✨Happy Reading✨
Kicauan burung di pagi hari benar-benar terdengar merdu di telinga laki-laki yang sedang meregangkan otot-ototnya.
“Hhooaammm...sepertinya tidurku sangat nyenyak semalam” masih dengan posisi duduk ia tersenyum manis.
Dengan wajah yang berseri Damian turun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kaki menuju ruangan yang berada di pojok kamar itu untuk membersihkan dirinya.
Sedangkan sang sekretaris masih setia berjaga di depan layar monitor sejak kemarin malam.Ia bahkan melewatkan waktu tidurnya hanya untuk menatap titik merah yang terus bergerak menjauhi mansion.
“Seharusnya anda memilih tetap diam disini dari pada membuang tenaga untuk menjauh dari jangkauan tuan karena semua itu sia-sia”gumam Louis dalam hati.
Meskipun ia memiliki sikap dingin seperti tuannya,tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa kasian kepada Emilia.Ini pertama kalinya ia merasa kasian kepada mainan milik tuannya,bukan karena Emilia adalah seorang wanita namun ada sesuatu di dalam dirinya yang membuat ia merasa dekat dan ia sendiri tak tahu itu perasaan seperti apa.
“Selamat pagi Louis..”sapa Damian kepada sang sekretaris
“Selamat pagi tuan”Louis berdiri,menundukkan kepala untuk memberi hormat kepada tuannya.
“Kau tahu tidurku terasa sangat nyenyak semalam..apa kau juga merasakan hal yang sama?”Ia mendaratkan bokongnya keatas kursi yang berada di depan meja monitor yang masih menyala.
“Saya menjaga monitor ini sejak semalam tuan”Louis menggeser tubuhnya agar tuannya bisa duduk di kursi.
“Bahkan saya melewatkan tidur nyenyak saya untuk menjalankan tugas anda tuan”gumam Louis dalam hati.
“Baiklah..sampai dimana rubah kecil ku itu berlari”tatapan beralih ke layar monitor dengan titik merah yang terus bergerak.
“Sepertinya nona sudah cukup jauh tuan”mata Louis melirik sekilas layar monitor itu.
“Bersiaplah..kita tangkap rubah kecil itu dan bawa kembali ke dalam kandangnya”semangat,ia berdiri dari posisi duduknya,merapikan baju yang ia kenakan lalu melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.
“Maaf tuan..apakah anda tidak ingin mengisi perut anda terlebih dahulu?”louis mencoba mengingatkan Damian karena saking bersemangatnya hingga Damian lupa untuk sarapan pagi ini.
“Tidak..aku akan sarapan ketika berhasil menangkap rubah kecil itu..aku sudah menantikan hal ini sejak semalam”senyum iblis menghiasi wajah tampannya
“Baik tuan”segera ia mengambil laptop yang masih terus menyala itu lalu pergi menyusul Damian menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu mansion.
Ditempat lain,Emilia masih tetap berlari seperti ia tak mengenal lelah setelah semalam penuh melangkahkan kaki nya tanpa henti.Ketika dia merasa lelah mungkin akan hanya berjalan pelan tanpa berniat menghentikan langkahnya karena ia sangat berharap bisa terlepas dari jeratan Damian.
“Hah..hah..hah..hah..aku harus tetap melangkah agar semakin jauh dari jangkauannya”deru nafasnya terdengar berat.
Sepanjang perjalanan ia tak bertemu dengan kendaraan yang melintas,yang ia temui hanya hamparan pohon-pohon besar berbaris rapi di tepian jalan.
Namun ia tak ingin ambil pusing dengan semua itu yang terpenting saat ini ia harus terus melangkah agar psikopat itu tak menemukan dirinya.
Rasa haus dan lapar sudah ia rasakan sejak beberapa jam yang lalu,tak ada air maupun makanan yang ia bawa karena waktu itu ia tak tahu jika akan mengalami hal seperti ini.
“Apakah mungkin Damian menemukanku setelah berjalan sejauh ini”pikiran itu tiba-tiba terbesit di dalam benaknya.
Ia menggelengkan kepalanya pelan mengusik pikiran negatifnya yang terus menghantui setiap langkahnya.
Bbrruummmm....bbrruummmm...
Samar-samar terdengar suara kendaraan dari arah belakang.
“Itu seperti suara mobil...tapi sejak semalam tidak ada satupun kendaraan yang melintas di tempat ini dan sekarang tiba-tiba terdengar suara mobil”gumamnya
“Tapi suara mobil ini terdengar begitu familiar..Atau jangan-jangan...itu mobil...”wajahnya seketika berubah panik ketika menyadari jika suara mobil itu merupakan suara mobil milik Damian.
“Gawat..ini tak bisa dibiarkan..aku harus berlari..”ketika ia ingin melangkahkan kaki untuk berlari menjauhi jalanan itu,sebuah mobil sudah berhenti tepat di sampingnya
“Hello baby..aku menemukanmu”suara bariton itu benar-benar membuat tubuh Emilia membeku.
“Ba..bagaimana..bi..bisa kau mengetahui keberadaanku”gugup,tubuhnya tak bisa menyembunyikan reaksi alami yang ditimbulkan karena rasa takutnya.
“Itu sangat mudah”senyum mengejek ia tunjukan kepada Emilia yang terlihat tak percaya.
“Lari Emilia..lari..kau harus berlari”ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri setidaknya masih ada waktu untuk terlepas dari jeratan Damian
Tanpa menjawab ucapan Damian,Emilia kembali berlari ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri.
“Wow..aku sangat suka jika mainanku bersemangat seperti ini..”sebuah kacamata hitam ia sematkan dan mendorong tubuhnya untuk keluar dari mobil miliknya
Krek..krek...
Ia mengisi pistol yang berada di balik jaketnya dengan peluru yang sudah ia siapkan sejak tadi.
“Ayo Louis sudah saatnya kita berburu rubah”langkah kakinya terdengar begitu mengerikan.
Emilia terus berlari,sesekali ia menoleh kebelakang untuk memastikan apakah Damian berhasil menyusulnya.
Namun langkah kecil Emilia tak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan langkah panjang Damian.Tanpa Emilia sadari Damian sudah berada cukup dekat dengannya.
“Berlari lah rubah kecilku..berlari lah semampumu”teriak Damian
“Hah..hah..hah..aku tak boleh tertangkap..aku sudah berjuang hingga sejauh ini dan itu semua tak boleh sia-sia”nafasnya sudah terasa begitu sesak.
Damian mengeluarkan pistol miliknya lalu ia membidik sasaran yang tak lain dan tak bukan adalah Emilia.Perlahan ia mengunci targetnya lalu menarik pelatuk itu dan...
Ddooorrrrr!!!!!
Suara tembakan terdengar nyaring
Jlebbbb!!!
Peluru itu berhasil bersarang di paha mulus milik wanita yang tak kenal menyerah itu.
“Aaakkhhh...”pekik Emilia ketika timah panas itu menembus kulit pahanya
Bbuuggghhh...
Tubuhnya terjerembab ke tanah karena kakinya tak sanggup lagi menopang tubuhnya.
“Sshhh..aku harus kuat..aku tak boleh tertangkap..”tekadnya masih bulat untuk terus menjauh dari tempat itu.
Sekuat tenaga ia mencoba bangun meskipun peluru itu berhasil membuat pahanya berdenyut sakit.
Damian tersenyum penuh arti melihat bagaimana usaha Emilia untuk tetap menjauh darinya.
“Aku sangat suka melihatmu bersemangat seperti itu”kembali ia mengangkat tangan yang sudah menggenggam pistol itu dan membidik ke arah Emilia.
Dddoorrrr...
Peluru Kedua melesat lagi kearah Emilia,kali ini sasarannya adalah betis mulus itu.
“Aaakkhhh....”
Lagi-lagi tubuhnya jatuh terjerembab setelah peluru kedua kembali bersarang di tubuhnya.
“Kau sudah kalah baby...”tanpa di duga Damian telah berdiri dihadapan Emilia
“Jangan berteriak jangan tunjukkan rasa sakit dan rasa takutmu”gumamnya
Damian berjongkok tepat dihadapan Emilia.
“Kau kalah...”bisik Damian
“Kau hebat..”Jawab Emilia tersenyum ke arah Damian
“Hhaahh..terima kasih untuk pujiannya..”tangannya terangkat ke atas dan menekan luka tembak Emilia dengan kuat
“Aaakkhhh...”teriak Emilia dalam hati
Ia berusaha menahan rasa sakit itu dengan menggigit bibir bagian bawahnya agar tidak berteriak.Ia tak akan membiarkan Damian tersenyum senang karena mendengar teriakannya.
Wajah Damian terlihat kesal karena wanita yang ada Dihadapannya tak berteriak sedikit pun.
“Kau ingat kata-kata ku..jika kau kalah maka selamanya kau akan berada di mansion..SELAMANYA”Damian menekankan kata-katanya
“Dengan senang hati”jawab Emilia kembali tersenyum manis ke arah Damian
“Sial..gadis ini bahkan tak berteriak”gerutu Damian dalam hati.
“Louis bawa wanita kembali ke mansion”ia berdecak kesal karena Emilia sama sekali tak menunjukkan rasa sakit saat ini
“Baik tuan”
Bersambung...
Kalo kalian ketemu Damian,enaknya di apain ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
karni setiawan
santet aja damian
2024-12-17
0
ovi Putriminang
di bakar
2024-08-16
1
Fitriah Supriani
kasih ke ikan pemakan daging yg di amazon
2024-05-15
0