risha.
Sekolah Gabriella...
"Ayah, kenapa tidak menjemput aku?." suara seberang sana sembari telepon.
"Nanti anak buah ayah akan menjemput kamu nak, tunggu saja"
"Jangan terlambat ayah, disini sangat panas ayah" sambil menyapu keringat pada wajahnya.
"Iya kamu tunggu saja"
"Oke ayah, aku akan tunggu di tempat biasa ya." matikan ponsel.
Mobil pun datang.....
"Apa nona, bernama Gabriella?. tanya sang supir.
"Betul, anda siapa ya ?." jawab Ella
"Saya anak buah ayah nona, silahkan masuk" membuka pintu mobil.
"Sangat lama, cih" Ella berjalan ke arah mobil yang sudah di depan lalu masuk.
Mobil pun berjalan meninggalkan sekolah Ella, di tengah perjalanan. Ella terus berpikir tentang kakaknya. Dia terus berpikir kemana Risha pergi, bagaimana bisa begitu berani pergi dari rumah dengan tangan kosong. Dengan begitu seluruh aset harta warisan akan jatuh ke tangannya.
Hahaha Risha, apakah kamu begitu bodohnya melarikan diri tanpa membawa apapun dari rumah. Kamu tidak bisa lari dari ayah, itu tidak akan mungkin, karena kamu sudah di jual oleh ayah pada orang lain. Kamu bukan anak kandung ayah, jadi pantas kamu menerima penderitaan yang begitu menyakitkan. Batin Ella dengan penuh kesombongan.
"Nona. kita sudah sampai" Mobil berhenti.
Ella membuka pintu lalu keluar dari mobil, di luar sudah ada yang menunggu, yaitu ibunya sendiri.
"Ibu, aku pulang" memeluk ibu yang baru sampai di rumah.
"Anak ibu sudah pulang" mencium pipi Ella yang baru pulang dari sekolah.
"Ibu, aku sangat lelah." ucap dengan nada manja.
"Kita masuk dalam nak" Mengajak Ella masuk ke dalam rumah untuk beristirahat lalu makan siang bersama.
"Baik. ibu" berjalan memasuki rumah.
Mereka pun makan siang bersama tanpa kehadiran Jude yang sibuk dengan urusannya, Erlina memberikan nasi pada anaknya Ella. Pulang sekolah hal yang sangat melelahkan bagi Ella, perut sudah bersuara akhirnya ia makan dengan lahap sekali.
"Ibu makanan yang enak" ucap Ella dengan suasana hati gembira
"Makan yang banyak sayang, kamu pasti lapar. Jangan lupa selesai makan mandi dan tidur siang. Paham kan" kata Erlina dengan lembut.
Hati Erlina masih mengingat dengan keberadaan Risha entah kemana ia pergi, seorang ibu walaupun hanya ibu tiri bukan berarti tidak sepeduli itu pada anak tirinya. Erlina berharap ia bisa berjumpa lagu dengan Risha, merindukan anak yang begitu baik bagi dirinya.
Dimana kamu nak, ibu sangat merindukan kamu sayang. Kapan kamu pulang kembali kesini, apa kamu tidak sayang ibu nak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🧸 ⃝Pᵛᵐelia🌈ᴀᷟιиɑ͜͡✦
Mampir nih kak🚶🏻♀️
2021-11-06
0
ᴅɪᴇ
judenya jahat, tapi erlinanya baik hemmm. baguslah masih ada yg mengkhawatirkannnya meskipun hanya anak angkat
2021-10-31
0
ᴅɪᴇ
penulisannya kayaknya ada yg kebalik.
"James langsung telepon mematikan"
2021-10-31
0