✨Happy Reading✨
Tubuh ringkih itu dibawa menuju mobil yang masih terparkir di tepian jalan.Diluar dugaan Louis ternyata wanita yang berada di sampingnya itu menolak untuk di gendong dengan alasan iya bukan wanita lemah.Louis menuruti kemauan Emilia,ia hanya memapah tubuh mungil itu yang berjalan dengan langkah pincang.
“Ini tawaran terakhir saya nona..biarkan saya menggendong anda menuju mobil”Louis menghentikan langkahnya lalu menatap sekilas wajah cantik yang terlihat begitu lesu.
“Tak usah..aku masih kuat..bahkan jika kau meminta kU berjalan hingga mansion akan kulakukan itu”untuk kesekian kalianya ia menolak dengan senyum mengembang di wajahnya.
“Hah..baiklah jika itu kemauan nona..”Louis menghela nafasnya menghadapi sikap keras kepala Emilia.
Sedangkan laki-laki psikopat itu berjalan di depan mendahului Louis dan juga Emilia.Perasaan jengkel masih melekat di dalam hatinya kala permainannya tak berhasil membuat Emilia berteriak kesakitan.
“Apakah kalian bisa cepat sedikit”teriaknya sembari menoleh ke arah belakang.
Emilia hanya tersenyum ke arah Damian sembari menggelengkan kepala pelan.Ia tak habis pikir bagaimana bisa laki-laki yang berjalan di depannya itu tak sedikit pun merasa kasian terhadapnya.
“Bahkan kau tak iba melihat kondisi kU sekarang”sedih,itu yang dirasakan Emilia saat ini.
Mereka masih berjalan beriringan tanpa adanya obrolan yang tercipta.Mereka hanya fokus kepada mobil yang sudah terlihat semakin dekat.
Namun tanpa mereka ketahui,dari kejauhan seseorang telah mengintai sedari tadi.Seorang laki-laki lengkap dengan pakaian serba hitam dan penutup kepala bersembunyi dibalik pohon besar berbekal sebuah senapan di tangan.
Ia masih tetap pada posisi nya mencari celah untuk melepas peluru yang ia pasang di senapan yang ada di tangannya.
Setelah perjalanan panjang,mereka bertiga akhirnya sampai di tepi jalan.Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil,Louis memberi waktu kepada Emilia untuk beristirahat sejenak.
“Sshhh...”rintih Emilia ketika luka tembak itu terasa berdenyut.
Ia mengedarkan pandangannya ke sembarang arah untuk mengusir rasa sakit pada kaki kiri nya.Menahan air mata yang terbendung di pelupuk sedari tadi.
Namun sesuatu yang janggal tertangkap oleh lirikan matanya.
“Siapa dia..kenapa dia bersembunyi disana...dan lagi kenapa di membawa senapan...”Gumam Emilia dalam hati
“Senapan..”matanya terbelalak melihat orang berbaju serba hitam itu mengangkat senapannya.
Ia mengikuti arah dari senapannya itu.
“Damian..apakah orang itu mengincar Damian?”dialognya dengan diri nya sendiri
Kembali ia menatap seseorang orang di balik pohon itu dan tanpa ia duga laki-laki itu menarik pelatuknya.
“Tidak..Damian awas..”
Dddooorrr....
Peluru itu melesat dengan cepat ke arah target yang sudah ia kunci sedari tadi.
Jjlleeebbb...
Sesuai harapan peluru itu bersarang tepat ditubuh target.
Namun dugaan salah,Damian masih berdiri tegak.
“Nona...”pekik Louis melihat tubuh Emilia tumbang ke tanah.
“Sial..”sang sniper mengumpat dalam hati lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
“Siapa yang berani melakukan hal ini”tanya Damian mengedarkan pandangannya mencari seseorang dibalik penembakan itu.
“Tuan..kita harus membawa nona ke rumah sakit..peluru itu bersarang di dada kiri nona” Louis berjongkok hendak mengangkat tubuh Emilia namun sebuah tangan kekar menghentikannya.
“Biar aku yang menggendongnya..cepat buka pintu mobilnya”entah kenapa raut wajah Damian terlihat panik.
“Kenapa tuan terlihat panik bukankah harusnya dia merasa senang?”louis terdiam sejenak terhanyut ke dalam pikirannya
“Kenapa kau diam saja..cepat buka pintunya”teriak Damian membuyarkan lamunan Louis
“Ah..maaf tuan...”bergegas ia membuka pintu mobil itu lalu ikut masuk ke dalam mengambil alih kemudi.
“Cepat..”
Mobil yang dikendarai oleh Louis melaju dengan kecepatan penuh.Entah kenapa ia merasa khawatir seakan Emilia adalah adiknya.Ketegangan di wajahnya benar-benar terlihat jelas hingga beberapa kali ia mengumpat kesal kepada pengendara lain yang menghalangi laju mobilnya.
“Sial..tak bisakah mereka minggir”gerutu nya untuk kesekian kalinya
“Hey..bisakah kau diam Louis..berisik”Damian terlihat kesal dengan sikap Louis
“Maaf tuan...saya hanya sedang emosi sebab mereka tak mau menepi”mata nya tetap fokus ke arah jalan yang terlihat sedikit ramai.
“Jika kau ingin mereka menepi harusnya kau membawa ambulan saja”Damian menatap sekilas wajah cantik Emilia dengan mata yang terpejam
Entah kenapa sedari tadi ia hanya diam mematung tak berkomentar sedikit pun mengenai kejadian tadi.
“Kenapa wanita ini begitu bodoh..dia menolongku yang jelas-jelas sejak awal aku sudah mengancam nyawa nya”gumam Damian dalam hati.
Ccciitttt...
Mobil mereka berhenti tepat di loby rumah sakit milik Dion.
“Tuan kita sudah sampai”Louis melihat tuannya melamun sedari tadi.
“Ah..iya”
Damian turun dari kursi penumpang lalu membawa Emilia ke dalam gendongannya.Sedangkan Louis berada tepat di belakang tuannya.
Alih-alih menolong,suster yang berada di rumah sakit itu malah mengagumi wajah tampan Damian yang sedang menggendong Emilia ala bridal style.
“Louis panggilkan Dion”perintahnya tegas yang di balas anggukan oleh Louis
Damian meletakkan tubuh Emilia dengan pelan ke atas ranjang rumah sakit.Sejenak ia menatap lekat wajah cantik Emilia,sampai saat ini ia tak menyangka seseorang yang ia permainankan nyawa nya rela berkorban demi keselamatannya.
“Apa yang terjadi?”kedatangan Dion membuat Damian tersadar dari lamunannya
Damian tak menjawab pertanyaan Dion,ia menggeser tubuhnya ke samping untuk memberi Dion celah memeriksa Emilia.
“Emilia..”pekik Dion ketika menyadari wanita yang ada di hadapannya saat ini.
“Apa yang kau lakukan kepadanya?”nada bicara Dion terdengar dingin saat ini.
“Cepat tangani dia”perintahnya tak kalah dingin.
“Kenapa aku harus menanganinya..bukankah kau menginginkan kematiannya..maka biarkan saja dia mati kehabisan darah”Dion memundurkan tubuhnya menjauh dari tubuh Emilia.
“Ku bilang cepat tangani dia..”kembali ia mengucapkan kata namun kali ini sedikit dipertegas.
Dion tak bergeming,ia tak mengerti kenapa 2 sahabatnya ini sangat senang menyiksa seorang wanita.
“Cepat tangani dia..atau aku akan benar-benar membunuhnya..”teriak Damian sembari menarik kerah baju Dion
“Maaf tuan Dion..sebaiknya segera tangani nona Emilia karena kita tak punya banyak waktu..nanti saya akan menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi”pinta Louis mencoba melerai keduanya
Dion menepis tangan Damian kasar lalu mendekat ke arah Emilia.
“Suster..siapkan ruang oprasi..kita harus mengeluarkan peluru ini dari dalam tubuhnya”
Para suster mulai bergegas menyiapkan semua alat oprasi yang dibutuhkan begitu juga dengan Dion yang mulai memakai seragam oprasi nya.
Ranjang yang menjadi tempat tidur Emilia di dorong menuju ruang operasi.Tubuh mungil itu bahkan tak bergerak sama sekali sehingga membuat Damian kembali bertanya-tanya dalam hatinya.
“Apa aku begitu keterlaluan?”berbagai pertanyaan mulai muncul di dalam benaknya.
“Tidak...ini bukan salahku”
“Ini adalah kemaunnya dan aku tak pernah memaksanya untuk melakukan ini”
Bersambung...
Seperti nya Musuh Damian makin banyak ya🤭
Bonus untuk kalian😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
semoga kejahatan dan kekejian Damian mendapatkan balasan yg sama
2022-10-11
1