Di sebuah ruangan yang dipenuhi banyak sekali lemari pakaian, terdapat dua orang manusia berbeda umur sedang bersiap. Dia adalah Galexia dan Mars. Malam ini adalah malam dimana mereka akan tampil untuk pertama kalinya di New York. Penampilan mereka yang bersanding bersama penyanyi-penyanyi besar membuat keduanya begitu bangga dengan posisi di titik ini.
Perjuangan besar yang Galexia lakukan bersama anaknya ternyata tak menghianati hasil. Semuanya berbuah manis hingga mereka bisa berdiri di sini. Berdiri di ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh penyanyi kelas atas. Dan apa yang mereka dapatkan ini, adalah murni hasil dari jerih payah Sia dan Mars sendiri.
"Nah udah siap," kata Sia setelah merapikan pakaian putranya.
"Terima kasih, Mama."
"Sama-sama, Nak." Sia berbalik. Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Melihat apakah ada yang kurang dari penampilannya hingga membuatnya bergerak ke kanan dan ke kiri.
Sungguh pakaian keduanya kali ini begitu berkelas. Apalagi di sponsori oleh desainer papan atas hingga penampilan Sia dan Mars begitu berbeda. Aura bintang begitu keluar hingga membuat rasa percaya diri antara anak dan ibu itu semakin kuat.
Saat nama mereka mulai dipanggil, keduanya saling bertatapan dengan tangan saling bertautan. Seakan antara Mars dan Sia saling mentransfer energi positif hingga membuat keyakinan dalam hatinya bila panggung kali ini akan menjadi panggung terpecah keduanya.
"Bismillah semoga panggung kita kali ini lancar dan diridhoi oleh Allah, Aamiin," doa Sia begitu tulus.
"Aamiin."
Mereka mulai berjalan menuju panggung. Dengan warna baju senada, tentu membuat penampilan mereka begitu kompak. Ditambah, wajah cantik dan tampan mereka begitu mempesona hingga menghasilkan tepukan tangan yang mengiringi langkah keduanya.
Setelah sampai di tengah panggung, perlahan Sia mulai menarik nafasnya begitu dalam. Memanjatkan doa agar tak ada kesalahan pada dirinya dan sang putra.
Hingga tak lama, akhirnya suara emas Galexia mulai mengalun. Dan seketika seluruh ruangan sepi sunyi. Seakan alunan itu mampu menghipnotis para penonton hingga membuat mereka begitu meresapi kata demi kata yang keluar dari bibir Sia.
Sampai giliran suara Mars, seketika tepuk tangan begitu menggema. Suara bocah kecil tersebut tak kalah dari sang mama. Sangat merdu dan berhasil menarik atensi para penonton. Hingga hal itulah semakin membuat rasa percaya diri Sia dan Mars semakin besar. Mereka bergerak dengan bebas seakan panggung itu sudah menjadi panggung sehari-harinya hingga membuat penampilan mereka begitu memukau.
****
Sedangkan ditempat yang sama. Namun, di sudut ruangan yang berbeda. Terdapat seorang pria tampan baru saja masuk ke dalam ruangan konser. Dengan pakian casual, semakin membuatnya terlihat begitu tampan.
Aura kewibawaannya masih begitu terlihat, meski wajahnya tertutupi dengan masker. Matanya menatap sekeliling hingga mulutnya tak henti untuk menggerutu.
"Konser sepenuh ini, aku disuruh datang?" Gerutunya dengan decakan kesal.
Dirinya kembali melihat tiket yang ada di tangannya hingga membuatnya berjalan menuju deretan kursi penonton. Keningnya berkerut saat melihat suasana konser kali ini begitu berbeda. Biasanya deretan kursi ini akan terisi separuh. Namun, kali ini sungguh diluar ekspektasinya.
"Jika bukan karena Janus. Pasti aku sudah pulang," dumelnya semakin menjadi.
Pria tersebut segera merogoh saku celananya. Dia tak suka mencari dan membuatnya lebih memilih menghubungi sang biang keladi yang membuatnya berada di sini.
"Lo dimana?" Tanya Galaksi dengan suara sedikit keras.
Memang tak ada suara penyanyi. Namun, suara teriakan penonton begitu kencang sehingga membuatnya sedikit kesulitan.
"Oke gue tunggu di sini!" Setelah mengatakan itu, Galaksi meletakkan ponselnya di tempat semula. Lalu ia menatap sekeliling sambil menunggu sahabatnya.
Hingga tak lama pandangan matanya tertuju pada sang sahabat yang berjalan ke arahnya. Pelukan antara sesama pria pun terjadi hingga membuatnya sedikit bernafas lega.
"Bisa-bisanya lo nyuruh gue dateng di acara beginian?"
"Santai aja, Galaksi. Daripada lo kerja mulu, sesekali menikmati hidup dengan beginian," celotehnya hingga membuat Galaksi mendesahkan nafasnya malas.
"Gue duduk dimana, Janus?" Tanya Galaksi malas.
"Lo duduk di bagian belakang. Soalnya bagian depan udah full semuanya," sahut Janus dengan wajah bersalah. "Gue gak tau kalau konser malam ini bakalan sepecah ini."
Galaksi membuang nafasnya kasar. Bisa-bisanya dia terjebak di situasi seperti sekarang. Namun, demi sang sahabat dia rela melakukan apa saja.
"It's oke." Galaksi mengangguk. "Lo terus mau kemana?"
"Gue ke depan buat ambil foto. Penyanyinya luar biasa banget malam ini," ujar Janus menjelaskan.
"Emang darimana?"
"Indonesia."
"Hah seriusan?" Tanya Galaksi tak percaya.
"Iya lah. Ditambah dia nyanyi bareng anaknya kayaknya," ucap Janus dengan menceritakan penglihatannya barusan. "Suaranya mantap bener, Lak. Gue yakin lo bakalan suka."
Galaksi hanya mengangguk. Hingga Janus akhirnya berpamitan untuk ke depan karena lagu terakhir dari penyanyi tersebut akan dimulai. Namun, saat Galaksi hendak mencari tempat duduk. Panggilan alam mulai terasa hingga membuatnya lebih memilih untuk ke kamar mandi.
Letak kamar mandi yang penuh, tentu membuat Galaksi benar-benar merasa sial. Namun, dia masih menyimpan stok kesabaran hanya demi kenyamanan dirinya. Hingga tanpa sadar hampir lima menit dia dikamar mandi, akhirnya panggilan alamnya telah selesai dia keluarkan.
Setelah selesai, Galaksi segera keluar. Saat kakinya baru saja menginjak depan kamar mandi, suara sang penyanyi membuat jantungnya begitu berdebar.
Tubuhnya mendadak kaku karena begitu terkejut. Telinganya yang tanpa permisi menangkap suara ini, membuat tubuhnya seakan kaku. Suara yang begitu familiar di telinganya, membuat Galaksi tanpa sadar berjalan mencari asal suara.
Galaksi seperti orang linglung. Dengan tak sabaran dia berjalan semakin terdepan walau suara penyanyi tersebut sudah hilang. Banyaknya penonton, tentu membuatnya semakin kesulitan.
"Minggir!" Perintah Galaksi ketika melihat banyak sekali orang-orang yang memenuhi jalan menuju ke depan.
Tubuh Galaksi berhimpitan. Dia berusaha untuk semakin terdepan walau dengan berdesakan. Tak henti-hentinya mulutnya berdecak kasar ketika penonton di depannya tak mau minggir. Hingga tak lama, telinganya menangkap sebuah nama terakhir yang disebutkan oleh MC sebagai pertanda jika penyanyi telah selesai melaksanakan tugasnya.
"Tepuk tangan untuk Mars dan Alexa Sia."
"Alexa?" Gumamnya ketika mendengar kata belakang dari suara MC.
Teriakan penonton benar-benar membuat suara MC tak terdengar jelas. Tapi, nama terakhir yang dia dengar begitu melekat dalam pikirannya. Hingga saat Galaksi berusaha menerobos dan berhasil sampai ke depan. Matanya hanya bisa menangkap punggung seorang wanita dengan anak kecil yang sudah berjalan ke belakang panggung. Galaksi menatap lekat ke arah keduanya dengan pikiran yang begitu penasaran.
Sungguh dia begitu yakin jika suara yang dia dengar adalah suara mantan istrinya. Hingga dia bisa berbuat nekat seperti ini karena dia sudah sangat yakin. Namun, lagi-lagi sepertinya takdir berkata lain. Dia gagal lagi untuk mengetahui siapa pemilik asli suara tadi.
Tapi di hati kecilnya, dia tak bisa memungkiri dan begitu yakin jika itu adalah suara Galexianya. Wanita yang begitu dicintai hingga membuatnya segera berpikir untuk mencari Janus. Dia yakin sahabatnya itu memiliki potret penyanyi tersebut, hingga membuatnya akan mengetahui siapa dia sebenarnya.
"Aku yakin itu kamu, Sia. Kali ini tebakanku tak akan salah."
~Bersambung~
Hayoo lo gagal lagi, hahaha. Tidak semudah itu ferguso untuk kau menemukannya. Sabar Bang Galak, sini sogok aku dulu biar bisa ketemu mantan bini dan anaknya, hahaha.
Bab ini adalah bab terakhir untuk hari ini. Sungguh luar biasa kan?
Crazy up paling gila selama aku ngetik di noveltoon. 5 bab satu hari, hahaha.
Besok author izin updatenya 1-2 bab aja yah. Soalnya kerangka ceritanya belum bikin, dan nanti malam harus setor dulu ke editor.
Terima kasih banyak pada kalian semua yang udah mau like, komen dan vote koin poin untuk hari ini. Sungguh luar biasa. Bab ini kutunjukkan untuk pembacaku semua yang kusayang.
Love dari si kembar. Jadi aku gak punya utang bab atau apapun oke.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
zahira aulia Putri
kalo sayang kenapa di cerai.
2024-01-05
1
Maya Zivana
helleehhh sayang sayang pala Lo peyang😒
2023-04-04
0
Nartadi Yana
makanya jangan galak galaksi nyesel.kan lho
2023-01-04
0