✨Happy Reading✨
Seorang laki-laki tampan tengah duduk di kursi kebesarannya dengan jari menjepit sebuah cerutu.
“Apakah manusia tak berguna itu menyebutkan nama ku?”tanya laki-laki itu kepada anak buahnya.
“Saya rasa tidak tuan..karena ketika saya menembaknya..Damian terlihat kesal”jelas sang anak buah.
“Bagus...kita tak perlu membunuhnya dengan cepat,kita hanya perlu mengusiknya untuk saat ini..ketika waktu nya sudah tepat,kita habisi dia”ujarnya dengan smrik menghiasi wajahnya
“Kau akan menerima akibatnya Damian karena kau telah membuat aku kehilangan seorang adik”gumam laki-laki itu.
****
Keesokan pagi nya,Damian bangun lebih awal.Entah kenapa pagi ini ia begitu bersemangat dari hari sebelumnya.
“Aku sudah tidak sabar untuk bermain bersama mainan baruku”monolognya di depan cermin.
Dengan menggunakan pakaian santai berwarna hitam,Damian semakin terlihat tampan.
“Permisi tuan..saya sudah menyiapkan semua keperluan tuan”ujar Louis
“Bagus...beritahu Michelle untuk membawa wanita itu kebawah”perintahnya lalu keluar dari kamarnya
“Baik tuan”
Sesuai perintah Damian,Louis pergi menuju dapur untuk bertemu dengan Michelle
“Michelle..”panggilnya
“Kakak...ada apa?”michelle membasuh tangannya lalu menghampiri sang kakak
“Temui nona,setelahnya antarkan dia menuju lapangan belakang”perintah Louis kepada sang adik.
“Baik kak”jawab Michelle patuh
Jika Michael akan bertanya kenapa,beda hal nya dengan Michelle yang akan patuh dan tidak bertanya dengan apa yang diperintahkan sang kakak.
“Apa yang akan dilakukan tuan Damian di lapangan belakang?”gumam Michelle dalam hati.
Dengan langkah yang panjang,Michelle pergi ke kamar Emilia.
Tok..tok..tok..
“Nona...”panggilnya sembari mengetuk pintu
“Morning Michelle..”sapa Emilia ketika pintu terbuka.
“Selamat pagi nona..anda bangun sepagi ini?”tanya Michelle yang melihat penampilan Emilia sudah rapi.
“Benar..aku ingin membiasakan diri untuk bangun lebih pagi”ujarnya bersemangat.
“Hhmm..kau tak membawa sarapan untukku?”mata nya melihat sekeliling untuk mencari sesuatu yang mungkin Michelle bawa.
“Maaf nona..saya belum selesai membuat sarapan”ucap Michelle
“Mm...tak apa..lalu kenapa kau kemari sepagi ini?”tanya Emilia
“Tuan Damian meminta anda untuk turun ke bawah ”jelasnya dengan raut wajah yang sulit di tebak.
“Aku diperbolehkan keluar dari kamar ini”wajah Emilia terlihat antusias
“Benar nona”jawab Michelle
Michelle sedikit ragu untuk melanjutkan kalimatnya ketika melihat wajah Emilia yang sangat senang dan antusias.
“Aku tidak sanggup melanjutkan kalimatku..aku tidak tahu apa yang akan tuan lakukan hari ini kepada nona..sebentar lagi senyum ini akan sirna dan aku tak sanggup membayangkannya”gumam Michelle dalam hati.
“Michelle..ayo cepat aku sudah sangat bosan di kamar ini..”seru Emilia yang sudah berdiri di depan pintu.
“Aahh..iya..ayo nona..”Michelle berdiri dan menuntun Emilia menuju lapangan belakang.
Sepanjang perjalanan Emilia tak henti-hentinya tersenyum,ia sangat senang karena bisa menghirup udara segar kembali setelah 3 hari lamanya ia berada di dalam sana.
“Michelle..”panggilnya
“Ada apa nona?”tanya Michelle sembari menghentikan langkahnya.
“Kau akan membawa kU kemana?”tanya Emilia setelah begitu jauhnya ia melangkah.
“Tuan meminta saya untuk membawa nona ke lapangan belakang”jelasnya
“Lapangan?...untuk apa kita pergi ke lapangan?”emilia mengernyitkan dahinya merasa bingung
“Aku juga tidak tahu nona..tapi ini adalah perintah dari tuan Damian”imbuh Michelle
“Mmm baiklah ayo.”
Mereka kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti hingga sampailah mereka di tempat tujuan.
“Masuklah nona..tuan berada di ujung sana”ucapnya sembari menunjuk ke arah Damian
“Kau tak ikut?”tanya Emilia
Michelle menggelengkan kepala pelan sembari tersenyum ke arah Emilia.
Emilia mengerti dan segera dia melangkah masuk untuk menuju ke arah Damian.
“Nona..”panggil Michelle sebelum Emilia benar-benar jauh melangkah.
Emilia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah belakang.
“Ingat pesan saya..apapun yang terjadi tetaplah tersenyum”ujar Michelle
Emilia mengangguk mengerti lalu memberikan senyum termanis nya untuk Michelle
“Semoga Tuhan selalu melindungimu nona”dialog Michelle
Tak butuh waktu lama Emilia sudah sampai di tempat Damian.Jantungnya kembali berdetak kencang ketika di hadapkan dengan lelaki yang satu ini.
“Bagaimana kabarmu?”tanya Damian
“Ba..baik”jawab Emilia
“Bagus..kau harus dalam keadaan baik karena kita akan bermain di hari minggu yang cerah ini”ujar Damian tampak bersemangat.
Emilia masih diam tak menjawab semua ucapan Damian.
“Baiklah tak perlu berbasa basi..apa kau bisa berkuda?”tanya Damian.
“Bisa”jawab Emilia singkat
“Menarik...permainan ini akan semakin seru”ucap Damian
“Hari ini aku ingin bermain sebuah permainan yang menyenangkan..kita akan berkuda sambil memanah..apa itu terdengar menyenangkan?”kini mata Damian menatap Emilia yang masih terdiam
“Mu..mungkin”
“Dengar..kau dan aku akan bertanding..kita akan pergi ke hutan sana untuk berkuda dan memanah..di beberapa pohon yang ada dihutan itu terdapat titik-titik yang harus kau tancapkan anak panah..bagi siapapun yang menang di antara kita maka dia akan berkesempatan mendapat hadiah.”jelas Damian.
“Louis...”panggil Damian
Louis datang dengan panah beserta anak panah yang sudah tersusun rapi.
“Ambil.”
Damian melemparkan panah beserta anak panah itu ke arah Emilia.
“Di dalam sana terdapat 15 anak panah..jika ke lima belas anak panahmu berhasil tertancap maka kau dinyatakan menang begitu juga sebaliknya..mudah bukan?”tanya Damian
Emilia mengangguk mengerti dengan penjelasan dari Damian.
“Tapi itu tak semudah yang kau bayangkan karena di hutan itu ada beberapa hewan buas yang aku lepaskan..”imbuhnya dengan senyum devil yang membuat Emilia bergidik ngeri.
“Tapi tenang..kau bisa menggunakan anak panah itu untuk melindungi diri karena di ujung anak panah itu sudah terdapat obat bius”imbuhnya.
Dua ekor kuda sudah siap di depan mereka.
“Kau sudah mengerti?”tanya Damian
Emilia hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan dari Damian.
“Ayo mulai”Damian telah naik terlebih dahulu ke atas kuda yang ia pilih.
Diikuti oleh Emilia yang mulai ke atas kudanya.
Pprrrriutttt...
Suara Pluit memberikan mereka tanda bahwa permainan telah dimulai.
Keduanya mulai memajukan kuda masing-masing untuk berlari ke arah hutan.
“Aku harus menang...bagaimana pun caranya”gumam Emilia dalam hati.
“Berusahalah menang karena semua itu akan sia-sia”gumam Damian dalam hati sembari tersenyum
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Tati Cahya
katanya kalo menang dapet hadiah, malah cuma2 saja..dasar Damian 🙄
2021-08-27
0
M.S.sedon
smoga kuat emilia,,,
2021-08-27
0