✨Happy Reading✨
Setelah sadar dari koma nya selama 2 hari,kondisi Emilia sudah berangsur membaik.Ia sudah bisa tersenyum kembali seperti sedia kala,meskipun ia akan pura-pura tertidur ketika Damian berkunjung ke rumah sakit.
Michelle dan Dion tidak mengerti apa alasan Emilia melakukan itu,namun sebagai teman yang baik mereka mengikuti permainan Emilia.
“Aku lapar Michelle”rengeknya sejak 5 menit yang lalu.
“Bersabarlah nona..sebentar lagi dokter Dion pasti datang membawakan makanan yang lezat untuk kita”Michelle tetap melanjutkan kegiatannya membantu Emilia membersihkan diri.
“Hhmm aku ingin bertanya sesuatu padamu”Emilia menatap Michelle dengan tatapan aneh
“Apa itu katakan nona..dan jangan menatapku seperti itu”Michelle memutar bola matanya malas melihat tingkah laku nona nya.
“Sejak kapan kau begitu dekat dengan dokter Dion?”tatapannya berubah penuh curiga
“Sejak aku berada disini untuk merawatmu”jawab Michelle
“Ooooo..”ia membulatkan bibirnya membentuk huruf O
“Michelle aku ingin bertanya lagi”kali ini memutar tubuhnya agar Michelle bisa menyisir rambutnya
“Apa lagi nona..kenapa kau berubah sedikit lebih cerewet setelah sadar dari koma?..”gerutu Michelle
“Itu..apakah Damian mengkhawatirkanku selama aku berbaring disini?”
“Aku rasa tidak nona..untuk apa tuan mengkhawatirkan nona”jawab Michelle berniat mengejek
“Dia benar-benar kurang ajar..bahkan setelah aku menyelamatkan nyawanya,dia tak berniat mengkhawatirkan keadaan kU sedikit pun..aaiisss aku ingin membunuhnya jika sudah seperti ini”celoteh Emilia
Michelle ingin menjawab hingga tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.Ia memutar tubuhnya perlahan untuk melihat siapa seseorang yang berdiri di belakangnya.
“Hah...”pekik Michelle tertahan ketika Damian memberi isyarat untuk diam.
“Harusnya dia menangis di sampingku karena merasa bersalah..bukannya bersikap dingin seperti itu..tapi tunggu ketika aku tertembak,samar-samar aku mendengar dia berbicara dengan nada khawatir..sepertinya waktu itu dia mengkhawatirkanku..”ia terus berbicara tanpa diketahui orang itu berada di belakangnya.
“Tapi aku tidak akan memaafkannya begitu saja..ia harus menangis di sampingku dan memohon agar aku cepat sadar...wwaahh itu sudah seperti adegan di drama-drama..bagaimana menurutmu apa itu menakjubkan..kau akan lihat wajah cengeng Damian di saat seperti itu”Emilia menoleh ke arah belakang ketika ia merasakan tangan Michelle tak lagi menyisir rambutnya.
“Michelle kenapa kau di..,”kalimatnya terpotong ketika manik matanya bertatapan langsung dengan manik seorang laki-laki yang tengah ia perbincangan
“Mati aku”gumam Emilia dalam hati.
“Eee se..jak kapan kau..berdiri disana?”emilia menelan ludah kasar karena laki-laki itu tengah menatapnya tajam.
Emilia mengalihkan pandangan ke arah gadis yang tengah tertunduk di belakang Damian.Untun pertama kalinya ia merasa ter khianati.
“Maaf nona..aku pun tak tahu”dengan menampilkan giginya yang rapi dan putih,Michelle tersenyum ke arah Emilia.
“Hehehehe...apa kau mendengar semua obrolan kami?”seakan kehabisan kalimat,Emilia ikut tersenyum seperti apa yang Michelle lakukan.
Damian masih diam seribu bahasa dengan tatapan tajam yang tak terlepas sedetik pun dari Emilia.Perlahan ia melangkahkan kaki menuju ranjang Emilia,sehingga gadis itu refleks merasa waspada.
“Aa..pa yang akan dia lakukan”gumam Emilia dalam hati.
Louis yang mengerti maksud dari tuannya memilih untuk keluar dari ruangan itu,tak lupa ia menyeret sang adik bungsu untuk ikut keluar.
“Michelle kau mau kemana?”teriak Emilia panik
“Apa kau merasa takut”kalimat yang diucapkan Damian terdengar mengerikan di telinga Emilia saat ini.
“Ti..tidak..aku tidak takut”gugup,tak dapat dipungkiri bahwa dirinya benar-benar gugup dengan tatapan Damian.
“Katakan lagi hal yang baru saja kau katakan..aku ingin mendengarnya sekali lagi”Damian semakin mengikis jarak wajahnya dengan wajah Emilia
“Aaa..apa aku tidak berbicara apapun”rasa gugup semakin mendominasi keadaan Emilia.
Beberapa kali ia memalingkan wajah hanya untuk menghindari bertatapan dengan manik hitam Damian,namun tentu saja Damian tak akan membiarkan itu terjadi.
Emilia memejamkan matanya dengan rapat ketika nafas Damian menerpa wajahnya.Jantungnya tiba-tiba berdetak tak beraturan,diiringi dengan meningkatnya suhu tubuhnya menjadi terasa sangat panas.
“Apakah aku akan benar-benar dibunuh olehnya”gerutunya dalam hati.
TTAAAKKK....
Sentilan yang begitu keras mendarat sempurna di dahi Emilia.
“Aaaawwww...”refleks tangannya mengusap dahi yang terasa berdenyut itu.
“Dahiku..aaakkhhhh sepertinya ini akan benjol”gumam Emilia dalam hati.
“Ternyata begitu mudah membuatmu kesakitan”Damian tersenyum miring melihat wajah Emilia yang menahan sakit.
“Harusnya kau bersyukur karena aku tak membiarkan mu mati di dalam hutan”bisik Damian lalu beranjak pergi dari ruangan itu.
Sedangkan di luar ruangan,sepasang kakak beradik tengah beradu argument.Sang adik yang memaksa masuk dengan alasan takut nona nya akan di perlakukan buruk,dan sang kakak yang bersikeras tidak akan terjadi apapun di dalam sana.
“Ayolah kak Louis biarkan aku masuk”Michelle mencoba menyingkirkan tubuh kekar Louis dari depan pintu.
“Sudah aku katakan..nona akan baik-baik saja”bantah Louis untuk kesekian kali nya.
“Tapi kak..Ayolah mingg...”
Tiba-tiba Damian muncul dari balik pintu sehingga membuat nyali Michelle menciut.
“Tuan”Michelle menundukkan kepala
“Masuklah dan pastikan kau mengompres dahinya”Perintah Damian lalu melangkahkan kaki menuju ruangan sahabatnya
“Baik tuan”
Michelle bergegas masuk ke dalam ruangan Emilia dengan raut wajah yang panik.
“Nona..apakah terjadi sesuatu?...apakah tuan menyakiti nona?..apakah...”
“Sssttt..diamlah..dahi kU semakin berdenyut”Emilia memegang dahinya yang semakin terasa berdenyut.
“Biarkan aku memeriksanya”Michelle menepis tangan Emilia lalu memegang bulatan biru itu.
“Aaakkkhhh...jangan dipegang”pekiknya
“Maaf nona..aku akan mengambilkan air es untukmu”
Dengan sigap ia membuka lemari es,mencari es batu yang akan ia gunakan untuk mengompres dahi Emilia.
Emilia tersenyum melihat bagaimana perhatiannya wanita yang ada Dihadapannya,ia merasa seperti memiliki seorang kakak yang takut jika terjadi sesuatu kepada sang adik.
“Tahan nona..ini akan terasa sedikit sakit”
Sebuah kain yang didalamnya sudah terisi es batu ia tempelkan secara perlahan.
Di sebuah ruangan,dua laki-laki tampan berbeda profesi itu tengah saling menatap kesal.Dion kesal karena perbuatan Damian beberapa hari yang lalu terhadap Emilia,sedangkan Damian kesal dengan Dion karena ia menyembunyikan fakta bahwa Emilia telah sadar.
“Apa peduli mu jika dia sadar”ucap Dion ketus
“Dia itu mainanku..jadi aku harus tahu apakah dia masih hidup atau tidak”kilah Damian
Dion memilih diam karena jika sudah berdebat dengan Damian tidak akan ada habisnya.
“Sudahlah..aku akan memaafkan mu”ucap Damian santai
“Hey..aku tidak melakukan apapun..aaarrgghhh”Dion menatap Damian kesal
“Tentu kau salah..karena lebih memihak kepada wanita itu dari pada sahabatmu sendiri”imbuh Damian
“Hah..apa kau cemburu?”dion tersenyum sinis
“Untuk apa aku cemburu..”
“Sudahlah pergi dari ruangan ini..aku ingin bekerja dengan tenang..dan satu lagi,besok pagi Emilia sudah boleh pulang..aku harap kau melunasi semua biaya nya”
“Bahkan dengan sahabatmu sendiri kau begitu perhitungan”ucap Damian dengan wajah terkejut
Dion diam tak menimpali ucapan Damian karena ia ingin sahabatnya itu segera keluar dari ruangannya
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Cheng Yi qu
next thor
2021-12-24
1
𝕜𝕖𝕥𝕦 𝕥𝕦𝕥𝕦
cerita ni bagus thor teruskan semangat😁😁👍👍👍👍
2021-09-05
1