"Bagus, Nak. Jika kamu sudah yakin untuk menikah. Maukah kamu bersanding dengan putra Mama yaitu Antariksa?"
Galexia terperangah. Dia tak pernah menyangka jika Mama Alya akan menjodohkan dirinya dengan Antariksa. Selama ini, tak pernah terlintas sedikitpun keinginan untuk bersama Riksa. Apalagi menyukainya, itu tak pernah ada dalam pikiran Sia.
Tak tahu harus menjawab apa. Akhirnya Sia memilih diam. Sampai suara dari belakang, membuat dirinya yang masih terkejut tiba-tiba melototkan matanya.
"Sia gak bakal mau, Ma. Dia masih nungguin Papa si kembar pulang."
"Ngomong apa sih!" seru Sia dengan kesal.
Sungguh bisa-bisanya Riksa mengatakan itu pada mamanya. Sia saja yang bukan anaknya, merasa tak enak hati. Apalagi melihat wajah Mama Alya yang berubah, membuatnya semakin diliputi rasa bersalah.
Jujur jika seperti ini, Sia sungguh tak tega. Namun, pernikahan bukanlah sebuah lelucon yang bisa dipermainkan. Sebuah ikatan halal adalah sebuah jalinan sakral yang diridhai Allah. Dan Galexia sendiri, tak mau menikah hanya karena sebuah permintaan.
Bukan karena dia masih cinta pada mantan suami, melainkan pernikahan akan terjadi jika dia bertemu dengan sosok yang mampu membuatnya jatuh cinta. Itulah prinsip Sia untuk sebuah pernikahan. Ditambah, dirinya bukan seorang perawan. Melainkan dia adalah sosok single parents dengan dua orang anak. Jadi jika dia menikah, bukan hanya mencari sosok suami. Melainkan mencari sosok ayah yang baik untuk kedua anaknya.
Perlahan tangan Sia balas menggenggam tangan Mama Alya. Dia memberikan senyuman terbaik dan menghadiahkan kecupan di tangan wanita paruh baya tersebut. "Bukannya Sia menunggu ayah si kembar, tapi jujur Sia belum siap sama sekali, Ma," ucapnya pelan menjelaskan.
"Sia juga udah anggap Riksa sebagai kakak selama ini. Gak ada perasaan lebih untuknya selain perasaan adik kepada kakaknya."
"Tapi kalian bukan saudara kandung 'kan, Nak?"
Sia mengangguk membenarkan. Mereka berdua bukan saudara kandung. Melainkan orang asing yang kenal dalam sekejap hingga terjalin hubungan baik hingga baik Riksa maupun Sia sudah saling menganggap mereka bersaudara.
"Sia sama Riksa memang gak ada ikatan darah, Ma. Tapi rasa sayang Sia gak lebih dari kasih sayang adik pada kakaknya. Sia juga gak mau mempermainkan arti pernikahan. Menikah itu sakral dan Sia ingin suatu hari nanti jika Sia menikah lagi, Sia akan menikah dengan orang yang benar-benar Sia cintai dan mencintai Sia sekaligus si kembar," kata Sja dengan pelan.
Akhirnya setelah menjelaskan dengan penuh kehati-hatian. Mama Alya bisa menerimanya. Senyuman di wajah wanita paruh baya itu kembali keluar dan dengan sayang dia mencium kening Sia.
"Mama doakan semoga kamu selalu bahagia, Nak."
"Aamiin, Ma. Terima kasih karena sudah memberikan kesempatan untuk Sia bisa merasakan kasih sayang seorang mama lagi." Mama Alya tersenyum lalu dia meraih tubuh Sia ke pelukannya.
Sejak dulu Mama Alya benar-benar menyayangi Sia dan kedua anaknya. Dia tak pernah membedakan antara Sia dan Riksa. Mendengar cerita kehidupan Sia, membuat perasaan sebagai sosok ibu keluar dengan sendirinya. Dia ingin memberikan apa yang Sia tak pernah rasakan. Hingga seperti ini lah akhirnya. Dia benar-benar menyayangi Sia seperti putri kandungnya sendiri.
Setelah puas memeluknya. Mama Alya mulai melepaskan pelukannya. Dia menghapus air mata Sia sambil tersenyum. "Apa kamu sudah bertemu ayah si kembar?"
Detak jantung Sia berdetak kencang. Selalu seperti ini setiap membahas Galaksi. Pasti ada bagian dalam dirinya yang masih merasakan luka tersebut.
"Belum, Ma."
"Berarti anak-anak belum tau siapa ayahnya?" Sia mengangguk. Untuk apa berbohong jika kebenarannya memang seperti itu.
"Katakan secepatnya, Nak. Mama takut mereka ternyata tanpa sadar sudah bertemu dengan sosok ayahnya di luar sana."
Sia terkejut. Dia tak pernah memikirkan hal itu dalam otaknya. Selama ini, Sia hanya berpikir bagaimana dia bisa bertahan hidup dan memberikan kehidupan yang layak untuk si kembar. Tanpa memikirkan dimana Galaksi sekarang, bagaimana kabarnya dan kehidupannya.
Namun, mendengar ucapan Mama Alya barusan. Membukakan pintu hatinya, bagaimana jika ternyata kedua anaknya sudah bertemu Galaksi di luar sana tanpa mereka sadari. Hingga membuat mereka seakan dua orang asing yang tak saling mengenal. Padahal sebenarnya darah mereka saling mengalir antara satu dengan yang lainnya.
Terlalu banyak pikirannya. Entah kenapa membuat kepala Sia sakit. Dia memijat dahinya dengan pelan hingga membuat Mama Alya khawatir.
"Jangan dipikirkan sudah. Mama cuma membayangkan saja. Lebih baik kamu istirahat sekarang," ucap Mama Alya sambil beranjak berdiri. "Mama tengok anak-anak dulu. Kalian berdua segera tidur."
Setelah mengatakan itu, Mama Alya segera pergi menuju kamar si kembar. Meninggalkan Sia dan Riksa yang masih duduk nyaman di sofa ruang tamu.
"Udah lupain aja. Mending kita keluar yuk ke depan. Aku juga mau bahas sesuatu sama kamu!" ajak Riksa membuat Sia mengangguk.
Keduanya segera keluar ke depan rumah. Merasakan angin malam New York membuat kepala Sia sedikit lebih tenang. Matanya menatap jajaran rumah-rumah di depan tempat tinggal Riksa hingga dia juga bisa melihat beberapa mobil yang berlalu lalang tanpa mengenal waktu.
"Ada apa?" tanya Sia setelah beberapa menit diam.
Kepalanya sudah tak merasa sakit. Hingga membuatnya yakin untuk membahas hal penting dengan Riksa.
"Ada yang ingin pakai jasa kamu untuk menyanyi di sebuah acara pernikahan."
"Siapa, Rik?"
"Bangsawan New York. Dia juga seorang pengusaha kaya raya," jelas Riksa menatap Sia. "Hal ini bisa menjadi dongkrak kamu di sini, Sia. Memperkenalkan suaramu di negara ini agar kau bisa internasional."
Sia menoleh. Dia balas menatap wajah Riksa dengan lekat. "Mereka tahu aku dari mana?"
"Dari poster panggungmu di sini. Tanpa sengaja mereka melihat iklan tentangmu," ujar Riksa membuat Sia mengangguk.
"Kapan?" tanya Sia pada managernya itu.
"Lusa."
"Baiklah. Aku terima," jawab Sia langsung membuat Riksa mengacungkan dua jempolnya.
Dia benar-benar senang dengan keputusan Sia yang mau mengambil job ini. Menurut Riksa, ini adalah kesempatan bagus dan tak akan datang dua kali. Kesempatan untuk terus berkembang di negara orang hingga membuat Sia semakin terkenal.
"Aku yakin mereka akan terpesona dengan suaramu."
"Haishh. Biasa aja!" ucap Sia sambil memukul lengan Riksa.
"Menurutmu yang pemilik suara mah biasa, tapi untuk pendengar sungguh enak alunan suaramu itu," rayu Riksa membuat Sia tertawa.
Hingga kedua orang itu seakan melupakan waktu yang terus beranjak naik. Baik Riksa maupun Sia menghabiskan waktu sambil berbincang antara satu dengan yang lain.
"Aku juga minta maaf atas nama Mama ya, Sia. Mungkin Mama udah pengen banget punya mantu," kata Riksa tiba-tiba membuat Sia mengangguk.
"Aku mengerti apa yang dirasakan Mama Alya," sahut Sia dengan menatap Riksa. "Mangkanya kamu cepet nikah, gih! Kasihan Mama yang pengen punya cucu sendiri."
"Jangankan mau nikah. Jodohnya aja belum kelihatan. Kamu aja tau, aku gimana," gerutu Riksa membuat Sia tertawa.
"Aku tau. Mangkanya kamu jangan nempel aku mulu dan ngomel soal kerjaan. Lain kali liburan dan jauh dariku untuk mencari cewek," ujar Sia memberikan ide.
"Nempel kamu mah aku dapat duit juga, 'kan? Gimana kalau kita wujudkan permintaan Mama. Kita berdua menikah biar sama-sama kaya?"
Sia tertawa geli. Dia sampai mengeluarkan air mata mendengar perkataan Riksa yang konyol. Tanpa menyadari jika tatapan mata Riksa masih tertuju padanya.
Bagaimana aku bisa mencari, jika hatiku sudah terpaut lama padamu, Sia, batin Riksa menjerit.
~Bersambung~
Kalau gini gimana dong? Sia kurang peka dan Riksa suka nyimpen dalam hati.
Hubungan yang sulit di antara mereka, 'kan?
Sia yang anggap Riksa sebagai kakak, tapi Riksa? malah sebaliknya.
Jangan lupa like dan komennya lagi yah. Terima kasih vote koin dan poinnya sebagai bentuk support karya author.
Tembus 150 like lagi, aku update. Yok gass!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Astri
omg txta kah mmg menyukai sia
2023-04-23
1
Asnaini Abdullah
kasian Riksa... nahan perasaannya... sakit lho thor 😭
2023-03-15
0
Ummi Khai
fix ini mah yang jahara adalah othor yg bikin cerita 😝✌️
Riksa cuma dianggep kakak doang sama Sia. sabar eeaa *pukpukpuk 🤭
semoga Sia terbuka hatinya utk Riksa 😉 #timSia-Riksa
jgn balikin lah ke mantan suami. segitu entengnya dulu nyerein pas hamil pula. restu dari kotak Pandora juga susah kan. kalo tar nyesel setelah tau kebenarannya yaa salah sendiri yekan, kenapa gak dr awal aja cari taunya 🙄😒
2022-12-31
0