Bab 3

Begitu Tania keluar dari dalam kelas ya, ia masih menyempatkan diri untuk melirik Elvan yang sedang belajar di dalam kelas ya tampa memperdulikan kejadian yang baru saja menimpa dirinya. "Astaga.. Elvan tampan sekali" Gumam Tania terhanyut.

"Tania".

"Eekkhhh" Kaget Tania meloncat. "Ya ampun Hanzel, kamu buat aku kaget saja" Gerutu Tania melihat Hanzel.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini? kamu" enggak masuk kelas?" Tanya ya.

"Hhhmmm.. Aku dikeluarin sama buk dosen paling killer dikampus ini".

"Hahahah" Tawa Hanzel melihat Tania.

"Ikkhh.. Kamu kok malah ketawain aku sih?".

"Abisnya kamu lucu sih Nia, udah tau killer tapi kamu masih saja bertingkah dengan ya".

"Kamu kok tau Zel?".

"Taulah, siapa sih orang yang enggak bisa nebak kamu?".

"Hhmmm.. Mulai deh ramal enggak jelas".

"Lalu kamu ngapain disini ngintip-ngintip gitu?".

"Hahahah.. Siapa yang ngintip sih? aku cuman lewat doang kok".

"Tidak usah bohong Nia, kamu pasti sedang memperhatikan seseorang di ruangan itu kan?".

"Ya ampun Hanzel, untuk apa aku harus membohongi mu sih? enggak guna tau. Lalu bagaimana dengan mu? kenapa kamu juga bisa berada disini? jangan-jangan.. Hahahhaha" Tawa Tania dengan lantang hingga membuat pelajar yang disamping terganggu oleh suara tawa Tania yang sedang menertawai Hanzel. "Hahahaha.. Bilang saja kamu juga dikeluarin dari kelas, iyakan? ayok ngaku".

BBBRRAAKKK..

"Kalian berdua kemari".

Deng..

"OMG" Dengan mata melotot Tania langsung melihat kearah sumber suara. "Tamat lagi riwayat kamu Nia" Gumam Tania melihat dosen tersebut.

"Apa kalian berdua tidak mendengar ya?" Bentaknya kepada Tania dan Hanzel.

"Hanzel" Panggil Tania.

"Ada apa Nia".

"Sebaiknya kita kabur".

"Apa kamu yakin?".

"Mmmmm.. Lebih baik nilai ku hancur dari pada memasuki ruangan itu".

"Aku juga Nia".

"Ayok, aku hitung sampai tiga, satu, dua lari..." Teriak Tania langsung pergi dari sana bersama dengan Hanzel.

Sang dosen pun yang melihat Tania dan Hanzel berlari dibuat menggeleng dengan kelakuan mahasiswa jaman sekarang, "Banyak ya mahasiswa sekarang ini tidak punya sopan santu lagi" Ucapnya memasuki kelas Elvan kembali. "Silahkan semua kembali fokus".

"Iya pak" Jawab mereka.

Kini Tania dan Hanzel telah berada di taman belakang kampus dengan nafas tersengal-sengal, "Aakkhh.. Aku lelah sekali" Sesak Tania.

"Sama aku juga Nia, aku tidak sanggup lagi".

"Hahahaha.. Sepertinya kamu jarang olahraga Zel" Tawa Tania masih menertawai Hanzel.

"Ini semua gara-gara tawa kamu Nia".

"Kok gara-gara aku sih?" Tak terima Tania.

"Ya iyalah.. Seandainya kamu tidak tertawa lantang, dosen itu tadi tidak akan memarahi kita berdua".

"Iyalah" Senyum Tania. Kemudian ia menghirup udara segar disana. "Hhhmmm.. Hari yang sangat indah" Senang Tania menutup kedua matanya.

"Hari indah dari mana yah" Gerutu Hanzel mendudukan diri diatas kursi kosong yang ada disana. "Duduklah, apa kamu tidak lelah".

"Mmmmm" Angguk Tania menghampiri Hanzel. "Lalu teman-teman kamu dimana?".

"Deska dan Binar ada dikelas".

"Lalu bagaimana dengan mu?" Senyum Tania kembali dengan pikiran kotornya.

"Aku tidak seburuk yang kamu pikirkan Nia, kamu pikir aku bodoh seperti kamu, hehhehe" Tawanya melihat Tania.

PPLLAAAKKK..

Secara spontan Tania memukul lengan Hanzel sedikit kuat, "Aw.aw.aw kamu jahat banget sih Nia".

"Bodoh amat" Cuek ya menatap lurus.

"Hahahhaha" Tawa Hanzel kembali melihat wajah kesal Tania. "Lagian kamu benar-benar bodoh Nia, makanya kamu belajar biar kamu enggak dibilang bodoh".

"Iya iya Hanzel, apalah daya ku jadi wanita bodoh ini. Tapi aku tidak perduli, yang penting aku cantik dan kalian semua tergila-gila dengan ku" Ujar Tania menjulurkan lidahnya.

"Makannya Deska tergila-gila dengan mu, karna kamu cantik dan bukan karna kamu pintar".

"Tapi maaf, hati ini sudah ada yang punya".

"Siapa?".

"Kepo.. Udah aakkhh aku pergi dulu, dah Hanzel" Perginya meninggalkan Hanzel sendiri.

"Nia" Panggil ya. "Nia" Panggilnya lagi. Namun Tania telah pergi menjauh dari hadapannya.

.

Sekarang Tania sedang duduk manis dikantin kampus dengan minuman segar yang ada diatas mejanya sambil melihat layar ponsel. "Apa yang sedang Elvan lakukan yah?" Gumam Tania melihat beberapa mahasiswa telah keluar dari kelas mereka masing-masing. "Hhooaammm.. Aku ngantuk lagi" Uapnya. "Aakkhh.. Ada baiknya ya aku mencari tempat tidur" Bangkit Tania dari atas kursinya menuju rooftop kampus.

Ceklek..

"Wah.. Angin ya kencang sekali" Senyum Tania merentangkan kedua tangan ya. "Semoga saja tidak ada yang datang kemari, aku sangat ngantuk hhooaammm" Uap Tania kembali menuju sofa panjang yang ada disana. Namun saat Tania ingin membaringkan tubuhnya, tiba-tiba saja ia melihat sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra dibalik tembak. "Enak sekali memiliki kekasih bisa berciuman semesra itu, hahahaha pikiran ku sudah mulai kotor lagi" Tawa Tania membaringkan langsung tubuhnya. "Aakkhh.. Ternyata dunia ini sangat nikmat sekali" Tidak beberapa lama kemudian Tania benar-benar terlelap disana tampa mendengarkan ponsel ya selalu berdering.

Dibalik tembok tersebut, sepasang kekasih yang sempat tania lihat sedang memeluk wanitanya dengan hangat yang tak lain adalah Elvan Sandoro dan juga Fayola.

"Elvan" Panggil Fayola cukup manja.

"Mmmmm" Gumam Elvan mencium kepala Fayola.

"Kamu tidak apa-apakan kalau hubungan kita ini di tutup-tutupi?".

"Terserah kamu saja, aku tidak akan memaksakan mu".

Dengan senyum manis Fayola menyandarkan kepalanya di dada bidang Elvan, "Terima kasih banyak El, terima kasih telah mengerti aku".

"Mmmm.. Kamu adalah satu-satu ya wanita tercantik di dunia buat aku".

"Aakkhh kamu bisa ajah" Senang Yola memukul dada Elvan.

"Aku mengatakan yang sebenarnya" Ucap Elvan memperbaiki anak rambut Fayola.

"Udah aakkhh.. Dekat kamu terus buat aku jadi lupa diri".

"Bukan kah kita selalu dekat?".

"Iya yah.. Kok aku bisa lupa ya kalau kita satu kelas hehehhe".

"Hheemmmm" Senyum Elvan. "Keluarlah duluan".

"Mmmmm" Angguk Yola. "Aku duluan ya".

"Iya".

Begitu Fayola keluar dari sana, ia pun segera turun dari atas rooftop menghampiri sahabatnya yang tak lain adalah Hasna yang juga mengetahui hubungan ya dengan Elvan. "Kamu kok lama banget sih Fa? aku sendirian tau" Ujar Hasna.

"Maaf Hasna, ayok aku akan traktir kamu".

"Benarkah?" Tanya Hasna dengan mata berbinar-binar.

"Mmmmm.. Karna aku tau kamu itu suka yang gratis-gratis".

"Hehehehe kamu tau ajah Fa" Tawa Hasna.

Setelah itu Elvan pun segera keluar dari sana, namun tiba-tiba saja arah pandangan matanya tertuju kepada seorang wanita yang sedang tertidur diatas sofa dekat tembok, "Apa yang dia lakukan disana?" Batin Elvan mendekati Tania. "Ternyata anak ini" Kemudian ia pergi meninggalkan Tania yang masih tertidur. Saat ingin keluar Elvan melihat beberapa preman kampus memasuki rooftop.

"Hhhmmm.. Bukankah dia Elvan" Seringai mereka melihat Elvan.

"Wah.. Sepertinya dia sedang bersama seorang wanita. Coba lihat siapa wanita itu?" Dorong ya disalah satu mereka.

"Baiklah, aku akan melihat siapa wanita itu" Ujarnya mendekati Elvan dan Tania.

"Haahhh.. Ini bukan ya Tania yah?" Tawa ya melihat Elvan. "Hahahaha.. Tania gays" Teriaknya memberitahu yang lainnya.

"Hahahahah" Mereka pun ikut tertawa mendengar nama Tania.

Episodes
Episodes

Updated 105 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!