Sepulangnya Elvan dari kerjaan, Vicky langsung menyuruhnya duduk di ruang tamu. "Ada apa pa?" Tanyanya.
"Ada masalah apa kamu dikampus sampai papa di suruh datang kesana" Jawabnya melihat Elvan.
"Aaiiisss" Geramnya. "Papa tidak usah datang".
"Kalau papa tidak datang, mereka akan mengeluarkan mu dari kampus".
"Lebih baik Elvan di keluarkan dari sana pa".
"Lalu bagaimana dengan Tania Elvan, apa kamu mau meninggalkan dia disana?" Ujar Amira.
Seketika Elvan mengingat kejadian yang menimpa Tania, kemudian ia menghela nafas berat. "Terserah papa saja kalau papa mau datang, Elvan lelah" Ucapnya bangkit berdiri.
"Anak itu yah, bukannya menjawab pertanyaan orang tua dia malah memilih kabur begitu saja" Geleng Vicky.
"Sudah pa, mungkin Elvan lelah, kalau pun Elvan memiliki masalah, mama yakin bukan Elvan yang memulainya duluan".
"Papa juga yakin itu ma".
Begitu Elvan memasuki kamarnya, ia tidak melihat keberadaan Tania disana, "Dimana dia?" Gumamnya. Kemudian Elvan membuka bajunya lalu ia berjalan kearah balkon dimana Tania yang sedang duduk sendiri sambil termenung disana. "Ternyata kamu disini" Setelah itu Elvan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Tania yang berada di atas balkon, "Ini sudah jam 10 malam, tapi kenapa Elvan belum pulang juga" Gumam Tania melihat jam tangannya. "Hhhmmsss" Dengusnya memasuki kamar.
Ceklek!!
"Astaga" Kagetnya melihat Elvan yang baru keluar dari dalam kamar mandi.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Ti-tidak" Gelengnya dengan pipi merona saat Elvan hanya menggunakan handuk saja yang melilit diatas pinggang ya.
Tampa merasa terganggu, dengan santainya Elvan berjalan kearah ruang pakaiannya.
"Haahhhh" Senyumnya mengelus dadanya, seketika Tania melupakan kejadian yang kemarin menimpanya. "Apa dia sudah makan malam?".
Tidak beberapa lama, Elvan telah keluar dari dalam sana, "Sedang apa kamu?".
"Mmmm.. Itu, apa kamu sudah makan malam?".
"Belum" Jawabnya.
"Kamu mau makan disini atau dibawah? kalau kamu mau makan disini aku akan membawanya kemari".
"Tidak usah, aku makan dibawah saja" Perginya.
"Tunggu" Tahan Tania.
"Ada apa?".
"A-aku juga belum makan malam hheemm😊" Senyumnya.
"Ini sudah jam berapa, kenapa kamu belum makan?".
"Tadi aku menunggu mu" Tunduknya melihat wajah garangnya Elvan.
"Lain kali jangan di ulangi, kamu mengerti?".
"Mmmmm" Angguknya.
Kemudian Elvan melangkah keluar kembali, namun Tania tidak mengikutinya, "Apa kamu tidak ikut?" Tanyanya melihat Tania yang masih berdiri disana.
"Iya aku ikut hehehe" Tawanya.
Melihat Tania yang tertawa kecil, Elvan ikut tersenyum senang tetapi Tania tidak melihatnya, ia hanya melihat wajah datarnya Elvan.
Dimeja makan, beberapa pelayan menyediakan makan malam untuk mereka berdua, lalu Tania sedikit melirik Elvan yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Kenapa? sedari tadi kamu melirik ku terus?" Tanyanya melihat Tania.
"Aahhh.. Tidak, aku tidak melihat mu" Jawabnya menggeleng.
Begitu makanan mereka telah tersedia diatas meja, Elvan dan Tania pun segera melahapnya tampa ada yang membuka suara.
Saat Tania sedang asik menikmati makam malamnya tiba-tiba saja ia, "Uhuk.. Uhuk.." Batuknya.
"Inih" Dengan sigap Elvan langsung memberikan air putihnya.
"Terima kasih" Minumnya. "Aahhh.. Maafkan aku" Ucapnya merasa bersalah.
"Mmmmmm".
Selesai mereka menikmati makan malam, Elvan dan Tania kembali masuk kedalam kamar. Namun sebelum tidur Elvan menyempatkan diri untuk mengerjakan tugas kuliahnya sedangkan Tania sedang menonton tv.
"Hhooaammm" Uap Tania. "Hhhooaaammm" Uapnya lagi.
"Tidurlah kalau kamu mengantuk" Ujar Elvan menyuruhnya untuk istirahat duluan.
"Kamu?".
"Pekerjaan ku sangat banyak" Jawabnya tampa melihat Tania.
"Baiklah" Angguknya menaiki tempat tidur mereka. Tidak menunggu beberapa lama kemudian, Tania telah terlelap dibawah alam sadar.
Melihat Tania yang sudah terlelap, Elvan masih melanjutkan pekerjaannya hingga beberapa menit kemudian ia sudah mulai merasa ngantuk, "Ternyata sudah jam 12 malam" Elvan pun segera beranjak dari meja belajarnya dan juga meja kerjanya, lalu ia menghampiri Tania keatas tempat tidur mereka.
"Selamat tidur Tania" Ciumnya di kening Tania. Elvan pun langsung terlelap disampingnya.
.
Pagi harinya Elvan dan Tania telah berada di kampus, namun saat Tania berjalan di lorong, ia sempat mendengarkan bisik-bisikkan para mahasiswa, "Permisi, kalian lagi membicarakan siapa sih?" Tanyanya penasaran.
"Kamu enggak tau ya kalau semalam Elvan memukuli Deska sampai babak belur".
"Apa? Elvan memukuli Deska?".
"Iya, mulai hari ini kita tidak menyukai Elvan lagi, dan kita semua sudah berencana untuk mempermalukan dia".
"Kenapa kalian ingin mempermalukan dia? emang Elvan salah apa?".
"Hahahaha.. Gini nih kalau sudah dimabuk cinta, monster saja masih tetap di puja-puja" Geleng mereka melihat Tania. "Ayok".
"Apa yang terjadi?" Batinnya masih belum mengerti. Kemudian Tania melanjutkan langkahnya kembali, namum Tania langsung menghentikan langkahnya saat ia melihat Deska dan juga temannya berjalan di ujung lorong.
"Suara itu, suara itu" Gumam Tania keringat dingin. "Tidak, aku tidak sedang mendengar suara itu hiks.." Tangisnya menutup kedua telinga.
Elvan pun yang melihat Tania, ia segera menghampirinya dan membuka jaketnya, "Sedang apa kamu disini?" Tanyanya menutup kepala Tania.
"Elvan hiks.. hiks.." Tangisnya dipelukan Elvan. "Aku takut, aku sangat takut Elvan".
Lalu Elvan melihat kearah Deska yang sedang berjalan kearah mereka. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja" Ucapnya mengelus punggung Tania.
"Aku takut Elvan hiks.. hiks.." Semakin tangisnya ketika suara itu semakin mendekat di pendengarannya.
"Tidak apa-apa, aku ada disini Nia" Ucapnya lagi menahan emosi.
Sedangkan Deska yang mengenali punggung Elvan, ia langsung tertawa melihat wajahnya Elvan. "Ada drama apa ini? apa kamu sedang syuting film?" Tanyanya melihat punggung Tania juga. "Tunggu.. Sepertinya aku mengenali wanita ini, tapi siapa yah?".
"Kalau kamu masih disini, makan aku akan..
"Akan apa hahhhh?" Tantangnya memotong perkataan Elvan.
"Aaiiss" Geramnya melihat Deska yang sedang mengejek ya. Tampa berpikir panjang lagi, Elvan kembali menyerang Deska dan mendaratkan satu pukulan lagi diwajahnya.
BBBUUNNGGGHHH..
"Aarrrkkhhh" Teriak Tania menghentikannya. "Sudah Elvan, aku mohon hentikan" Tangisnya memeluk tubuh Elvan dari belakang.
Lagi-lagi mahasiswa lainnya melihat Elvan menyerah Deska.
Tetapi Elvan yang sudah di sulut emosi, tidak memperdulikan Tania, ia malah melepaskan tangannya dan memukul wajah Deska kembali.
BBBUUNNGGHHH.. BBBUUNNGGGHHH..
BBBUUNNGGHHH.. BBBUUNNGGGHHH..
Hingga sang rektor dan juga orang tuanya Deska melihat kejadian tersebut, "Stop" Teriak sang rektor sangat marah dan juga merasa sangat malu.
"Astaga" Kaget para mahasiswa langsung mundur. "Mampus, sampai rektor yang turun tangan" Bisik mereka.
Lalu Elvan melihat kearah mereka, dan Deska sampai di bantu berdiri oleh ketiga sahabatnya.
PPPLLAAKK.. PPPLLAAKK..
Dua tamparan mendarat diwajah tampannya Elvan, "Elvan" Kaget Tania.
"Dasar anak enggak tau diri" Makin ya. "Mana orang tua mu?".
"Saya disini" Jawab Vicky sangat marah melihat sang rektor tersebut.
"Wah..." Kagum para mahasiswa itu melihat orang tuannya Elvan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Endang Setiyowati
lanjutttt kak
2021-08-31
1
Endang Setiyowati
lanjut kakkk,bikin penasaran aj.pling lama kelamaan Elvan suka am tania
2021-08-30
1