Setelah berbincang dengan Galaksi dan Inggrid di restaurant. Akhirnya Leo segera masuk ke dalam mobil. Namun, sebelum itu, dia segera mencari ponselnya untuk mendapatkan kabar tentang Sia dan si kembar. Jujur sejak tadi pikirannya terus tertuju pada Sia, Mars dan Venus. Hingga terkadang, obrolannya dengan Galaksi menjadi aneh dan tak nyambung.
Saat dirinya menggeser layar kunci ponselnya. Seketika terlihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Galexia. Perlahan matanya mulai membaca deretan kata yang dikirim kepadanya, hingga membuatnya bernafas lega. Setidaknya Sia dan dua anaknya baik-baik saja, itu sudah cukup.
Segera Leo meletakkan ponselnya dan mulai meninggalkan pelataran Restaurant. Waktu yang terus beranjak naik, membuatnya lebih memilih segera kembali pulang karena besok dia harus bekerja.
****
Sedangkan di sebuah mobil, terlihat Sia yang sedang fokus mengemudi. Sedangkan di sampingnya, si kembar yang berbagi kursi mobil, sedang duduk dengan tenang.
Ketiganya sedang menuju ke tempat tinggal Riksa, karena tadi Sia mendapatkan pesan jika mereka diminta ke rumahnya malam ini juga. Hingga mau tak mau, Sia akhirnya menuruti kemauan managernya dan membawa si kembar bersamanya.
Setelah mengikuti google maps yang dibagikan oleh Riksa, akhirnya hanya menempuh waktu tiga puluh menit, mobil yang dikendarai Sia mulai memasuki sebuah perumahan bergaya khas New York. Rumah-rumah besar dan unik itu terlihat begitu rapi. Hingga si kembar pun merasa tak sabar untuk segera sampai ke rumah Riksa.
Perlahan mobil Sia mulai memasuki salah satu rumah yang ada di sana. Mereka segera keluar dari mobil dan mendapati sebuah rumah yang begitu cantik dan luas. Segera Sia menggandeng Mars dan Venus yang terlihat mulai mengantuk menuju ke pintu masuk.
Dia mengetuk pintu hingga suara dari dalam mulai terdengar. Kening Sia berkerut, saat menyadari sebuah suara yang sudah sejak lama dia rindukan akhirnya kembali terdengar.
"Nenek!" teriak Mars dan Venus bersamaan.
Keduanya berlari dan segera memeluk kaki seorang perempuan yang dipanggil nenek. Wajah si kembar terlihat begitu bahagia ketika mereka bisa bertemu kembali dengan sosok wanita yang membuka pintu rumah Riksa.
"Assalamualaikum, Ma," salam Sia sambil mencium tangan sosok paruh baya di depannya. "Mama sehat?"
"Alhamdulillah, Mama sehat. Apalagi lihat cucu-cucu mama ini, rindu mama terbayarkan," ucap Mama Alya dengan mengusap kepala Mars dan Venus bergantian.
Mama Alya adalah ibu kandung Antariksa. Wanita single parents yang ditinggal mati oleh suaminya itu begitu menyayangi Sia. Sejak dulu, saat putranya mengenalkan sosok Galexia kepadanya. Mama Alya sudah begitu menyukainya. Apalagi, melihat sikap Sia yang begitu sopan dan santun semakin membuatnya merasa nyaman dengan perempuan muda itu.
"Syukurlah. Mama harus jaga kesehatan," nasehat Sia sambil menutup pintu depan.
Mars dan Venus mulai dibawa ke ruang tamu. Diikuti oleh Sia yang berjalan di belakangnya. Senyuman bahagia muncul di kedua sudut bibir Sia, tatkala melihat bagaimana Mama Alya begitu menyayangi kedua anaknya.
Sejak si kembar lahir, Mama Alya banyak berperan penting untuk membantunya. Bahkan tak segan, wanita paruh baya itu yang menjaga si kembar jika Sia memiliki jadwal nyanyi di cafe Riksa ataupun di acara pernikahan.
Setelah mendudukkan Mars dan Venus di sofa. Mama Alya segera mengambil cemilan dan minuman yang ternyata kesukaan si kembar. Tanpa diminta, dua bocah kecil itu langsung mengambil kue kesukaan mereka dan memakan dengan antusias.
"Ini enak sekali, Nek," ucap Venus dengan mulut penuh.
"Kalau makan jangan berbicara, Princess. Nanti tersedak 'kan bahaya," nasehat Mama Alya yang membuat Venus mengangguk.
Akhirnya kedua anak Sia itu seakan lupa dengan rasa kantuknya. Melupakan waktu yang sudah memasuki pukul sepuluh malam, baik Mars maupun Venus masih asyik mengunyah entah kue yang keberapa. Sedangkan Mama Alya, hanya menatap dan meminta Sia membiarkan keduanya makan terlebih dahulu.
"Tapi tadi mereka sudah makan banyak, Ma. Aku takut perut si kembar akan sakit," ucap Sia khawatir melihat makan kedua anaknya begitu banyak.
"Itu hanya cemilan, Sayang. Hanya kue kecil," ujar Mama Alya dengan menatap kedua anak Sia. "Biarkan sebentar saja. Toh mereka sudah lama tak makan kue itu. Mama juga sengaja bikin sendiri hanya khusus cucu-cucu Mama."
Mata Sia berkaca-kaca. Dia begitu bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti Mama Alya. Seakan kepergiannya dari sisi Galaksi dulu, bukanlah sebuah kesalahan dari keputusannya. Karena ternyata setelah dia pergi, Sia masih dipertemukan dengan orang-orang baik seperti Riksa dan Mamanya. Hingga takdir mereka sampai di titik ini.
"Riksa kemana, Ma?" tanya Sia saat tak melihat keberadaan managernya itu.
"Masih ngerjain sesuatu katanya," ungkap Mama Alya dengan tersenyum. Lalu dia beralih menatap Mars dan Venus yang sudah berhenti mengunyah. "Ayo kalian masuk ke dalam. Mau 'kan malam ini tidur di rumah Nenek?"
"Mau," sahut Venus dengan bahagia.
Sia tak berniat melarang, karena dia begitu sadar jika Mama Alya pasti rindu pada kedua anaknya. Pertemuan yang hampir tiga tahun tak berjumpa, pasti membuatnya menyimpan banyak rindu untuk anak-anaknya.
Hingga akhirnya, setelah menunggu hampir tiga puluh menit, Mama Alya mulai terlihat keluar dari kamar. Dia segera menuju ke posisi Sia yang masih tetap sama saat dia tinggalkan.
"Apakah si kembar sudah tidur, Ma?"
"Sudah, Sayang. Sepertinya mereka sudah sangat mengantuk." Sia mengangguk membenarkan. Dia sendiri sudah bisa menebak ketika melihat ekspresi kedua anaknya yang terlihat begitu lesu dan menjadi pertanda bahwa mereka sudah mengantuk berat.
Beberapa menit keduanya menikmati keheningan. Hingga sebuah tangan menggenggam erat tangan Sia dan membuatnya menatap sosok Mama Alya yang masih terlihat cantik walau usianya tak lagi muda.
"Apakah kamu tak mau menikah lagi, Nak?" tanya Mama Alya sambil menatap wanita muda di depannya ini. "Usiamu masih sangat muda dan kamu juga bisa menikah lagi untuk memberikan ayah untuk si kembar."
Sia duduk mematung. Dia tak menyangka jika wanita yang sudah dirinya anggap seperti mamanya sendiri membahas hal sensitif seperti ini. Namun, sebaik mungkin Sia menampilkan wajah tenang. Dia tak mau jika Mama Alya akan tersinggung karena melihat mimik wajahnya.
"Entahlah, Ma. Sia masih belum kepikiran. Trauma itu masih sering muncul dan membuat Sia takut untuk menjalin hubungan kembali," kata Sia begitu jujur dengan apa yang dia rasakan.
"Tapi semua pria itu tak sama, Nak. Dan kamu juga harus belajar membuka hati agar trauma kamu bisa sembuh," ucap Mama Alya menjelaskan.
Sia menghela nafas berat. Namun, dengan berat dia juga menganggukkan kepalanya. "Akan Sia coba, Ma."
"Bagus, Nak. Jika kamu sudah yakin untuk menikah. Maukah kamu bersanding dengan putra Mama yaitu Antariksa?"
~Bersambung~
Hayoo loo! Macem mana kalau begini?
Langsung dilamar sama calon mertuanya sendiri, hahaha.
Mau crazy up hari ini gak? kalau mau yuk tekan like. Masih sama yah, target 150 like. Kalau udah kecapai bakal up lagi.
Jangan lupa tekan like dan komen yah sebagai bentuk support author agar selalu semangat.
Kalau ada rejeki poin koin, boleh lah bagi buat novel si kembar ini. Love sekebon buat kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Lilisdayanti
emm kayanya sedikit²aku mulai inget,, alur nya 🤭🤭 berarti ini yg kedua aqu baca,, tapi emang banyak yg lupa,, 😂😂 terkecuali,, kisahnya,, Dady Malik,, Dady Kenzo,, Dady Brayen,, Dady Leo,,lusifer,, Saga,, sekertaris HAN,, walau udah lama tapi Kanya masih nyatol di otak qu,,
2023-11-20
2
Rizky Sandy
namanya planet semua,,,,
2023-09-16
0
Patrish
kalo di dunia nyata pertimbangannya.. kebahagiaan anak2.. pasangan yang mau menerima apa adanya.. menyayangi semuanya.... naahh semua ada pada Antariksa.... tapi ini dunianya othor...terserah othor saja 🤭🤭🤭
2023-07-09
0