Hari ini adalah hari kedua pemotretan yang dilakukan oleh Mars dan Venus di Galeri Leo Collection. Dua anak kecil itu sudah tak canggung seperti hari pertama. Mereka sudah begitu lihai dan mampu menuruti perintah fotografer.
Aura model dan wajah bahagia terpancar jelas di rupa keduanya. Ditambah hari ini keduanya ditemani oleh Riksa dan Leo, hingga membuat semangat Mars dan Venus kecil begitu berkobar. Keduanya juga baru paham jika baju ini milik Leo. Hingga entah pikiran dari mana, baik Mars dan Venus tak mau mengecewakan hasil foto untuk Leo, sahabat mamanya.
Setelah hampir 10 menit bergaya, akhirnya jam istirahat pun tiba. Dengan telaten, Leo membelikan makanan untuk Mars dan Venus agar mereka tidak telat untuk mengisi perutnya. Kedua anak kembar itu juga menjadi tanggung jawab Riksa dan Leo hari ini. Karena Sia sendiri, sedang latihan untuk panggungnya di pernikahan bangsawan.
"Makan yang banyak. Biar kalian gak lapar," ucap Leo yang menyuapi Venus dengan pelan.
"Kalau kita makan belalti gak bakal lapal, Om. Gimana sih!" celetuk Venus membuat Leo dan Riksa terkekeh.
"Ternyata dia bisa jawab juga ya, Rik," ujar Leo dengan tawa yang masih menghiasi bibirnya.
"Jelas lah. Dia mah mirip Sia. Bawelnya gak ketulungan," sahut Riksa sambil membayangkan sahabatnya yang cerewet.
"Bener-bener. Untung meski dia bawel, cakepnya juga menurun," bisik Leo tapi bisa didengar Venus karena suaranya yang terlalu kencang.
"Venus emang cakep, tauk! Mama aja bilang begitu," gerutu Venus yang semakin membuat tawa Riksa dan Leo pecah.
Dua orang pria itu tentu sudah semakin akrab. Karena sebenarnya Riksa adalah teman dekat di pekerjaan dengan Leo. Dia juga yang membuat Venus dan Mars menjadi model Leo Collection. Walau dengan kejadian yang tak terduga.
Selesai makan siang, Mars dan Venus kembali berganti pakaian. Mereka segera melakukan proses pemotretan lagi untuk baju kedua di hari ini. Sedangkan Riksa dan Leo, keduanya mencuci tangan ke kamar mandi. Setelah selesai, mereka segera menuju ke arah kembar. Riksa dengan santai duduk di sofa yang tak jauh dari Mars dan Venus yang sedang bergaya. Sedangkan Leo, pria itu berdiri di depan layar yang menampilkan hasil jepretan dari kamera fotografer.
Terlalu serius, membuat Leo tak menyadari kehadiran seorang pria tampan dengan wajah tegas dan dingin memasuki ruangan foto.
Wajahnya menatap sekeliling. Matanya menatap fotografer yang melaksanakan pekerjaannya dengan model yang tak dapat dilihat karena tertutup beberapa barang. Hingga semakin dia masuk, matanya tertuju pada sosok Leo yang berdiri membelakanginya.
Dengan segera, dia berjalan mendekat dan menepuk pundak sahabatnya itu hingga membuatnya terpekik kaget.
"Astaga." Leo memegang dadanya. Dia terbelalak kaget melihat kedatangan sahabatnya yang entah sejak kapan.
Matanya menatap pakaian yang pria itu pakai hingga kembali tertuju pada matanya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Leo dengan wajah tegang karena gugup.
"Ya main lah! Kenapa sih wajah lo dari kemarin aneh gitu? Kayak gue hantu aja," tanya pria tersebut dengan wajah penuh curiga.
Leo gelagapan. Pria itu berdehem sejenak untuk menetralkan degup jantung dan rasa keterkejutannya.
"Gak papa lah, Galaksi. Ya udah deh yok keluar!" ajak Leo dengan menarik tangan sahabatnya.
Saat Galaksi hendak berbalik arah. Panggilan sang fotografer menarik perhatiannya. Hingga kedatangan dua anak kembar yang mendekati posisi fotografer tersebut membuat tubuhnya mendadak kaku.
"Galak, ayo!" ajak Leo tanpa menyadari jika apa yang dia takutkan benar-benar terjadi.
"Stop!" seru Galaksi melepas tarikan Leo.
"Lo liat apa…" Suaranya tertelan saat menyadari jika sahabatnya sudah menatap si kembar yang sedang berbincang dengan fotografernya.
Wajahnya tegang saat menyadari jika Galaksi sedang menatap Mars dan Venus dengan lekat. Bahkan pandangannya terus tertuju dan mengikuti gerakan kembar yang berjalan ke arah Riksa.
"Galak!"
"Diam kenapa sih?" gerutu Galaksi kesal dengan menatap wajah sahabatnya.
"Lo ngapain diem disitu. Ayo keluar! Bukannya lo kesini mau nemuin gue?" tanya Leo berniat mengingatkan tujuan sahabatnya itu kesini.
"Tunggu sebentar." Galaksi berbalik badan dan hendak berjalan. Namun, tangannya kembali ditahan oleh Leo dengan wajah menyebalkannya.
"Lo mau kemana?"
"Gue mau lihat model punya lo." Tunjuk Galaksi ke posisi Mars dan Venus. "Gue beneran kepo banget dan belum percaya sepenuhnya," lanjutnya dengan suara yang masih bisa didengar oleh Leo.
Kening Leo berkerut. Apa maksud sahabatnya ini. Apakah Galaksi pernah bertemu dengan Sia dan si kembar. Hingga membuat reaksinya seperti ini.
"Lo tungguin disini, bentar. Gue kesana dulu!" Saat Leo hendak menahan. Galaksi sudah berjalan ke arah Riksa yang sedang memberikan minuman kepada Mars dan Venus.
Hingga Galaksi mulai berhenti berjalan di dekat mereka dengan tatapan matanya yang masih tertuju pada si kembar. Merasa diperhatikan, Riksa, Mars dan Venus akhirnya mendongakkan wajahnya.
Deg.
Degupan jantung dua orang pria dengan wajah yang mirip begitu terasa. Seakan ada magnet yang membuat mereka enggan melepaskan tatapannya. Hingga pandangan Galaksi terputus saat Riksa beranjak berdiri.
"Tuan Galaksi," panggil Riksa sambil menyodorkan tangannya.
Galaksi mengangguk. Dia membalas jabat tangan Riksa lalu kembali menatap Mars dan Venus.
"Halo Princess, apa kabar?" Galaksi mensejajarkan tubuhnya. Dia mencubit pipi Venus yang tersenyum ke arahnya.
"Aku baik, Om," sahutnya sambil menutup botol minum.
Galaksi mengangguk, bergantian dia menatap wajah pria kecil yang terus menatap ke arahnya.
"Mars juga baik," ucap Mars saat menyadari jika Galaksi menunggu jawabannya.
Semua interaksi itu tentu menjadi perhatian Leo. Pria itu sampai melongo dan tak percaya melihat Galaksi sudah begitu akrab dengan anak-anak Sia. Hingga membuatnya bingung harus melakukan apa sekarang. Namun, satu yang Leo syukuri, Sia tak ikut menunggu hari ini. Jadi dia tak bisa melihat dan bertemu Galaksi secara langsung.
"Apakah mereka menjadi model baju Leo?" tanya Galaksi pada Riksa.
"Iya, Tuan. Itu benar," sahut Riksa sambil mengangguk.
"Galaksi, ayo!" ajak Leo tiba-tiba datang dengan wajah setenang mungkin.
Galaksi hanya mendelik tak suka. Lalu dia menatap wajah si kembar dan Riksa bergantian.
"Apakah kembar benar-benar putra putri, Anda?" tanya Galaksi tiba-tiba yang membuat Riksa terpaku.
Kenapa pria di depannya ini bertanya lagi. Bukankah waktu itu dia sudah mengatakan jika Mars dan Venus adalah anaknya. Tapi, tak mau Galaksi semakin curiga, Riksa mengangguk. "Benar, Tuan. Mereka anak-anak saya."
Leo yang mulai tahu arah bicara Galaksi segera menarik tangannya. "Ayo! Jangan makin ngaco lo di sini!"
Akhirnya kali ini Galaksi tak menolak. Dia segera mengikuti langkah kaki Leo setelah berpamitan dengan Riksa yang menatap aneh kepadanya.
Pikiran Galaksi terus tertuju pada si kembar hingga membuatnya tak menyadari jika sudah berada di ruangan Leo.
"Lo kenapa sih? Ngelamunin apa?" tanya Leo yang melihat sahabatnya begitu aneh.
Galaksi menggeleng kemudian dia menggeser tubuhnya hingga dekat dengan Leo. "Gue mau tanya, lo tau ibunya si kembar, 'gak?"
Pertanyaan Galaksi membuat Leo begitu terkejut. Namun, dia buru-buru menormalkan ekspresi wajahnya dan menggeleng.
"Emangnya kenapa sih? Selama ini model gue itu selalu bareng papanya doang," kata Leo menjelaskan.
"Gue ngerasa aneh aja," celetuk Galaksi sambil menyandarkan punggungnya.
"Aneh kenapa?"
"Kalau mereka ayah dan anak. Kenapa wajah mereka gak mirip?" tanya Galaksi dengan pandangan ke atas.
"Ya kali mereka mirip sama ibunya, 'kan?" jawab Leo sekenanya.
"Nah itu!" Galaksi menegakkan tubuhnya hingga pandangan keduanya menatap. "Gue seperti melihat sosok di masa lalu gue ada dalam diri mereka."
Deg.
Jantung Leo berdetak kencang. Dia menatap sahabatnya itu tanpa ragu. Hingga pikirannya begitu penasaran dan tanpa sadar bibirnya menanyakan sesuatu yang sudah pasti dirinya bisa jawab.
"Siapa?" tanya Leo dengan debaran semakin kencang.
"Galexia."
~Bersambung~
Dung tak dung hemm Abang Galak makin penasaran yak? Sini tanya author, author bisikin loh, hahaha.
Mau up lagi gak? kalau mau yuk like lagi, entar author tambahin deh babnya.
Jangan lupa support karya author dengan like, koemn dan vote. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Patrish
emang iya.. emaknya Galaxia.. apeloe...
2023-07-09
2
epifania rendo
memang anakmu galak
2023-05-29
0
Titis Indrayanti
Leo jantungan ketar-ketir 🤣🤣🤣
2022-10-14
0