Malam semakin larut, namun tidak menyurutkan rasa ketidakpercayaan di dalam diri nyonya besar Elizabeth Michel. Istri dari seorang lelaki yang masih terbaring tak berdaya dan dalam keadaan koma. Juga ibu kandung dari seorang Jack Peterson, Jack sudah berbuat berbagai macam cara agar bisa menenangkan hati dan pikiran sang ibu yang masih syok setelah berjam-jam terdiam dan menatap ke arah tuan besar John yang masih koma.
Setelah hampir dua jam Eliz memandangi sang suami dan tak berkata apa-apa. Eliz benar-benar syok berat, dengan apa yang menimpa suaminya. Akhirnya jam 01.00 tengah malam, Elizabeth mulai tenang dan menerima kenyataan yang sedang terjadi di depan matanya sendiri.
"Jack..." Panggil nyonya besar Elizabeth kepada anaknya yang tidak melepaskan pelukannya sedari dia hampir terjatuh ke lantai.
"Ya mah." Jawab Jack lembut sembari menatap lekat mata sang ibu.
"Pulanglah nak, ini sudah sangat larut. Biar mamah yang menjaga papah di sini." Pinta nyonya besar Elizabeth.
"Nggak mah, Jack mau di samping mamah. Kita jaga papah sama-sama ya mah." Jawab Jack lirih.
"Apa kamu tidak lelah sayang???" Tanya nyonya besar Elizabeth.
"Nggak kok mah, Jack gak lelah ataupun capek. Tolong mah biarkan Jack menemani mamah menjaga papah di sini mah." Pinta Jack merayu sang ibu.
"Baiklah kalau itu mau mu." Jawab nyonya besar Elizabeth lembut. "Dan Jay, tolong bawakan kami baju ganti dari mansion. Lalu pak Albert kembalilah ke mansion katakan pada pak Ivan untuk menyiapkan kebutuhan suami saya selama di rawat di sini." Perintah nyonya besar Elizabeth lembut dengan matanya yang masih sembab.
"Baik nyonya besar." Jawab sekertaris Jay dan pak Albert bersamaan, lalu mereka menundukkan kepalanya hormat kepada Jack dan nyonya besar Elizabeth.
Setelah penghormatan sekertaris Jay dan pak Albert di jawab anggukan kepala oleh nyonya besar Elizabeth, mereka berdua pun pergi meninggalkan ruangan tempat tuan besar John di rawat. Sekertaris Jay dan pak Albert berpisah ketika sudah berada di parkiran mobil. Mereka berdua beriringan mengendarai mobil menuju mansion.
Sesampainya di mansion sekertaris Jay di sambut oleh pak Ivan, dan sekertaris Jay juga meminta tolong kepada pak Ivan agar menyiapkan baju ganti untuk nyonya besar Elizabeth. Sedangkan sekertaris Jay langsung berjalan menuju kamar Jack untuk menyiapkan baju ganti dan membawa baju kerja juga serta peralatan mandi di dalam sebuah koper kecil. Sekertaris Jay sengaja membawa baju kerja untuk Jack hanya untuk berjaga-jaga, jika Jack ingin pergi ke kantor esok pagi. Sekertaris Jay membawakan Jack dua pasang baju ganti beserta celana dalam Jack, lalu sendal rumah, satu pasang baju kerja Jack, sepasang sepatu kerja beserta kaos kaki barunya dan yang terakhir semua peralatan mandi Jack.
Sekertaris Jay memang pandai membaca situasi yang terjadi di dalam keluarga Peterson. Apalagi dengan hal-hal yang menyangkut tentang Jack Peterson, sekertaris Jay selalu memikirkan rencana cadangan. Dan menyiapkan kebutuhan Jack walaupun Jack tidak meminta karna sekertaris Jay sangat berhati-hati dan berjaga-jaga dalam mengurus semua urusan kerja maupun pribadi Jack. Setelah sekertaris Jay merasa semuanya telah siap, dia bergegas keluar dari kamar Jay dan pergi menuju kamar tamu agar bisa membersihkan badannya serta berganti pakaian biasa.
Tak lupa juga pak Albert menyampaikan pesan kepada pak Ivan untuk menyiapkan kebutuhan tuan besar John selama di rawat di rumah sakit daerah milik Jack Peterson. Saat sekertaris Jay keluar dari kamar tidur Jack dengan membawa koper kecil yang berisi kebutuhan Jack. Sekertaris Jay melihat pak Ivan yang sedang fokus menyiapkan kebutuhan tuan besar John di dalam kamar utama di mansion milik keluarga Peterson.
Tok... Tok... Tok...
Sekertaris Jay mengetuk pintu kamar utama yang sedikit terbuka. Lalu pak Ivan menengok ke arah sekertaris Jay yang sedang berdiri tegak di depan pintu masuk kamar utama.
"Ada apa sekertaris Jay???" Tanya pak Ivan dan tangannya berhenti seketika.
"Saya ingin membersihkan badan dulu pak Ivan, dan berganti pakaian. Lalu menyiapkan kebutuhan saya sendiri di kamar tamu, jika semuanya sudah selesai taruh saja di ruang tamu." Perintah sekertaris Jay.
" Baik sekertaris Jay." Jawab pak Ivan lalu langsung melanjutkan kegiatannya.
Setelah 30 menit, semuanya akhirnya siap. Sekertaris Jay langsung memasukkan 4 koper kecil ke dalam bagasi mobil yang di pakai-nya. Lalu langsung tancap gas menuju rumah sakit tempat tuan besarnya di rawat.
Di rumah sakit...
Jack masih belum melepaskan pelukannya dari tubuh ibu-nya, karna Jack melihat sang ibu masih berfikir yang aneh-aneh. Jack takut terjadi sesuatu kepada ibu-nya jika ia melepaskan pelukannya dari tubuh ibu-nya.
Jack berusaha mencairkan suasana hati dan pikiran sang ibu dengan mengajaknya berbincang-bincang ringan. Berharap sang ibu bisa sedikit ceria dan kuat dalam menghadapi musibah yang menimpa keluarga Peterson. Akhirnya Jack memberanikan dirinya untuk menyampaikan kepada ibu-nya permintaan terakhir dari tuan besar John kemarin malam sebelum jatuh koma.
"Mahhh..." Panggil Jack lembut.
"Ada apa sayang ku???" Jawab nyonya besar Elizabeth sambil menengok-kan kepalanya menatap anaknya.
"Papah menyampaikan permintaan terakhir papah kemarin malam mah sama Jack." Jawab Jack.
"Benarkah!!! Apa itu sayang???" Tanya nyonya besar Elizabeth penasaran.
"Papah meminta Jack untuk segera menikah paling lambat bulan depan Jack sudah harus menikah mah. Tapi Jack belum menemukan wanita yang benar-benar mencintai Jack apa adanya mah." Ucap Jack menjelaskan, lalu nyonya besar hanya menghela nafasnya dan sedikit tersenyum.
"Tenang saja sayangku... Semua pasti ada solusi dan jalan keluarnya. Yang penting sekarang kita harus menguatkan papah mu terlebih dahulu dan mendoakan papah agar papah cepat bangun dari komanya." Jawab nyonya besar Elizabeth tenang dan sambil sedikit tersenyum.
"Baik mah." Ucap Jack sambil kembali meletakkan kepalanya di bahu sang ibu, dan memeluknya dengan erat.
Tak lama kemudian setelah Jack dan nyonya besar Elizabeth selesai berbincang dengan tenang. Mereka mendengar suara ketukan pintu, lalu muncullah sekertaris Jay dengan menggunakan setelan biasa dan mendorong 4 koper kecil di tangannya. Dua koper di bawah dan dua yang lainnya di letakkan di atas koper yang di bawah, agar sekertaris Jay mudah membawa 4 koper kecil itu sekaligus.
"Maaf tuan muda, nyonya besar... Ini yang nyonya besar minta." Ucap sekertaris Jay sambil menundukkan kepalanya hormat.
"Letakkan saja di situ Jay, mari kita keluar untuk mencari makanan terlebih dahulu." Ajak Jack.
"Apa tuan muda tidak ingin membersihkan badan tuan muda terlebih dahulu???" Tanya sekertaris Jay dengan hati-hati.
"Baiklah aku akan mandi dulu, siapkan air untukku mandi dan juga air hangatnya." Perintah Jack.
"Baik tuan muda." Jawab sekertaris Jay.
Lalu sekertaris Jay langsung membongkar koper kecil yang berisi keperluan Jack dan menyiapkan semua kebutuhan Jack. Baju ganti, sendal rumah, dan air hangat untuk Jack. Setelah Jack melihat semuanya telah siap, ia langsung melepaskan pakaiannya dan menuju kamar mandi yang berada tepat di samping ruang ganti baju.
Selagi Jack masih membersihkan badannya, sekertaris Jay membuka ponselnya dan melihat email yang masuk dari perusahaan. Sekertaris Jay memang tidak pernah lupa untuk selalu bekerja di manapun dan kapanpun itu. Sekertaris Jay memeriksa satu persatu email yang masuk di dalam ponselnya sambil duduk di kursi kecil yang berada di samping pintu masuk ruangan private tuan besar John di rawat.
15 menit kemudian Jack sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Sekertaris Jay lali mematikan ponselnya dan bertanya kepada nyonya besar Elizabeth, makanan apa yang di inginkannya untuk makan malam yang sangat terlambat ini.
"Maaf nyonya besar, nyonya besar ingin makan apa untuk makan malam hari ini???" Tanya sekertaris Jay lembut.
"Belikan apa saja Jay!!! Yang penting bisa menghangatkan perut saya, karna perut saya mulai tidak nyaman." Jawab nyonya besar Elizabeth dengan lembut.
"Apa perlu saya panggilkan dokter untuk memeriksa kondisi nyonya besar???" Tanya sekertaris Jay dengan nada sedikit khawatir.
"Tidak usah sekertaris Jay, mungkin hanya asam lambung saya saja yang sedikit naik. Jika nanti saya makan pasti akan sembuh sendiri dan tidak akan terjadi apa-apa." Ucap nyonya besar Elizabeth lirih.
"Baik nyonya besar." Jawab sekertaris Jay.
Jack sudah selesai dan siap untuk pergi mencari makan malam untuk sang ibu, dirinya dan juga sekertaris andalannya.
"Saya sudah siap Jay, ayo kita pergi." Ajak Jack. "Mahhh... Jack tinggal dulu sebentar ya buat cari makanan untuk mamah. Mamah pergilah mandi dengan air hangat dulu sambil menunggu Jack kembali, jika terjadi sesuatu telpon saja langsung Jack ya mah." Pinta Jack sambil berlutut di depan sang ibu yang masih duduk di sofa yang berada tepat di sebrang kasur pesakitan tuan besar John.
"Baik sayang ku, hati-hati di jalan. Mamah akan mandi dan berganti pakaian sekarang." Jawab nyonya besar sambil membelai lembut wajah anaknya.
Jack berdiri dan keluar dari ruangan tuan besar John di rawat, dan di susul oleh sekertaris Jay. Sekertaris Jay menyetir mobil menuju restoran 24 jam yang berada di sekitar rumah sakit. Sekertaris Jay sengaja mencari restoran yang dekat dengan rumah sakit agar jika terjadi sesuatu waktu mereka tidak habis di jalan dan bisa cepat kembali.
Setelah semua pesanan siap, sekertaris Jay langsung membayar bill di kasir restoran. Jack dan sekertaris Jay langsung bergegas kembali ke rumah sakit, setelah sampai Jack, sekertaris Jay dan nyonya besar Elizabeth makan bersama-sama.
Selesai makan bersama, sekertaris Jay membuka kursi lipat menjadi kasur agar Jack bisa beristirahat dengan baik dan tenang bersama nyonya besar-nya. Namun Elizabeth menolak untuk tidur dan kembali duduk di kursi yang berada di samping kasur pesakitan sang suami. Akhirnya Jack mengajak sekertaris Jay untuk beristirahat bersama di atas kasur itu, lalu tak lupa berpamitan dengan lembut kepada sang ibu. Dan meminta nyonya besar Elizabeth membangunkannya jika terjadi sesuatu.
Sekertaris Jay dan Jack berbaring berdampingan di atas kasur lipat yang di siapkan oleh sekertaris Jay. Tak sampai satu jam, kedua lelaki itu masuk ke dalam alam mimpi dan beristirahat dengan tenang. Karna bukan hanya tubuh mereka saja yang lelah, namun juga pikiran mereka berdua ikut merasakan lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Lukys Mega Sahiniyach
Jd sedih
2020-06-14
3
Mellany90 Rangkas85
Jack end Jay seharus x😅
2020-04-18
1
Rosita Sopyan
mantap
2020-04-14
3