✨Happy Reading✨
Setelah merasa cukup puas dengan memberi Damian sebuah pukulan keras,Dion kini mengobati ujung bibir sahabatnya yang sedikit robek dan mengeluarkan darah.
“Hah..setelah memberiku luka sekarang kau malah mengobatiku”Damian memutar bola matanya malas
“Dan ini yang harus kau lakukan kedepannya..setelah membuatnya terluka kedepannya kau harus mengobatinya”Dion menekan luka robek itu dengan sedikit keras.
“Aaakhhh..singkirkan tanganmu..kau membuatnya semakin melebar”dengan kasar ia menepis tangan Dion
“Kenapa aku harus mengikuti saran konyolmu itu..aku tak pernah memintanya untuk menyelamatkan nyawa ku..dia sendiri yang melakukannya dengan suka rela”Damian menggidikkan bahunya lalu berdiri dari posisi duduknya.
“Terserah kau saja..tapi untuk kedepannya aku harap kau tak memberinya luka untuk kesekian kalinya”Dion menatap tajam ke arah sahabatnya
“Kita lihat saja nanti”Damian berlalu dari ruangan Dion dengan smrik di wajahnya.
“Jika kau melakukan itu maka kau akan kehilangan cinta tulus dari seorang wanita”gumam Dion
Sedangkan disisi lain seorang laki-laki tampan tengah sibuk menyusun rencana bersama sang ayah.
“Bagaimana dad..apakah rencana ku terdengar menarik?”ia tersenyum ke arah sang ayah yang sudah terlihat menua.
“Lumayan”sahut sang ayah menimpali.
“Tapi kau harus ingat Brave..anak itu sudah tumbuh menjadi seorang monster dan kau harus lebih berhati-hati”ucap sang ayah
“Kau tenang saja dad..aku juga sudah tumbuh menjadi seorang yang tangguh dan sulit terkalahkan”
“Dia sudah membuat kita kehilangan adik kesayangan ku jadi kita harus membalasnya dengan sakit yang berkali-kali lipat..bahkan satu nyawa tak akan cukup untuk membalas rasa sakit ini dad”senyumnya seketika memudar dan digantikan dengan tatapan tajam.
****
Emilia kini dipindahkan ke ruangan khusus dengan alat-alat yang masih menempel pada tubuhnya.Diluar sana hanya ada Damian dan juga Louis yang masih berjaga.
“Tuan..apakah anda ingin pulang dan beristirahat?”tanya Louis
“Ya aku akan pulang..dan kau tetaplah berjaga disini..besok aku akan mengirim Michelle untuk menggantikan mu”Damian mengambil jas yang ia taruh di atas kursi dan berlalu dari sana.
Sekarang tinggallah Louis seorang diri,ia menatap ke arah ruangan yang dihuni oleh seorang wanita yang tengah berbaring lemah.
“Kau adalah darah daging dari seorang Wijaya..dan ini adalah sebuah fakta yang menyakitkan untukku”gumam Louis
“Kenapa setelah bertahun-tahun lamanya aku harus kembali berpapasan dengan masa lalu”mata nya terus fokus kepada wanita yang sedang tertidur pulas.
“Kemana perginya Damian?”seseorang tiba-tiba mengejutkannya
“Aahh..tuan Dion..”sapa Louis
“Kau terkejut?”dion mengernyitkan dahinya
“Maaf tuan..saya sedikit mengantuk”kilah Louis
“Kau belum menjawab pertanyaanku..kemana perginya laki-laki sialan itu”tanya Dion sedikit kesal
“Maksud anda tuan Damian?...jika benar..tuan sudah pulang ke mansion”jelas Louis
“Pulang?...dia benar-benar tak memiliki hati nurani”Dion semakin merasa jengkel
“Dan anda sudah tahu itu”imbuh Louis
“Hahhh..aku benar-benar tidak mengerti kenapa sahabat-sahabatku sangat hobi memperlakukan wanita dengan tidak layak”Dion menghela nafasnya
“Mungkin hobi tuan”jawab Louis asal
Mendapat jawaban itu,Dion membelalakkan matanya.Tuan dan sekretaris sama saja pikirnya.
“Percuma aku berbicara dengannya”gerutu Dion dalam hati.
Sedangkan disisi lain,mobil yang dikendarai Damian sudah terparkir di depan mansion.Ia masuk kedalam dengan jas yang menggantung di tangannya.
“Selamat malam tuan”sapa para maid dan juga pengawal
“Malam”jawab Damian.
Damian melangkahkan kakinya kembali menuju ruangan yang berada di atas hingga ia mengingat sesuatu.
“Hah..Michelle kemarilah”panggil Damian
“Saya tuan”Michelle menghampiri Damian
“Besok kau pergi kerumah sakit dan gantikan Louis berjaga”perintahnya
“Kerumah sakit?...Hhmm jika boleh tahu siapa yang sakit tuan?”ia memberanikan diri untuk bertanya
“Wanita itu..dia tertembak”jawab Damian dengan santai dan kembali melangkahkan kaki meninggalkan Michelle yang masih terdiam
“Wanita itu?...apa maksud tuan adalah nona Emilia?...tidak ini tidak mungkin”air mata Michelle jatuh begitu saja.
“Ya Tuhan tolong selamatkan nona Emilia”doanya di tengah-tengah tangisannya.
“Aku harus melihat kondisi nona malam ini juga”ia menghapus air mata nya lalu berlari menuju ke suatu tempat
Tok..tok..tok..
“Kak buka pintunya”ia menggendor pintu kamar Michael berkali-kali.
Ceklek...
“Kenapa?”sahut Michael sambil mengusap-usap matanya
“Kak ayo antar aku kerumah sakit”Michelle menarik tangan Michael
“Hey..ada apa kenapa kau menarikku..”Michael terlihat sedikit kesal
“Cepat kak..aku mohon antarkan aku”Michelle terus menarik tangan Michael
“Stop..katakan ada apa dan setelah itu aku akan mengantarmu”
“Nona Emilia tertembak dan saat ini terbaring di rumah sakit..hhhuuaaaa”ia kembali menangis
“Lalu apa urusannya denganmu?”tanya Michael kesal
“Diam dan jangan banyak tanya..cepat antarkan aku”ia tak perduli dengan ocehan sang kakak.
Dengan langkah berat Michael terpaksa mengikuti kemauan sang adik bungsu
Sepanjang perjalanan Michelle tak henti-hentinya menangis dan entah kenapa ia merasa sangat sedih.
Mobil belum berhenti dengan sempurna namun Michelle sudah membuka pintu dan turun begitu saja mengabaikan keselamatannya.
“Hey..mobilnya belum berhenti”teriak Michael kaget
Michelle berlari tanpa tahu ara tujuan.Ia tak sempat menanyakan dimana ruangan Emilia,ia hanya menanyakan alamat rumah sakit tempat Emilia di rawat.
Bbuugghhh....
Saking paniknya,ia sampai menabrak seseorang.
“Aaawwww...”pekiknya
“Maaf aku tidak sengaja”ucapnya
Michelle menyatukan kedua tangannya
“Lain kali hati-hati”ucap laki-laki yang dia tabrak
“Maaf saya sedang terburu-buru”Michelle mendongakkan kepalanya sejenak menatap lawan bicara nya
Laki-laki itu berlalu meninggalkan Michelle yang masih terdiam.
“Ah tunggu dok..”panggil Michelle
“Ada apa?”
Michelle berbalik badan menghampiri sang dokter yang tak lain adalah Dion
“Mmm..apakah anda tahu dimana ruangan pasien bernama Emilia?”michelle terkejut karena saat ini Dion menatapnya
Deg..deg..deg..
“Kenapa dokter ini menatapku dengan tatapan yang aneh?”gumam Michelle dalam hati
“Siapa kau?”dion mengernyitkan dahinya
“Ak..aku pelayan yang ditugaskan untuk menjaga nya selama dirawat”jelas Michelle sedikit gugup.
“Kenapa tatapannya sama seperti tuan Damian”lirihnya
“Benarkah?” Dion berucap seakan tak percaya
“Benar..”
“Dia adalah adik saya dokter Dion”Michael menjawab mewakili sang adik
“Michael...”
“Maaf jika adik saya merepotkan anda”Michael menundukkan kepala sebagai tanda meminta maaf.
“Oh tak apa..ruangan Emilia berada di paling ujung lorong ini”tangannya menunjuk ke arah lorong
Tanpa mengatakan apapun,Michelle berlari mengikuti arahan dari tangan Dion.
Michael membelalakkan matanya,bagaimana bisa adiknya bersikap tak sopan,begitu pun dengan Dion yang terlihat heran karena Michelle tak mengucapkan satu kata pun.
“Ah..maafkan atas ketidaksopanan adik saya dokter..saya ucapkan terima kasih banyak karena telah membantu”Michael terlihat sungkan.
“Ya tak apa”mata Dion tak lepas dari gadis yang berlari dengan raut wajah khawatir
Setelah berlari cukup jauh,ia melihat Louis berdiri di depan sebuah ruangan yang ia yakini itu adalah ruangan Emilia.
“Kakak”panggilnya
“Kakak..apakah nona baik-baik saja..hah..hah..hah”nafasnya tersengal-sengal
“Nona baik-baik saja..hanya saja dia belum sadar pasca oprasi”jelas Louis
“A..”Michelle ingin bertanya namun kalimatnya segera di potong oleh Louis
“Aku akan menjelaskan semua nya besok dan sekarang ijinkan aku tidur terlebih dahulu karena aku benar-benar sangat mengantuk”Louis tahu jika adiknya pasti akan bertanya begitu banyak hal.
“Bahkan raut wajahmu terlihat begitu khawatir..”gumam Louis dalam hati
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
mungkinkah keluarga Louis Emilia bersaudara🤔🤔.
Louis dan adik² nya kembar, Emilia dan adiknya juga kembar.
2024-06-21
1
Tati Cahya
seperti nya mereka ada hubungan darah.
batin engga bisa bohong ya..
2021-09-01
2
M.S.sedon
aduchh,,,,,smoga ajj bkan hal buruk antara wijaya dan louis,,,,kasian emilia,,,,
2021-09-01
2