Sesampainya di ruang rapat yang di tunjukkan oleh sekertaris Jay, Jack membungkukkan badannya menghadap jejeran dewan direksi dan para petinggi Peterson Grup dari berbagai cabang. Dan Jack berjalan lalu berdiri di belakang kursi presdir yang di duduki oleh ayahnya. Sedangkan sekertaris Jay hanya berdiri tegak di samping pintu keluar-masuk ruangan besar itu.
"Selamat pagi semuanya." Ucap John sembari berdiri dan menundukkan kepalanya dengan hormat ke arah jajaran direksi dan para petinggi yang duduk melingkar di meja bundar kebesaran Peterson Grup. Dan para jajaran direksi lalu petinggi anak cabang Peterson Grup menganggukkan kepalanya sebagai balasan tanda hormat kepada John Peterson.
"Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, hari ini adalah rapat penyerahan resmi jabatan presiden utama Peterson Grup. Selama beberapa tahun ini anak saya atau Jack sudah membuktikan kepada kita semua kelayakannya dalam memimpin Peterson Grup ke arah yang lebih baik. Maka dari itu hari ini saya ingin menyerahkan kursi saya kepada anak saya, yaitu Jack Peterson. Apa di sini ada yang keberatan dengan keputusan ini???" Tanya tuan besar John sambil menatap satu persatu orang-orang yang hadir di dalam ruangan tersebut.
"Baik kalau begitu, karna tidak ada yang bersuara maka dari itu mulai hari ini saya John Peterson memohon ijin untuk mengundurkan diri dari Peterson Grup. Dan untuk kepemimpinan Peterson Grup akan di lanjutkan oleh anak saya Jack Peterson. Setelah hari ini, Jack adalah seorang Presdir dari Peterson Grup dan sudah bukan CEO lagi." Sambung tuan besar John. Dan di sambut anggukan kepala lalu di susul oleh tepukan tangan dari orang-orang yang hadir di dalam ruangan tersebut.
Setelah selesai dengan agenda penyerahan jabatan secara resmi, Jack menandatangani surat yang isi-nya Jack menerima beban dan kewajiban sebagai seorang Presdir dari Peterson Grup.
"Selamat anakku." Ucap tuan besar John sambil memegang bahu kanan Jack. "Kamu benar-benar sudah bekerja keras selama ini untuk membuktikan bahwa pilihan papah tidaklah salah." Sambung tuan besar John.
"Sama-sama pah." Ucap Jack lembut dan tersenyum manis kepada tuan muda John.
"Baiklah kalau begitu, tugas papah akan papah serahkan kepadamu mulai sekarang. Papah sudah tidak akan mengawasi mu dari jauh lagi."
"Ya... Papah tidak perlu khawatir tentang itu. Jack akan selalu mengingat perkataan papah." Jawab Jack lugas.
"Baik... Baik... Sekarang hanya ada satu masalah lagi yang harus papah dan mamah urus." Ucap tuan besar John menggantung.
"Apa itu pah???" Balas Jack penasaran.
"Yaitu memilih siapa yang pantas untuk menjadi istrimu di masa depan." Jawab tuan besar John tegas.
"Ayolah pah.... Jack baru saja berumur 23 tahun, Jack belum mau menikah pah." Rengek Jack.
"Tidak bisa... Kamu harus memberikan ku banyak cucu-cucu yang lucu sebelum kamu berumur 30 tahun nanti."
"Tapi pah..."
"Sudahlah Jack, turuti saja kemauan papah dan mamah mu untuk yang terakhir kalinya. Papah ini sudah cukup tua, dan papah tidak ingin kamu seperti papah dan mamah. Kami baru mempunyai anak setelah umur kami 30 tahun lebih, akhirnya tuhan menghukum papah dan mamah hanya bisa mempunyai satu anak laki-laki yaitu kamu. Papah bersyukur karna yang maha kuasa memberi papah keturunan laki-laki kamu, yang bisa papah jadikan sebagai pewaris kerajaan yang papah bangun setengah mati ini." Ucap tuan besar John panjang lebar, sambil matanya menyapu ruangan rapat yang mewah itu.
"Baik pah, tapi tolong berikan Jack waktu selama dua tahun untuk mencari menantu yang cocok untuk menjadi anak perempuan papah dan mamah di masa depan juga menjadi ibu dari anak-anak Jack kelak." Pinta Jack dengan suara sedikit tegas.
"Ya... Kalau masalah itu papah bisa kabulkan." Jawab tuan besar John sambil menganggukkan kepalanya. "Ya sudah... Kamu nikmati pestanya, papah akan kembali ke mansion dan pulanglah ke mansion sebelum jam makan malam ini. Ada yang ingin papah bicarakan di rumah dengan mu Jack. Mungkin lusa papah akan kembali ke Paris untuk menemani mamah mu menjalankan butik kecilnya." Pinta tuan besar John kepada Jack.
"Baik pah, aku pasti akan kembali ke mansion." Jawab Jack lalu menundukkan kepalanya di hadapan tuan besar John.
Tuan besar John berpamitan dengan seluruh orang yang hadir di rapat besar tersebut. Beberapa petinggi yang umurnya sama dengan John menitikkan air matanya, karna beberapa orang tua di dalam ruangan itu tau betul bagaimana perjuangan jatuh dan bangun John kala mengembangkan perusahaan Peterson Grup agar bisa menjadi seperti sekarang ini.
Jack hanya memperhatikan papah-nya dari kejauhan, memang terlihat sekali bahwa papahnya sudah cukup berumur. Karna kerutan di wajah John tidak bisa membohongi tentang berapa usia tuan besar John. Sesekali John terbatuk-batuk namun John berusaha keras untuk tetap tersenyum lebar, karna John tidak ingin membuat mantan bawahannya khawatir kepadanya.
"Jay..." Panggil Jack.
"Iya tuan muda." Jawab sekertaris Jay cepat.
"Di dalam perjalanan pulang menuju mansion nanti, tolong hubungi dokter spesialis yang menangani masalah kesehatan papah ku." Perintah Jack.
"Baik tuan muda."
"Aku ingin tahu, bagaimana kabar kesehatan papah ku belakangan ini. Jika para dokter yang kita pekerjakan tidak becus ngurus kesehatan papah ku, pecat mereka semua. Kalau perlu hancurkan karir mereka dan penggal kepala mereka semua jika memungkinkan." Sambung Jack sambil menatap lekat tuan besar John dari kejauhan.
"Baik tuan muda." Jawab sekertaris Jay ngeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments