✨Happy Reading✨
Ccciittttt....
Mobil yang dikendarai Louis dan Lukas sudah berhenti tepat di tengah-tengah jalan yang sepi.
Melihat target sudah mengetahui mereka,segerombolan orang yang berada di mobil hitam keluar satu persatu.
“Kau sudah siap menyambut mereka Louis”seru Lukas sembari mengeluarkan pistol dari balik saku jasnya.
“Tentu tuan”jawab Louis
Kini mereka berdua ikut keluar untuk menyapa para tamunya.
Baru saja mereka membuka pintu,sebuah peluru sudah melesat ke arah mereka.
Ddoorrr...
Dengan gerakan yang cepat Lukas dan Louis berlari ke arah belakang.
“Sepertinya ini akan menyenangkan”ucapnya
“Apakah tuan ingin bermain-main terlebih dahulu?”tanya Louis
“Tidak..kita akhiri dengan cepat..aku tak punya banyak waktu untuk itu”jawabnya dengan mata yang mulai fokus membidik lawannya.
“Bereskan mereka yang berada di sebelah kiri..aku akan mengurus mereka yang berada di sebelah kanan..sisakan 1 untuk kita interogasi”jelasnya
Louis menganggukkan kepala dan memulai aksinya.
Tidak butuh waktu lama,suara tembakan saling bersahutan mulai terdengar riuh.Para musuh pun berlari mencari perlindungan untuk menghindari peluru demi peluru yang dihadiahkan oleh Louis dan Lukas.
Dor..dor...dor...dor!!!
Satu persatu dari mereka tumbang dengan luka tembak yang beragam.Mulai dari kepala hingga dada sebelah kiri.
“Ingat sisakan satu untuk di interogasi”ucap Lukas mengingatkan.
Ketika Lukas sedang berbicara dengan Louis,musuh melihat peluang dan menembak ke arah Lukas.
Dorr!!!
Peluru itu melesat ke arah Lukas namun itu tidak akan mudah karena mata Lukas telah melihat peluru itu.
Ssrreekkk...
Gerakan Lukas yang kurang cepat membuat peluru berhasil mengenai dahinya meskipun tidak tertancap.
“Aakkhh...sial”gerutu Lukas
“Anda baik-baik saja tuan?”tanya Louis ketika melihat darah segar mulai keluar dari dahi tuannya
“Aku baik-baik saja...ini hanya luka kecil”jawabnya
“Cepat selesaikan..aku tak ingin berlama-lama”perintahnya
Louis menganggukkan kepala dan kembali menembak semua musuh tanpa ampun.
Ddoorrr...
Tembakan terakhir Louis tepat mengenai betis dari salah satu musuh.
“Selesai tuan”ujarnya
“Baiklah..kita hampiri dia”
Lukas dan Louis berjalan menghampiri musuh yang masih tetap hidup.
“Hah..kau salah mencari musuh”ujar Lukas kepada musuhnya
“Katakan siapa yang menyuruhmu?”tanya Lukas tO the point
“Tidak ada..sshhh”jawab sang laki-laki yang tengah meringis menahan sakit di bagian betisnya
Ddoorrr...
Louis menghadiahkan timah panas di bagian paha laki-laki itu.
“Aaakkhhhh...”
Laki-laki itu semakin gemetar menahan takut dan rasa sakit.
“Katakan..”pinta nya lagi.
“Tidak ada..”jawab laki-laki itu kekeh.
Lukas benar-benar tidak suka jika perintahnya di abaikan.
Ia mengulurkan tangannya ke arah paha musuhnya dan menekan luka tembak itu dengan kuat.
“Aakkhhhh...sakit...aakkhhh..”Teriak sang laki-laki ketika luka tembaknya ditekan kuat.
“Katakan atau satu peluru lagi akan menancap di kepalamu..”kata Lukas
“Ba..ik..tapi tolong lepaskan..”laki-laki itu akhirnya menyerah.
“Di..dia bernama..br..”
Doorrrr...
Tiba-tiba sebuah peluru menancap di kepala laki-laki itu sebelum ia menyelesaikan kalimat terakhirnya.
“Sial..siapa yang melakukan ini”Lukas dan Louis mulai mencari pemilik dari peluru itu.
“Lihat tuan..”Louis menunjuk ke arah seseorang yang tengah pergi menggunakan sebuah sepeda motor.
“Apa aku harus mengejarnya tuan?”tanya Louis
“Tidak..biarkan saja..”jawab Lukas
“Siapa mereka dan kenapa mereka menyerangku”gumam Lukas dalam hati.
“Kembali ke mansion”perintah Lukas
Louis kembali melajukan mobilnya menuju mansion sesuai perintah Lukas.Sepanjang perjalanan tak ada obrolan yang tercipta di antara mereka.
Tak butuh waktu lama,kini mereka sudah sampai di mansion megah milik Damian.
Louis turun lebih dulu lalu membukakan pintu untuk tuannya.
“Persiapkan untuk besok..dan panggilkan Michael untuk mengobati luka ku”perintah nya kepada Louis
“Baik tuan”Louis menundukkan kepala nya
Damian berjalan masuk menuju kamar miliknya tanpa membalas ucapan selamat datang dari para maid dan pengawal yang menyambut kedatangannya.
“Kenapa dahi tuan Damian berdarah?”gumam Michelle dalam hati.
Setelah satu-persatu dari mereka bubar,Michelle bergegas menuju kamar Emilia dengan nampan yang berisikan makanan untuk Emilia.
Tok..tok..tok..tok...
“Nona..”panggil Michelle
Ceklek..
Pintu kamar Emilia terbuka dan memperlihat sosok wanita yang tengah mengusap mata.
“Ada apa?”tanya Emilia serak khas seseorang yang baru bangun tidur
“Aku membawa camilan untuk anda..bolehkah saya masuk?”tanya Michelle
Emilia membuka pintu kamarnya lebar mempersilakan Michelle untuk masuk lalu menutupnya kembali.
“Nona saya ada berita..”seru Michelle setelah meletakkan makanan itu di atas meja.
“Apa itu?”tanya Emilia dengan salah satu alis tertarik ke atas
“Tuan Damian terluka..”ucapnya
“Terluka?...bagaimana bisa?...apakah parah?..siapa yang membuatnya terluka?”mata Emilia membulat sempurna dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
Michelle tersenyum karena sesuatu yang membuatnya penasaran terjawab sudah.Ternyata benar wanita yang ada di hadapannya ini memiliki cinta di hatinya untuk uannya sehingga ia semakin yakin untuk menyatukan mereka berdua.
“Hey..jawab aku..kenapa kau tersenyum?”emilia terlihat kesal karena Michelle tak menjawab pertanyaannya.
“Tuan hanya terluka di bagian dahinya..dan aku belum tahu pasti apa penyebabnya”jelas Michelle
“Apakah parah?”tanya Emilia seakan tidak yakin dengan jawaban Michelle
“Tidak nona..tuan Damian adalah orang kuat..musuh tidak akan bisa melukainya”imbuh Michelle
“Hhaahhh...”Emilia menghela nafas panjang.
“Andaikan aku bisa bertemu dengannya”gumam Emilia dalam hati.
Di kamar yang berbeda,Michael tengah membersihkan luka yang di dapat oleh Damian.
Inilah tugas seorang Michael di mansion Damian,menjadi seorang dokter pribadi untuk Damian.
Berkat kebaikan hati dari tuan Vernandez ia bisa bersekolah mengambil jurusan kedokteran karena memang itulah cita-cita nya selama ini.
Meskipun peluru itu tak berhasil menembus tempurung kepalanya,namun luka yang digoreskan begitu dalam sehingga membuat darah terus mengalir keluar.
“Tuan..sepertinya luka ini harus di Jarit”ucap Michael di sela-sela kegiatannya.
“Lakukan lah”perintahnya
Michael mengambil alat-alat yang ia perlukan untuk menjarit luka itu.Dan ketika ia hendak menyuntikkan bius,tangan Damian memberi isyarat untuk tidak melakukan itu.
“Jangan suntikkan obat sialan itu..aku bisa menahannya”ucapnya
“Anda yakin tuan?”michael terlihat ragu karena akan menjahit seseorang tanpa menyuntikkan obat bius
“Apa kau pernah melihatku bermain-main?”mata tajamnya kini menatap Michael
“Baik tuan..sesuai perintah anda” dengan terpaksa Michael menjarit luka itu tanpa obat bius.
Rahang Damian mengeras ketika jarum itu mulai tertancap di kulitnya.Michael menghentikkan kegiatannya dan menatap ke arah Damian.
“Lanjutkan”ucap Damian seakan tahu maksud dari tatapan Michael.
Michael melanjutkan kegiatannya,benang yang sudah berhasil masuk ia tarik dan setelahnya jarum itu kembali di tusukkan ke kulit dahi Damian.
Jika kebanyakan orang akan berteriak kesakitan,lain halnya dengan Damian.Rasa sakit itu tidak ada apa-apanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
L-1485
apa jangan² itu brain
2022-08-17
1
Veny Tria Kusumanita
pengen tau crita dulunya ttg demian kok bisa kuat nahan sakit
2022-03-13
1
Mei Niah
kayanya yg nyerang org yg pernah mncintai emelia
tpi di tolak emelia karna dia mncintai Damian
yaitu Brian
2021-08-30
0